Implementasi KBK Dalam Proses Pembelajaran

commit to user 69 Adanya pergantian kurikulum yang saya rasakan yaitu tentang konsep ujian yang berbeda kalau yang ujian semester sekarang menjadi ujian setiap kompetensi dasar . PAlmi4032012 Jadi menurut pemahaman civitas akademika di Jurusan P.IPS FKIP UNS tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah merupakan kurikulum yang menekankan pada capaian kompetensi mahasiswa dalam bidang tertentu. KBK tidak hanya sekedar paham saja akan tetapi dapat melakukan praktek dari materi yang telah dipahami. Tuntutan globalisasi menjadi alasan utama pergantian kurikulum dari kurikulum nasional 1994 beralih ke KBK. Pergantian kurikulum tersebut nampak jelas terlihat pada ujian semester yang berubah menjadi ujian kompetensi dasar. KBK merupakan inovasi dari kurikulum sebagai rencana sebuah pembelajaran di perguruan tinggi yang menekankan kompetensi kepada lulusan. KBK merupakan kurikulum yang diyakini oleh dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan komptensi lulusan.

2. Implementasi KBK Dalam Proses Pembelajaran

KBK merupakan kurikulum yang sudah diamantakan oleh Rektor Universitas Sebelas Maret di setiap fakultas, jurusan ataupun prodi. KBK harus di implementasikan sesuai dengan prosedur yang telah di rancang. Dalam melakukan implementasi KBK terdapat tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para dosen, Ketua Jurusan, Ketua Program Studi dan mahasiswa. Implementasi kurikulum merupakan proses kegiatan dari dari program kurikulum yang telah direncanakan. Implementasi merupakan suatu proses pererapan ide, konsep kebijakan dan inovasi tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan perubahan pengetahuan ketrampilan ataupun nilai dan sikap. Dasar dalam mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan. Jadi dalam melakukan Implementasi KBK yang dilakukan sesuai rancangan yang telah di buat. Pelaksanaan pembelajaran diatur dalam Pedoman Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Dalam implementasi KBK commit to user 70 dilakukan dalam beberapa aktivitas yaitu Perencanaan, PelaksanaanProses Pembelajaran dan Evaluasi 1. Perencanaan Dalam melakukan implementasi KBK perencanaan dan persiapan dilakukan oleh jurusan, program studi dan dosen berbeda, sesuai dengan dengan perannya. Dalam melakukan perencanaan setiap jurusan ataupun prodi memiliki persiapan dalam perencaan untuk melaksanaan Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi. Menurut pendapat Pak Setyawan sebagai seorang pejabat di FKIP dalam melakukan persiapan untuk melaksanakan KBK yaitu dengan menterjemahkan SK dari rektor yang diterjemahkan melalui SOP dari fakultas: Persiapannya ya menterjemahkan SK rektor mengenai KBK kemudian diterjemahkan melalui SOP oleh fakultas kemudian kita bisa yang dilapangan yang operasional ya kita bisa membuat lebih jauh tentang KBK hal-hal yang belum tercantum dalam SOP tersebut bisa diterjemahkan lagi . LSetyawan28022012 Jadi persiapan yang dilakukan oleh jurusan adalah menterjemahkan SOP yang berasal dari fakultas. selain persiapan jurusan, prodi juga harus melakukan persiapan. Menurut Bu Sari sebagai salah seorang pejabat prodi di jurusan P.IPS FKIP UNS persiapan yang dilakukan dalam mengimplementasikan KBK adalah melakukan studi banding dan lokakarya ke universitas lain yang sejenis dengan program studinya: Persiapan yang dilakukan ya kita sesuai informasi di LPP trus kita menindaklanjuti yang kita lakukan studi banding ke perguruan tinggi lain prodi yang sejenis di UPI terus kita melakukan lokakarya . PSari01032012 Selain melakukan loka karya dan studi banding salah satu prodi di Jurusan P.IPS FKIP UNS juga melakukan peninjauan kurikulum yang disesuaikan dengan steakholder dengan menata SKS yang wajib untuk diambil oleh mahasiswa. Prodi menetapkan SKS minimal dari ketentuan SKS maksimal yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Hal ini dilakukan dengan alasan agar mahasiswa tidak merasa berat dalam melaksanakan proses perkuliahan. Capaian SKS yang harus ditempuh commit to user 71 oleh seorang mahasiswa adalah 144-160 SKS akan tetapi prodi tersebut menetapakan SKS minimal yaitu 144 saja agar tidak memberatkan mahasiswa. Selain perencanaan dan persiapan yang dilakukan oleh jurusan dan program studi. Dosen juga melakukan perencaan untuk melaksanakan KBK. Dosen atau Tim Dosen yang mengampu mata kuliahblok bertanggung jawab penuh atas keberjalanan proses pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan meliputi melakukam peyusunan RPP, silabus, analisis kompetensi dasar, pengelompokan kompetensi dasar dan juga melakukan kontrak belajar. Bu Alina sebagai seorang dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS dalam membuat perencanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi salah satunya adalah membuat kontrak perkuliahan: Kalau kontrak belajar selalu saya lakukan baik secara substansial maupun teknis kalau tekhnis iya, kalau substansial iya misalnya ini bukunya minimal punya ini wajibnya ini . PAlina29042012 Kontrak pembelajaran selalu di buat oleh dosen sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu tahapan dari perencaan sebelum melakukan proses pembelajaran. Menurut pendapat Beki sebagai seorang mahasiswa bahwa setiap dosen itu berbeda-beda