commit to user
30
mengembangkan kurikulum. KBK merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan produktif.
e. Efektivitas Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis
Kompetensi KBK
Kurikulum tidak hanya merupakan grand desain dalam bentuk konsep saja akan tetapi kurikulum harus di implementasikan oleh pendidik, peserta didik dan
tenaga pendidik lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan dan disusun sebagai sebuah kebijakan dalam
bidang pendidikan harus memperhatikan efektivitas keberjalanan kurikulum tersebut dalam pelaksanaanya. Mengenai Efektivitas Suryokusumo 2007
menyatakan : Efektivitas
diarahkan pada aspek kebijakan, artinya program-program pembangunan yang akan dan sedang dijalankan ditunjukkan untuk memperbaiki kualitas
kehidupan rakyat yang benar-benar memang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas global rakyat yang akan berdampak pada meningkatnya
investasi publik dalam bidang sosial ekonomi. Konsep mengenai efektivitas tidak bisa lepas dari teori sistem dimana dua kesimpulan pokok dari teori
sistem, yang pertama adalah bahwa kriteria efektivitas harus menggambarkan seluruh siklus input-proses-output, sedangkan yang kedua adalah bahwa
kriteria efektivitas harus menggambarkan hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungan yang lebih besar. Efektivitas adalah tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk terget, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi. hlm. 14-18
Menurut Osborne 2003 Terminologi lain mengenai efektivitas adalah Ukuran bagaimana suatu kualitas suatu output itu dihasilkan melalui berbagai
Suryokusumo, 2007:18. Efektivitas merupakan kesesuain atara tugas dan sasaran. Mengenai
efektivitas Mulyasa berpendapat, Efektivitas adalah Kesesuaian antara
orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas berkaitan dengan
terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya
commit to user
31
Freeling policy manage to shop around for the most effective and eficient service providers helps them squeese more bangs out of every buck. It allows
them to use competition berween service providers. It preserves maximum flexibility to respond to shanging circumstances. And it helps insist on
accountability for quality performance, contractors knows the can be go if
. Menghadapi berbagai persoalan di sektor publik yang semakin kompleks yang menuntut
penyelesaian yang lebih efektif dan efisien, pola kerjasama dapat diterapkan, sehingga pelayanan yang birokratis tidak sesuai lagi. Ferry Anggoro
Suryokusumo, 2007:18
Lipham dan Hoeh 1987 meninjau e Suatu kegiatan
dari faktor pencapaian tujuan yang memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan pribadi. Suatu organisasi dan lembaga dikatakan efektif
jika tujuan bersama dapat tercapai, dan belum bisa dikatakan dikatakan efektif 2005:90. Untuk
menilai efektivitas harapan-harapan harus dicapai melalui peranan yang dimainkanya.
Jadi sesuatu bisa dikatakan efektivitas jika tercapainya tujuan dari organisasi publik, tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan
salah satu ukuran efektivitas. Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk terget, sasaran jangka panjang maupun misi sebuah
lembaga ataupun organisasi. Kurikulum tidak hanya merupakan grand desain dalam bentuk konsep saja akan tetapi kurikulum harus di implementasikan oleh
pendidik, peserta didik dan tenaga pendidik lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan dan
disusun sebagai sebuah kebijakan publik dalam bidang pendidikan harus memperhatikan efektivitas keberjalanan kurikulum tersebut dalam pelaksanaanya.
Dalam menjalankan kurikulum agar efektif Drajat, 1996 menyatakan: Prinsip Efektivit
Dalam proses pendidikan tersebut efektivitas dapat dilihat dari dua sisi, yakni : Efektivitas mengajar pendidik berkaitan dengan sajuhmana kegiatan
belajar mengajar telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran
yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Idi, 2006:181
commit to user
32
Jadi efektivitas belajar mengajar erat kaitanya antara pendidik dan peserta didik apabila ada salah satunya mengalami permasalahan maka akan membuat
terhambatnya tujuan pendidikan sehingga efektivitas proses belajar mengajar tidak tercapai. Faktor pendidik dan anak didik, serta perangkat-perangkat lainnya
yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal efektivitas proses pendidikan atau pengembangan kurikulum. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-
UPI 2007 menyatakan : Kurikulum mencakup desain atau rancangan dan kegiatan implementasinya.