dalam memberikan kontrak pembelajaran ada yang disampaikan secara mendetail ada pula yang hanya berupa gambaran umum sekitar aturan-aturan dalam perkuliahan: Yang saya rasakan cuma satu dosen itu aja yang memberikan kontrak pembelajaran mendetail dan silabi kepada mahasiswa yang lain mungkin ada kontrak perkuliahan tapi tidak disampaikan secara detail mungkin cuma aturan-aturan aja tapi tidak begitu banyak cuma dosen itu aja yang mendetail memberikan kepada mahasiswa . PBeki9032012 Selain kontrak pembelajaran, para dosen juga harus membuat analisis penyusunan kompetensi dasar karena KBK menekankan pada capaian kompetensi dasar terhadap mahasiswa. Kelompok Kompetensi Dasar, selanjutnya disingkat KKD, adalah beberapa KD yang dihimpun menjadi KKD pada mata kuliahblok yang harus dipelajari mahasiswa sebagai kompetensi sesuai jenjang studi dan commit to user 72 dalam kurun waktu satu semester. Pengelompokan kompetensi dasar dalam KBK Menurut Pak Setyawan kalau KBK diarahakan dalam satu semester menetapkan empat kompetensi dasar. Seperti penuturanya: Karena memang dalam KBK diarahkan dalam satu semseter ada empat kompetensi besar yang harus dikuasai oleh mahasiswa sehingga rata-rata ada empat kompetensi meskipun bobot kompetensi satu dengan yang lain tidak mesti sama sehingga untuk penguasaan kompetensi satu barangkali diperlukan tiga pertemuan sementara kompetensi lain memerlukan lima pertemuan .LSetyawan28022012 Dalam membuat pengelompokan kompetensi dasar menurut Pak Setyawan setiap kompetensi harus dikelompokkan menjadi empat kompetensi besar sehingga materi yang akan diberikan akan lebih baik. Dalam melakukan pengelompokan kompetensi dasar tentu harus melakukan analisis kompetensi dasar. Bu Alina sebagai salah seorang dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS dalam melakukan analisis kompetensi dasar tersebut dilakukan dengan partner yang sesuai dengan bidangnya: Saya dalam melakukan analisis kompetensi dasar kadang kan saya ngajarnya sosiologi saya berdiskusi dengan parner yang sesuai dengan bidang ini kita . PAlina29022012 Jadi salah satu perencanaan yang dilakukan oleh dosen dalam implementasi KBK adalah membuat kontrak belajar dan melakukan pengelompokan kompetensi dasar beserta analisis kompetensi dasar yang akhirnya akan terbentuk standar kompetensi yang harus di capai oleh setiap mahasiswa. Dalam pembuatan standar kompetensi di dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi setiap dosen harus menentukan sendiri kompetensi apa yang akan menjadi goal setting dari setiap mata kuliah yang diberikan. Menurut Pak Surya sebagai seorang koordinator kurikulum Dalam menentukan standard kompetensi disesuaikan dengan dengan prodi masing-masing karena setiap prodi memiliki tujuan serta visi dan misi. Dalam perencanaan juga melibatkan pembuatan Silabus dan RPP. Jurusan ataupun prodi selalu melakukan pengontrolan kepada dosen dalam pembuatan silabus dan RPP. Hal ini seperti penuturan Pak Setyawan dalam melakukan kontrol: commit to user 73 Dosen itu juga harus menyusun silabus bagian dari kurikulum yang akan diajarkan harus punya silabus, punya RPP punya kurikulumnya, punya sasarannya, punya reverensinya harus jelas karena nanti akan di cek . LSetyawan28022012 Dosen yang telah membuat perencanaan untuk melakukan proses pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi akan di kontrol oleh program Studi. Menurut Pak Setyawan kontrol yang dilakukan adalah melakukan pengecekan terhadap RPP dan silabus yang telah dibuat oleh para dosen. Selain itu di setiap awal semeseter kontrak belajar selalu di tagih: Setiap awal semester nagih atau mengigatkan kepada dosen untuk membuat kontrak perkuliahan dalam satu semester ditata pertemuan satu sampai katakanlah 12 pertemuannya PSetyawan28022012 Kontrol pembuatan RPP dan Silabi juga dilakukan oleh program studi. Menurut pendapat Bu Sari sistem kontrol yang dilakukan dalam pembuatan RPP dan Silabus dengan melakukan penegecakan di setiap rapat prodi: Kalau silabus, RPP kontrak belajar di cek, kita rapat di prodi kan rutin 2 bulan sekali, ya walau terkadang ada beberapa dosen yang belum buat RPP atau Silabus tapi cuma beberapa . PSari01032012 Program studi melakukan kontrol terhadap RPP dan Silabus yang dibuat oleh dosen dengan melakukan ceking ketika rapat prodi yang dilakukan setiap dua bulan sekali. Menurut Bu Sari ceking yang dilakukan adalah dengan melakukan pembendelan setiap RPP dan silabus jadi akan terlihat siapa yang belum mengumpulkan: Kalau kita silabus dan RPP dibandel sehingga yang belum numpuk kelihatan, kan 1 bandel itu ada daftar isi semester ganjil itu MKnya dan cekingnya kita centangin sudah, kan kalau sudah dibandel berarti sudah lengkap kan untuk mempermudah istilahnya pas akreditasi tinggal letakkan saja jadi pemeriksa tinggal bukain aja gak usah cari-cari sendiri karena sudah satu bandel PSari01032012 Dalam menyususun kurikulum menurut KBK dilakukan di masing-masing prodi dan jurusan. Hal ini merupakan sebagian bentuk dari desentralisasi commit to user 74 kurikulum. Adanya Kebijakan otonomi kampus mengenai penyususuanan kurikulum tanpa campur tangan pemerintah membuat setiap prodi ataupun jurusan di UNS dapat melakukan penyusunan kurikulum sendiri bersama tim yang telah dibuat di masing-masing setiap prodi