Bagaimanapun bagusnya desain kurikulumm, tetapi apabila implementasinya, tidak sesuai dengan apa yang dirancang, hasilnya tidak akan baik. Efektivitas
kurikulum merujuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Makin lengkap dan tinggi
tingkat pencapaiannya makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian harapan-harapan tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesungguhan para
pelaksana, baik pimpinan, dosen, maupun staff administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan, dukungan dana maupun serta pimpinan. Mutu
proses dan hasil pendidikan dan hasil pendidikan tidak hanya ditentukan oleh bagusnya desain kurikulum, tetapi juga oleh unsur pelaksanaan dan fasilitas
pendukung. hlm. 109-110
KBK merupakan salah satu kebijakan dalam bidang pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Keberjalanan KBK akan efektif jika
implementasi yang dilakukan oleh sumber daya pendidikan berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Mengenai implementasi Nurdin berpendapat,
kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujua
Mengenai implementasi Mulyasa berpendapat, implementasi merupakan Suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau inovasi suatu tindakan praktis
sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan oxford advance
dikemukak Put something into
effect penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak Mulyasa, 2006:63. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
commit to user
33
kurikulum tertulis written curriculum dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sesuai In some casas implementation
has been identified with intruction kurikulum merupakan suatu proses penerapann konsep, ide, program atau tatanan
kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.
Implementasi kurikulum merupakan penerapan sebuah konsep dan juga proses dalam menjalakan aktivitas pembelajaran. Mengenai implementasi dalam
proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembangan kurikulum, dan peserta n saylor
1981 mengatakan bahwa Intruction is than the implementation of curriculum plan, usully, but not necessarilly involving teaaching in sanse of student, teacher
Mulyasa, 2006:94. Implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat
potensial tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Implementasi kurikulum merupakan proses kegiatan dari program kurikulum telah
direncanakan. Mereka mengemukakan bahwa biasanya pengejaran adalah implementasi kurikulum disain, yang mencakup aktivitas pengajaran dalam
bentuk interaksi atau guru dan siswa dibawah naungan sekolah. Mengenai proses aktualisasi kurikulum potensial menjadi kurikulum aktual oleh gurustaf
sesuai dengan peryataan Hasan mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis.
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sebagai berikut : 1 Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu
kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan. 2 Strategi implementasi : yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi,
seperti diskusi profesional, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku
commit to user
34
kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. Mulyasa, 2006
Oleh Tim pengembagn ilmu Pendidikan FIP-UPI 2007 secara rinci merumuskan Dasar-dasar implementasi kurikulum bahwa:
Mengimplemetasikan kurikulum sesuai dengan rancangan kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan. Sebagus apaupun desain atau rancangan kurikulum
yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada guru, dosen ataupun widyaiswara. Gurudosen adalah kunci utama keberhasilan
pendidikan. sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana prasarana, biaya, organisasi, lingkungan juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan,
tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan sarana, prasarana dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tinggi dapat mengembangkan
program, kegiatan dan alat bantu pembelajaran. Kemampuan yang harus dikuasai dalam kurikulum. Pertama pemahaman esensi tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dalam kurikulum, kedua kemapuan untuk menjabarkan tujuan- tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, tujuan
pada konsep perlu dijabarkan aplikasinya, tujuan pada kompetensi dijabarkan pada performasi, tujuan pemecahan masalah atau pengembangan yang
bersifat umum dijabarkan pada pemecahan atau pengembangan yang lebih spesifik. Ketiga, kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus
kepada kegiatan pembelajaran. Konsep dan aplikasi konsep perlu diterjemahkan kedalam aktivitas pembelajaran. hlm.119
Jadi berdasarkan pendapat diatas dalam melakukan implementasi kurikulum harus memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi demi
mendukung keberjalanan pelaksanaan kurikulum tersebut supaya berjalan secara efektif, seperti memperhatikan sumber daya pendidikan yang dimiliki oleh
instansi pendidikan. Dalam implementasi kurikulum sumberdaya pendidikan antara pendidik, peserta didik, pemimpin instansi, sarana dan prasarana harus
mendukung sepenuhnya demi tercapainya pelaksanaan kurikulum sebagai pembelajaran yang efektif bagi peserta didik.
Dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi telah di atur di dalam buku pedoman Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dan SK
Rektor Nomor. 553H27PP2009. Dalam implementasi KBK meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaanproses pembelajaran dan Evaluasi. Ketiga
komponen tersebut harus ada dalam melakukan implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis kompetensi. Dalam menjalakan ketiga tahapan tersebut telah
commit to user
35
diatur di dalam buku pedoman pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi. sumber daya pendidikan fasilitas, sarana dan prasarana serta tenaga
pendidikdosen telah disediakan oleh fakultas kepada setiap jurusan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi agar berjalan dengan
efektif. Dengan demikian merujuk pada teori diatas efektivitas dan implementasi.