di Jurusan P.IPS FKIP UNS. Dalam penyususunan kurikulum di prodi dilakukan dengan berpedoman sesuai dengan visi dan misi di Program studi masing-masing. Dalam penyusunan kurikulum berbasis kompetensi di salam satu program studi. Dalam penyusunan kurikulum di setiap program studi ternyata memiliki kendala seperti penyataan Bu Alina yang pernah terlibat dalam penyusunan kurikulum di salah satu program studi di Jurusan P.IPS FKIP UNS : Kalau menyusun kurikulum di prodi itukan break-downnya dari visi dan misi terus dihubungkan dengan kompetensi dosen kemudian secara dengan kebutuhan dilapangan itu tidak matc padahal sebenarnya kalau kita ingin melihat dalam konteks yang luas misalnya itu apalagi kan kita sosiologi antropologi padahal sebenarnya ketika mata kuliah kita ada sosiologi pembangunan ada antropologi pembangunan itu kan sebenarnya sama kenapa gak digabung n ngajarnya sama. Itu kan jadi persoalan juga bagi saya karena kan dari segi keilmuannya . PAlina29022012 Kendala yang dihadapi di masing-masing program studi dalam penyusunan kurikulum berdasarkan KBK disebabkan oleh adanya kebutuhan yang tidak sesuai atau tidak matc antara mata kuliah universitas ataupun jurusan dengan mata kuliah yang diperlukan oleh program studi. Mata kuliah yang wajib dari universitas maupun yang harus di sisipkan di setiap program studi yang harus di tempuh oleh mahasiswa ada yang tidak relevan dengan program studi. Mata kuliah tersebut dianggap sudah tidak up to date dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan di era globalisasi. Tujuan dari KBK sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran adalah bahwa KBK merupakan kurikulum yang telah disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi yang secara bersama-sama dua komponen tersebut dapat mengakibatkan persaingan yang makin ketat tentang perlunya penyediaan sumber daya insani unggul. Adanya mata kuliah yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman merupakan upaya untuk dapat mempertahankan daya saingnya, sumber daya commit to user 75 insani juga perlu terus meningkatkan kemampuannya. Sumber daya paling pokok dalam perekonomian modern adalah ilmu pengetahuan; dan untuk itu proses belajar pada diri setiap orang menjadi hal yang paling penting untuk dilakukan. Adanya mata kuliah yang sudah tidak relevan membuat KBK yang telah diyakini sebagai pijakan dalam penyusunan kurikulum di setiap program studi dan jurusan ternyata kurang mendukung terhadap tujuan KBK. Mata kuliah seperti komputer dasar yang merupakan mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa sudah tidak relevan lagi untuk diberikan kepada mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bu Alina : Bahwa ada beberapa mata kuliah yang tidak relevan dari univ yang harus diterapkan seperti mata kuliah komputer dasar udah tidak relevan dan isinya itu hanya buka dan Ms. Office aja mungkin diganti isinya dengan SPSS itu mata kuliah wajib dan manjadi syarat ujian kalau kita tiba-tiba mendelete bagaimana? Mungkin aja bisa diganti dengan sertifikat SPSS itu malah lebih menarik. Seperti SMI Studi Masyarakat Indonesia itu kan milikya jurusan kalau untuk kita kan sudah tida penting lagi tapi harus tetap di terapkan karena itu sudah ketentua dari jurusan jadi overlapping, terus kemudian penentuan SKS itu kan paling banyak mata kuliahnya SKSnya cuma 2 semua bayangkan kalau dalam 1 semester itu mereka harus bisa menguasai 11-12 mata kuliah. Saya ngajar 3 mata kuliah yang berbeda aja udah pusingnya minta ampun PAlina2922012 Penyusunan kurikulum di program studi merupakan bagian dari perencanaan program studi untuk melakukan implementasi KBK. Persoalan yang dialami program studi disebabkan karena kurang independennya program studi dalam menentukan jenis mata kuliah walaupun KBK sifatnya lokal, merupakan kekhususan program studi, dikembangkan oleh jurusan, program studi, atau bagian sampai dengan penentuan mata kuliah; pelibatan stakeholders, expert atau trans-expert. Akan tetapi hal ini belum sepenuhnya kewenangan program studi untuk melakukan penyusunan kurikulum secara utuh sesuai dengan kebutuhan program studi. Kewenagan dari universitas dan jurusan dalam menentukan mata kuliah tidak bisa dipungkiri. Menurut Bu Alina hal ini dikarenakan berbagai hal salah satunya adalah dalam melakukan penyusunan kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan sebuah kenpentingan tertentu. Hal ini salah satu penyebab commit to user 76 desentralisasi kurikulum di masing-masing program studi ataupun jurusan belum maksimal diimplementasikan. Jadi dalam tahapan dalam aktivitas perencanaan KBK terangkai dalam berbagai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh jurusan, prodi dan dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS. Semua komponen civitas akademika melakukan perencanaan berbeda sesuai dengan peran masing-masing akan tetapi saling berkaiatan dan melengkapi. Dosen melakukan perencanaan dengan membuat Silabi, Kontrak Belajar dan SAP Satuan Aacara perkuliahan atau bisa disebut dengan RPP Rencana pelaksanaan Pembelajaran yang di dalamnya memuat berbagai komponen tentang pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi seperti standar kompetensi, analisis kompetensi dan lainnya, sementara jurusan dan prodi melakukan perencanakan dengan melakukan berbagai persiapan serta melakukan kontrol bagi para dosen agar dosen dapat melakukan perencanaan KBK sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Program studi juga merencanakan penyusunan mata kuliah dengan berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2. PelaksanaanProses Pembelajaran Dalam melakukan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi setelah melakukan persiapan dan perencanaan maka rencana yang telah dibuat akan dijalankan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan dalam KBK merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman belajar mahasiswa untuk mencapai kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam RPP yang telah tersusun. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan pembelajaran untuk mencapai penguasaan Kompetensi Dasar I atau Kelompok Kompetensi Dasar I. Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang telah di lakukan oleh beberapa informan bahwa KBK itu merupakan kurikulum yang menekankan penguasaan kompetensi dimana mahasiswa itu paham, dan bisa mempraktekkan apa yang dipelajari. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum yang membuat mahasiswa menjadi berkompoten di dalam bidang tertentu dimana mahasiswa yang telah mencapai kompetensi tersebut mahasiswa harus bisa berbuat dari commit to user 77 pemahaman materi yang telah didapatkan jadi bukan hanya sekedar tahu atau paham saja. KBK yang menekankan pada penguasaan kompetensi tentunya metode pembelajaran yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran harus inovatif agar mahasiswanya menjadi aktif sehingga titik tekan pada KBK yang menekankan pada capaian kompetensi itu benar-benar tercapai. Seperti pendapat Bu Sari yang menyatakan bahwa motode yang harus di jalankan oleh dosen pada saat proses pembelajaran adalah seorang dosen harus menggunakan metode inovatif yang dapat mengaktifkan mahasiswa: Kan sesuai himbauan kita kan harus memakai metode-metode yang inovatif, motode yang mengaktifkan mahasiswa, himbauannya kan gitu itu juga di cek dari instrumen dari fakultas kalau pembelajaran ini itu memakai metode apa? Jadi bagian dari kontrol fakultas lain . PSari01032012 Hal ini senada dengan pendapat Bu Nani dosen dijurusan P.IPS FKIP UNS yang menyatakan bahwa dalam melakukan proses pembelajaran itu metodenya harus mengatifkan mahasiswa. Jadi mahasiswa tidak hanya belajar teori saja akan tetapi mahasiswa itu harus belajar praktek. Oleh karena itu Bu Nani selalu melakukan praktek di dalam proses pembelajaran contohnya seperti menyuruh mahasiswa melakukan praktek membuat vidieo, praktek menyisipkan sebuah vidieo ke dalam power point, karena kalau hanya teori saja maka penguasaan kompetensi mahasiswa tidak akan tercapai sesuai dengan arahan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Berikut penuturan Bu Nani: Kalau KBK itu memang mahasiswa harus aktif mereka, mulai dari kalau 4 kali kompetensi dasar mereka harus praktek metodenya gak bisa kalau teori terus, prakteknya kalau saya saat perkuliahan di kelas ya mengambil vidio yang ada di internet seperti peristiwa rengas dengklok, itu nanti kita buat menjadi vidieo pembelajaran. Bagaimana menyisipkanya gambar atau vidieo ke dalam power poin kedalam power point . PNani17042012 KBK menuntut mahasiswa menjadi aktif oleh karena itu metode yang digunakan harus mendorong mahasiswa menjadi aktif seperti pendapat dari salah satu informan yaitu Beki yang menyatakan semenjak penerapan KBK metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen banyak yang menggunakan peresentasi: commit to user 78 Sejak KBK nampaknya mahasiswa dituntut untuk aktif, dalam artian semenjak saya merasakan kurikulum KBK itu banyak sekali presentasi, harus survey kemana-mana harus observasi kayak gitu banyak sekali bidandingkan dengan yang sebelumnya itu tidak sampai seperti itu jadi lebih ke pengajaran dikelas sama dosen gitu yang saya rasakan, ada sih presentasi tapi presentasinya kecil dibandingkan dengan ketika kurikulum KBK itu sudah ditetapkan di FKIP. Ketika saya ya jurusan saya ya tepatnya gitu di prodi saya .PBeki9032012 Pendapat Beki yang menyatakan bahwa KBK menuntut mahasiswa untuk aktif oleh karena itu metode pembelajaran yang dianggap dapat mengaktifkan mahasiswa adalah metode presentasi. Menurut informan beberapa dosen lebih banyak menggunakan metode presentasi semenjak kurikulum yang digunakan KBK. Hal ini senada dengan pendapat Bu Alina yang menyatakan bahwa: KBK itu ya mereka pada tahunya mahasiswa presentasi gitu . PAlina29022012 Hal ini juga senada dengan yang diungkapkan oleh Almi: Pada awal-awal pembelajaran KBK itu memang sangat terlihat sekali dosen-dosen itu memberikan tugas dengan makalah kelompok kemudian memperesentasikanya itu yang mencolok pada saat pergantian kurikulum . PAlmi04032012 Metode pembelajaran dalam KBK nampaknya berbeda dengan metode pembelajaran yang dulu diterapkan sebelum diberlakukannya KBK. Dalam KBK ternyata cenderung menggunakan metode presentasi serta dosen memberikan tugas lebih banyak. Tugas yang banyak diberikan kepada mahasiswa akan mendorong mahasiswa untuk belajar, sehingga dengan sendirinya mahasiswa yang semula pasif karena dikasih tugas yang begitu banyak menjadi aktif. Metode pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan presentasidiskusi ini juga dilakukan oleh salah satu dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS yaitu Pak Sutikno. Metode diskusi dan presentasi ini di rasa dapat mendorong keaktifan mahasiswa ketika belajar di kelas. Selain itu semenjak KBK menurut Pak Sutikno tugas-tugas yang diberikan pun juga bertabah menjadi lebih banyak dibanding yang dulu: commit to user 79 Ya sejak KBK tugas-tugas yang saya berikan jadi banyak, itu harus gitu kalau sebelum KBK kan hanya dengan ceramah, mahasiswa mendengarkan saja tapi kalau sekarang harus dengan menggunakan metode yang sifatnya mendorong keaktifan mereka harus menggali sendiri sumber itu mereka wajib tidak hanya hanya bisa datang dengan hanya berbekal satu catatan saja setiap kali tampil harus siap dengan makalah dan sebagainya otomatis kan mereka tidak hanya di kelas aja tapi di luar kan juga harus menyiapkan makalah-makalah itu. Saya lebih banyak diskusi, diskusi kelompok jadi presentasi, jadi suatu bentuk aktive learning jadi mereka membuat makalah, mereka semua wajib membuat makalah. Kemudian di presentasikan secara kelompok, jadi itu semua yang saya pegang itu jadi gitu udah diwal-awal saja saya presentasi ya nanti dalam diskusi itu biasanya saya memberikan beberapa komentar beberapa penguatan . PSutikno17042012 Jadi selain tugas yang diberikan bertambah banyak metode yang digunakan adalah metode diskusi hal ini seperti yang dilakukan oleh Pak Budi bahwa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah diskusi: Metodenya tidak hanya ceramah tapi juga diskusi, tanya jawab dan pemecahan masalah itu di dalam menyampaikan materi, nah untuk dapat menyampaikan dengan baik, ada buku untuk membaca, kemudian ada slide, membantu dalam menjelaskan sehingga kita memanfaatkan IT juga . LBudi20042012 Jadi menurut informan bahwa KBK merupakan kurikulum yang pelaksanaannya menuntut mahasiswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan menurut informan untuk membuat mahasiswa aktif adalah presentasidiskusi serta, memberikan tugas yang lebih banyak kepada mahasiswa. Seperti yang dilakukan oleh beberapa informan bahwa dengan metode diskusi mahasiswa akan lebih aktif. Jadi mahasiswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari dosen saja. Mahasiswa akan lebih aktif dalam menggali sumber-sumber belajar dari luar tidak hanya dari dosen saja, mahasiswa juga harus siap ketika menjalankan proses pembelajaran di kelas, siap dengan makalah yang akan di presentasikan, siap dengan pemikiran dan materi yang akan disampaikan di kelas. Selain metode presentasi metode lain yang dilakukan oleh beberapa dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS seperti Bu Alina adalah: commit to user 80 Saya awalnya ceramah, nah kalau mereka sudah mulai mengerti ya, trus saya menggunakan metode yang lain seperti, mereka saya suruh menulis artikel, terus penelitian riset kecil-kecilan, nonton film . PAlina29022012 Dalam KBK cenderung menghindari metode ceramah. Metode ceramah membuat mahasiswa menjadi pasif karena yang terjadi adalah pengajar saja yang aktif oleh karena itu dibutuhkan metode yang lain yang lebih menarik supaya kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Metode inovatif seperti menulis artikel, melakukan riset dan lain sebagainya merupakan metode yang membuat mahasiswa menjadi aktif dan kreatif karena tidak hanya dari dosen saja dia menerima sebuah materi tetapi dengan melakukan riset ataupun menulis artikel, mahasiswa akan mendapatkan pembelajaran baru dari luar kelas. Dalam KBK yang menuntut dosen untuk selalu menggunakan metode yang inovatif membuat dosen selalu menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing dosen. Hal ini dirasakan oleh Beki bahwa semenjak memakai KBK metode pembelajaran yang dilakukan dosen itu berbeda-beda: Metodenya Beda-beda kadang-kadang pengerjaan tugas secara kelompok, dan itu dikerjakan secara bersama bukan praktek itu gak, cuma kita diberikan tugas kelompok bikin makalah itu. Kita bikin paper diprensentasikan rata-rata kayak gitu. ada juga yang tugas individu, tapi memang saya merasa banyak tugas kelompok kayak. tugas-tugas kelompok begitu lebih banyak . PBeki09032012 Tugas yang diberikan oleh dosen rata-rata adalah dalam bentuk penugasan membuat makalah, setelah itu para mahasiswapeserta didik mempresentasikan makalah dengan kelompok mereka masing-masing. Metode pembelajaran inovatif lain yang dilakukan oleh dosen seperti yang dilakukan oleh Bu Sindira adalah ketika proses pembelajaran selalu memberikan kesan awal yang menarik serta memberikan keyakinan bagi mahasiswa bahwa mata kuliah yang akan diikuti adalah mata kuliah yang mudah ditempuh selama kuliah di UNS. Selain itu dalam melakukan proses pembelajaran juga harus disertai oleh rasa ikhlas dan kasih sayang terhadap mahasiswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. commit to user 81 Kurikulum Berbasis Kompetensi yang menekakan pada pencapain kompetensi harus didukung dengan menggunakan sumber belajar dalam proses pembelajaranya. Sumber pembelajaran yang digunakan oleh para dosen adalah berupa buku. Menurut Bu Alina mahasiswa selalu diarahkan untuk memiliki buku tertentu sebagai referensi sumber pembelajaran: Sumber belajar pakai buku apapun terserah yang penting ada