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu kebijakan di bidang pendidikan dalam implementasinya harus dijalankan dengan baik sesuai
dengan komponen-komponen yang terkandung di dalam implementasi sehingga dalam pelaksanaanya kebijakan tersebut akan mencapai hasil yang efektif sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Merujuk pada hal itu maka Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria berikut
ini: 1 Konsep dari KBK bisa diimplementasikan dan dipahami secara untuh oleh
kalangan civitas akademika sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas perkuliahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
kompetensi lulusan. 2 Kesesuaian dengan tahapan dalam implementasi KBK yaitu perencanaan,
proses pembelajaranpelaksanaan dan evaluasi. 3 Sumber daya pendidikan seperti : fasilitas meliputi sarana dan prasana, tenaga
pendidikdosen yang senantiasa tercukupi dalam mendukung aktivitas pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi di Jurusan P.IPS
FKIP UNS. Dalam melihat efektivitas Kurikulum Berbasis Kompetensi juga dilakukan
dengan analisis SWOT. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT.
SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah
Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai
contoh, program kerja wordpress.com, 2010. Menurut Freddy Rangkuti 2005,
commit to user
36
SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan
peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.
Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari sebuah kurikulum yang menjadi rencana program pendidikan yang akan diberikan
kepada mahasiswa agar mereka dapat menjadi lulusan sesuai dengan harapan. Kompetensi adalah kemampuan yang diperoleh mahasiswa sebagai akibat
mengikuti pendidikan yang telah direncanakan. Teori analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui program KBK sebagai kurikulum yang disusun berdasarkan
kompetensi lulusan. Kurikulum yang dianggap ideal dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, efektif dalam arti dapat menghasilkan lulusan seperti yang
direncanakan, efisien dalam arti pencapaian tujuan yang telah direncanakan dengan menggunakan sumber daya manusia, waktu, fikiran, dan dana yang
sedikit, serta fleksibel dalam arti mudah disesuaikan untuk mengikuti perubahan kebutuhann masyarakat yang diimplementasikan berjalan dengan efektif. Teori
analisis SWOT akan melihat implementasi KBK dari segi kekuatan, kelemahan dan peluang serta ancaman yang terjadi di dalam implementasi yang telah
dilakukan oleh tenaga pendidik di perguruan tinggi sehingga dengan teori analisis SWOT akan dapat diketahui bagaimana efektivitas dari implementasi
pembelajaran KBK yang telah dilakukan.
Penelitian Yang Relevan
Berkaitan dengan peneitian ini, terdapat beberapa penelitian yang relevan, antara lain:
Sri Lestariningsih dalam penelitiannya yang berjudul Studi tentang pelaksanaan PPL mahasiswa prodi ekonomi dalam penerapan KBK di SMA N 1
itian ini menyebutkan bahwa Pelaksanaan KBK oleh mahasiswa Program Studi Ekonomi di SMA N 1
Surakarta pada umumnya telah berjalan sesuai dengan ketentuan. Hal ini tampak pada: perangkat pembelajaran dan rencana pengajaran yang di dalamnya memuat
commit to user
37
kompetensi yang akan dicapai siswa, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran dan sistem penilaian, pelaksanaan pembelajaran dengan metode
yang bervariasi dan berpusat pada siswa, evaluasi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber, pelaksanaan pembimbingan siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar Kompetensi mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam pelaksanaan KBK cukup memadai, terbukti pada kemampuan
mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam: menyusun perangkat pembelajaran sesuai prosedur, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
metode yang bervariasi dan berpusat pada siswa, melaksanakan evaluasi dengan berbagai sumber, melaksanakan pembimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Hambatan yang dihadapi mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam melaksanakan KBK di SMA N 1 Surakarta antara lain :
pengetahuan tentang KBK yang masih terbatas, siswa yang masih sulit untuk dikondisikan dan sarana pendukung yang masih terbatas. Pendukung dalam
pelaksanaan KBK ini berupapembimbingan yang cukup intensif dari guru pamong. Upaya untuk mengatasi hambatan dilakukan dengan cara melakukan
diskusi dengan mahasiswa PPL yang lain, sering berkonsultasi dengan guru pamong, menerapkan metode yang dapat menarik siswa dan mengoptimalkan
metode yang sudah ada. menghadapi perubahan kurikulum KBK ke KTSP dalam meningkatkan prestasi
tian ini menyebutkan bahwa Kemampuan guru PKn dalam menyusun rencana pembelajaran kurang sempurna.