hubunganya dengan materi tapi yang lebih enak saya kalau kasih contoh kepada mahasiswa, walaupun buku yang harus dipakai banyak akan tetapi saya selalu mengarahkan kepada para mahasiswa untuk memakai satu buku saja yang menurut saya buku itu sudah yang paling lengkap. Tapi kalau temen- temen punya buku yang lain ya tidak apa-apa, karena setiap pertemuan itu beda bukunya karena materi yang diberikan berbeda. Misalnya pada pertemuan ini materi kajian gender terus saya kemudian tidak memakai buku sosiologi gender akan tetapi di petemuan yang lain tidak memakai buku tersebut. Jadi bukunya ini jadi beda tergantung materi yang akan disampaikan kecuali kalau pengantar sosiologi ya, kalau pengantar sosiologi saja sama itu pun untuk materi ini bukunya yang ini tapi harus punya buku . PAlina29022012 Dalam memberikan sumber belajar memang para dosen sering memberikan arahan referensi bukuliteratur, akan tetapi tidak semua dosen mengarahkan kepada mahasiswa dalam memilih referensi buku sebagai sumber belajar, seperti peryataan Almi bahwa literatur atau buku yang diberikan oleh dosen memang ada tapi tidak semua dosen memberikan arahan kepada mahasiswa tentang literatur buku untuk sumber pembelajaran. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar biasanya bisa didapatkan dari perpustakaan akan tetapi terkadang perpustakaan kurang bisa menyediakan jenis buku yang menjadi kebutuhan mahasiswa ataupun dosen. Jenis buku yang disediakan diperpustakaan sudah tidak up to date. Hal ini dialami oleh Bu Sindira bahwa di perpustakaan belum tersedia buku yang dia perlukan sehingga seringkali harus mencari sendiri buku yang up to date dari luar. Kendala dalam memberikan sumber belajar pembelajaran kepada mahasiswa juga di alami oleh Bu Alina, selain buku Bu Alina juga menggunakan sumber belajar yang lain seperti film, novel, menyuruh mahasiswa melakukan commit to user 82 observasi. Sumber belajar tersebut lebih menarik dari pada hanya sekedar menggunakan buku, akan tetapi ketika menggunakan sumber belajar tersebut waktu yang diberikan seringkali tidak mencukupi. Hal ini membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang di buat oleh Bu Alina seringkali tidak sesuai dengan pelaksanaan proses pembelajaran, padahal untuk memberikan sumber pembelajaran yang menarik dibutuhkan waktu yang lebih sementara alokasi waktu yang diberikan terbatas. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan studen center, karena dalam SK rektor pasal 12 telah diterangkan bahwa Pembelajaran Berbasis Kompetensi menggunakan pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Mahasiswa Student-Centered Learning guna memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi akademik yang dimiliki akan tetapi menurut informan dalam melakukan proses pembelajaran student center terkadang student center yang diberikan itu seringkali mahasiswa tidak peka dalam proses pembelajaran yang diberikan. Katanya KBK itu student center tapi kok saya pikir sering kali gara-gara itu, student center itu yang sering dipahami seolah-olah kayak kemudian dosen tidak hanya sebagai fasilitator, padahal relasi yang dibangun antara dosen dan mahasiswa itu sebenarnya setara cuma saya belajar lebih dulu aja. Jadi bukanya tidak setuju, saya setuju dengan student center. Tapi sering kali mereka tidak peka, tentang Student center PAlina29022012 Student center yang dilakukan oleh Bu Alina dalam proses pembelajaran tersebut sama dengan hal yang dialami oleh Almi saat dia menjalani proses pembelajaran di kelas: Pembelajaran kalau yang lama itu kan teacher center tapi setelah adanya KBK itu kan ya saya rasakan student center . PAlmi04032012 Kurikulum Berbasis Kompetensi menggunakan student center dalam proses pembelajaran. Student center dilakukan dengan harapan pemusatan belajar pada mahasiswa akan membuat mahasiswa menjadi aktif. Akan tetapi Student center yang dilakukan oleh para dosen belum maksimal untuk dijalankan karena commit to user 83 antara mahasiswa dengan dosen belum memiliki pemahaman yang untuh tentang konsep student center dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam KBK setelah diakhir proses pembelajaran dosen harus memberikan umpan balik. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengoreksi proses pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dosen dapat mengetahui apa saja yang masih kurang dan dapat melakukan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Dalam melakukan umpan balik biasanya para dosen meminta kritik dari para mahasiswa: Kalau dulu umpan balik yang sering saya lakukan itu menyuruh kritik gitu ketika diawal tapi sekarang jarang . PAlina29022012 Umpan balik berupa kritik yang pernah dilakukan oleh Bu Alina ternyata juga dilakukan oleh Pak Budi. Umpan balik berupa kritikan akan memgoreksi aktivitas proses pembelajaran agar dalam proses pembelajaran selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Walaupun menurut Bu Alina hal ini jarang dilakukan. Umpan balik dalam bentuk lain yang dilakukan dosen kepada mahasiswa seperti yang dilakukan oleh Bu Sindira adalah menggunakan testimoni: Umpan balik untuk anak-anak testimoni saya simpan disitu saya minta testimoni dari mereka. Testimoni itu kan pernyataan baik-baik dari mereka tentang pembelajaran saya PSindira17042012 Testimoni yang diberikan mahasiswa kepada Bu Sindira berisi tentang kesan dan pesan mahasiswa tentang metode pembelajaran Bu Sindira yang selalu menarik. Testimoni bertujuan agar Bu Sindira mengetahui apa saja kekurangan yang dilakukan pada saat mengajar. Dalam melakukan proses pembelajaran beberapa dosen telah melakukan dengan berbagai stretegi sesuai dengan karakteristinya masing-masing. Strategi pembelajaran dalam KBK pada dasarnya mencakup empat hal utama, yakni: penetapan tujuan pembelajaran, pemilihan sistem pendekatan pembelajaran, metode dan teknik belajar-mengajar, dan penetapan kriteria keberhasilan proses belajarmengajar dari evaluasi yang dilakukan. Pemilihan strategi pembelajaran sangat tergantung kemampuan dosen, karakteristik bahan, ataupun pertimbangan commit to user 84 kondisi lainnya. Beberapa starategi pembelajaran yang dapat dipilih antara lain: Contextual Teaching and Learning CTL, Problem Based Learning PBL, cooperative teaching, inquiry teaching, projecttask, learning by doing, Guyub, unik, demokratis, elegan, dan global, Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, Gembira dan berbobot, berbasis melayani, quantum teaching quantum learning, cara belajar aktif, kompetensi, keterampilan proses, lingkungan dan tematik. Jadi KBK mengarahkan dosen untuk menggunkan metode pembelajaran, memberikan umpan balik, sesuai dengan karakteristiknya dan keahlian dosen. 3. Evaluasi Setelah mahasiswa mendapat pengalaman belajar cukup untuk penguasaan kompetensi dasar 1 atau kelompok kompetensi dasar I, dilakukan evaluasi sebagai kegiaan uji kompetensi untuk menilai pencapaian penguasaan kompetensi dasar 1 atau kelompok kompetensi dasar I. Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan dengan: a Evaluasi hasil belajar dengan melakukan assesment test testing, assesment tanpa testnon-testing, dan self assesment; dan b Evaluasi proses belajar. Evaluasi hasil belajar di dalam KBK adalah dengan melakukan uji kompetensi setiap kompetensi dasar. ujian kompetensi dilakukan setiap 4 kali petermuan setiap proses pembelajaran yang dialakuakan oleh para dosen dan kemudian diakhiri dengan ujian kompetensi. Berikut beberapa pernyataan informan tentang pelaksanaan evaluasi seteh proses pembelajaran yang dilakukan selama 4 kali seperti penuturan Bu Sari dalam melakukan evaluasi sesuai dengan KBK: Yang kita tahu yang jelas dalam kalau KBK itu evaluasi itu 4 kali idealnya satu KD 1 kali mungkin kendala dengan uang kali ya sehingga dikelompokkan menjadi kelompok kompetensi dasar atau KKD 3 kali kuliah 1 kali ujian trus untuk pemenuhan untuk bisa ujian minimal kuliah 2 kali kalau kuliah kurang dari dua kali dari setiap KKD harus diganti tugas . PSari01032012 commit to user 85 Setiap mahasiswa yang akan mengikuti ujian kompetensi dasar, harus memenuhi syarat kehadiran. Syarat kehadiran mahasiswa adalah tergantung kebijakan di prodi masing-masing seperti penuturan Pak Setyawan: KBK untuk kompetensi 1 dosen itu hanya memberikan 3 kali kuliah kemudian pertemuan ke empat sudah ujian. Kalau datang sekali bisa tidak ujian? Kan 50 aja gak ada atau kalau datang dua kali dua pertiga bisa tidak ikut ujian kalau ada prodi yang keras tidak bisa kalau tidak tiga kali datang tapi ada yang mentolerir dua pertiga sudah cukup untuk mengikuti ujian juga ada . PSetyawan28022012 Dalam ujian kompetensi sebagai bentuk evaluasi yang diberikan kepada mahasiswa tentunya dilakukan secara bertahap dalam satu semester ujian kompetensi dilakukan sebanyak empat kali, agar mahasiswa mendapatkan kompetensi yang diharapkan maka dosen tentunya memberikan bermacam bentuk ujian kompetensi yang dapat mengukur ketercapaianya kompetensi. Berikut ini beberapa penuturan informan terkait bentuk ujian kompetensi yang dilakukan. Seperti Bu Alina dalam memberikan ujian kompetensi kepada mahasiswa: Saya take home, diskusi kelompok biasanya saya individu dan kelompok sebenarnya untuk membangun kemitraan, membangun kerjasama entah itu nanti hasilnya berbentuk riset, artikel saya tidak pernah paper, karena kalau paper nanti ujung-ujungnya copy paste internet itu ujian tulis. kadang kala sampai ujian lisan kalau diperlukan . PAlina29022012 Sementara kalau Pak Budi bentuk UK yang diberikan kepada mahasiswa adalah bentuk studi kasus, seperti penuturannya : Kalau UKnya saya sering memberikan studi kasus karena tadi kan sudah saya katakan bahwa kompetesi tadi atau kompetensi tadi itu membuat mahasiswa itu tahu, paham dan bisa serta terampil. Nah karena kita itu pengen mahasiswa terampil maka soal yang kita buat itu adalah kasus sehingga ketika dia menjawab soal maka jawabannya teorinya begini empiris prakteknya seperti ini. .LBudi20042012 Bentuk ujian kompetensi yang dilakukan oleh dosen di dalam KBK adalah bagaimana ujian kompetensi itu bisa membuat mahasiswa menguasai kompetensi dari materi yang telah di sampaikan dan juga ujian kompetensi tersebut dapat commit to user 86 menghidari ketidakmandirian mahasiswa dalam mengerjakannya seperti yang dilakukan oleh Bu Alina yang menghindari membuat paper karena nanti ujung- ujungnya mahasiswa hanya itu cuma melakukan copy paste saja. Seperti Pak Budi yang menyatakan bahwa kompetensi mahasiswa itu adalah paham dan terampil maka Pak Budi menggunakan studi kasus sebagai bentuk ujian kompetensi yang diberikan. Semenjak memakai KBK bentuk ujian kompetensi diberikan dalam berbagai macam tidak seperti kurikulum yang dulu ujiannya hanya di mid semester dan di akhir semeseter. KBK membuat dosen dapat menggunakan berbagai macam bentuk ujian kompetensi yang dapat mengukur penguasaan kompetensi bagi setiap mahasiswa. Berikut berbagai macam metode bentuk UK yang diberikan oleh beberapa dosen, seperti Pak Jaya yang menyatakan bahwa bentuk UK itu bisa berbagai macam: Bentuk UK yang saya berikan bisa tugas, bisa ujian, tergantung, kan setiap materi itu harus ada UK, itu ya tidak selalu berwujud ujian tulis. Saya selalu 4 kali UK . LJaya18042012 Hal ini senada dengan penuturan Bu Sari bahwa bentuk UK itu bisa bermacam- macam tidak harus tertulis: UK-nya macam-macam ada tugas, tertulis, ada presentasi, presentasi makalah kelompok karena kita arahkan supaya ada variasi tugas individual, analisis apa kliping tentang apa. Kalau kita PKn kan ada isu-isu kewrganegaraan tentang demo yang gak santun itu kan banyak, itu individual, terus kelompok dan apa yang memberikan tugas lapangan jadi membuat laporan. Jadi tidak semuanya ujian tertulis . PSari01032012 Bentuk ujian kompetensi yang bervariasi ini juga dilakukan oleh Pak Sutikno, selain melakukan tes tertulis dalam bentuk essay, Pak Sutikno juga memberikan ujian kompetesi yang out put nya adalah berupa produk: Saya bentuk ujian kompetensinya tes tertulis dalam bentu essay tapi nanti diakhir ada mata pembelajaran tertentu yang sifatnya produk. Contonya saya memegang peran perencanaan pengerjaran nah produk akhir itu nantinya adalah membuat rancanngan RPP itu sebagai apa uji, bagian dari uji KKD jadi uji KKD ada empat itu seperti mereka membuat silabi dan RPP dan segala kelengkapannya . PSutikno17042012 commit to user 87 Berbeda dengan Bu Sindira bahwa bentuk UK itu ya tergantung mata kuliahnya seperti mata kuliah statistik yang diampunya dalam memberikan UK itu dengan di kasih soal saja. Ujian kompetensi yang dilakukan antara dosen yang satu dengan dosen yang lain berbeda-beda hal ini juga dirasakan oleh mahasiswa seperti Beki dalam penuturannya: Rata-rata tertulis biasanya, tapi ada dosen yang memberikan itu kemaren wawancara jadi ujiannya itu tes lisan kalau mungkin dilihat dari nilai makalah kalau kita kan ada makalah kayak gitu nah, nilai makalahnya presentasinya performance di depannya ada juga yang seperti itu. Terus ada juga yang take home tertulis bikin makalah, kayak gitu rata-rata macem-macem. Tapi kalau dosen yang UK-nya tertulis rata-rata divariasi aja dengan tugas yang lain . PBeki09032012 Para dosen memberikan bentuk ujian yang bervariasi. Hal ini dikarenakan dalam KBK tidak ada ketentuan dalam memberikan bentuk ujian kompetensi dan berbeda dengan kurikulum sebelum KBK bentuk ujian harus tertulis di saat mid semester dan ujian akhir semester. Seperti penuturan Pak Setyawan bahwa bentuk ujian kompetensi itu memang tidak ada ketentuan: Memang tidak ada ketentuan tentang bentuk UK tidak ada aturan kalau UK itu harus tertulis tetapikan mungkin bisa memberikan tugas kemudian diskusi saja bisa diambil nilainya seperti itu . LSetyawan28022012 Dalam KBK yang kurang memberikan ketentuan dosen dalam melakukan bentuk ujian kompetensi ternyata menurut seorang mahasiswa seperti Beki menyatakan bahwa ada dosen yang memberikan UK itu terkadang ada yang semaunya sendiri: Ada Dosen yang cuma ini dikasih tugas dikerjakan udah ini buat nilai UKD nah kalau menurut saya itu gak konsisten namanya UKD itu ya bentuk ujian entah dia itu mau lisan, mau tertulis take home atau gimana, tapi saya rasa itu cuma tugas yang biasa cuma tugas yang kayak apa ya, tugas yang gak begitu sesuai dengan apa namanya kurikulum tapi diberikan sebagai ujian. Contohnya tugas yang apa ya, kita cuma dikasih soal beberapa aja sih terus suruh ngerjain. Tapi ada juga dosen yang gak pernah jarang ngajar kuliah, jarang ngasih tugas eh tiba-tiba langsung tugas akhir terus nilainya semuanya rata-rata bagus . PBeki09032012 commit to user 88 Dalam pelaksanaan ujian kompetensi juga terdapat jadwal akademik. Jadwal akademik tersebut telah diatur oleh fakultas dan kemudian diserahkan ke dalam prodi masing- masing seperti penuturan Pak Jaya: Kayaknya sih ada jadwal UK, ada pertemuan pertama, menurut di fakultas jika udah pertemuan ke 4 itu kan harus ada UK jika tatap muka 16 kali berarti kan 4 kali UK. Jadi yang diperlukan 20 minggu.Itu ada jadwalnya. Dari fakultas sudah menurunkan setiap 4 kali pertemuan ada satu UK . LJaya18042012 Jadi menurut Pak Jaya memang ada jadwal UK yang atur oleh fakultas. kalau menurut tanggal yang sesuai dengan peraturan tersebut maka UK yang dilakukan sekarang sudah UK ke dua 19-13 April ujian kompetensi 2. Hal ini senada dengan penuturan Pak Budi bahwa sekarang sudah melaksanakan UK 2 kali: kalau sekarang saya sudah melakukan ujian k Pelaksanaan yang telah dijadwalkan oleh fakultas ternyata masih belum tersosialisasikan secara baik karena ada beberapa dosen yang tidak mengetahuinya. Menurut Pak Sutikno bahwa tidak ada jadwal dari fakultas tetapi hal itu merupakan kebijakan dari dosen sendiri untuk menentukan dan melakukan ujian kompetensi: Gak ada jadwal saya kira gak ada jadwal semuanya diserahkan kepada dosen . LSutikno17042012 Senada dengan penuturan