Hal ini dibuktikan dengan adanya RPP dan Silabus yang dibuat oleh masing- masing guru PKn belum sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum KTSP.
Kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum di SMK Murni 2 Surakarta dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran
Pendidikan kewarganegaraan kurang berhasil. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan guru yang kurang dalam menguasai penggunaan metode belajar dan
media belajar. Kemampuan dalam melakukan evaluasi Dalam melakukan evaluasi
commit to user
38
pembelajaran guru PKn kurang mampu melakukan evaluasi. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya guru PKn yang tidak melakukan evaluasi.
sis kompetensi KBK dalam pengajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA negeri
. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pelaksanaan KBK dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 3 Surakarta berjalan
cukup baik meskipun masih terdapat kendala. Pelaksanaan KBK didukung dengan jumlah guru yang memadai, proses belajar-mengajar yang dilaksanakan dengan
baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, fasilitas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar sudah baik mulai dari OHP, internet, televisi dan
video, dan buku- buku atau referensi dalam pelaksanaan belajar-mengajar sudah bervariasi. Sistem penilaian yang digunakan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia sangat bervariasi, mulai dari penilaian lisan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, sedangkan ujian tertulis pada saat guru mengadakan ulangan
harian, ulangan mid-semester, dan ulangan semester. Soal dari ujian tertulis terdiri dari soal pilihan ganda dan soal uraian bebas atau uraian terbatas. Kendala-
kendala pelaksanaan KBK dialami oleh kepala sekolah, guru, dan siswa. Kendala yang dialami kepala sekolah antara lain: pengadaan sasaran dan prasarana yang
kurang maksimal, jumlah siswa yang banyak, dan penggunaan biaya yang cukup banyak. Kendala yang dialami oleh guru antara lain: kegiatan refleksi terhambat,
keadaan kelas yang konvensional, dan waktu yang dibutuhkan relatif panjang. Kendala yang dihadapi oleh siswa antara lain: banyak pengalaman belajar yang
harus diperoleh dan pengetahuan siswa kurang. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang ada antara lain: peningkatan kreativitas guru dan
siswa, pemanfaatan multimedia pemakaian internet, dan peningkatan saran dan prasarana ruang audiovisual. Perubahan yang dicapai dalam pengajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia setelah menggunakan KBK yaitu siswa bersifat komunikatif dalam menggunakan bahasa dengan baik dan benar, dan meningkatnya
keterampilan siswa.
commit to user
39
B. Kerangkan Berfikir
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kebijakan Rektor Universitas Sebelas maret yang tertuang dalam SK Rektor Nomor
553H27PP2009 tentang pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi, KBK merupakan kurikulum di perguruan tinggi yang telah disesuaikan peraturan
kemendiknas tentang inti kurikulum pendidikan tinggi nomor 045U2002. Adanya visi dan misi UNS membuat KBK menjadi kurikulum yang diharapkan
dapat menjadi salah satu komponen dalam mewujudkannya. KBK merupakan desentralisasi kurikulum di perguruan tinggi sebagai bentuk otonomi kampus
dalam menentukan kurikulum tanpa adanya campur tangan dari pemerintah yang telah disesuaikan dengan standar nasional pendidikan. KBK merupakan
kurikulum yang menekankan pada aspek kompetensi mahasiswa yang isinya sesuai dengan Era Globalisasi dan tuntutan zaman. setiap FakultasJurusan
ataupun Program Studi harus mengimplementasikan KBK sebagai sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran.
Kurikulum mencakup
desain atau
rancangan dan
kegiatan implementasinya. Bagaimanapun bagusnya desain kurikulumm, tetapi apabila
implementasinya, tidak sesuai dengan apa yang dirancang, hasilnya tidak akan baik. Implementasi dari KBK mencakup perencanaan, pelaksanaanproses
pembelajaran dan evaluasi. Implementasi KBK dilakukan oleh penyelenggara pendidikan diperguruan tinggi seperti ketua jurusan, ketua program studi dan
dosen. Dalam pelaksanaan KBK perlu didukung dengan berbagai sumberdaya pendidikan fasilitassarana dan prasana, tenaga dosen agar KBK dapat berjalan
dengan efektif. Efektivitas kurikulum merujuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang
dirancang dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Makin lengkap dan tinggi tingkat pencapaiannya makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian
harapan-harapan tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesungguhan para pelaksana, baik pimpinan, dosen, maupun satff administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas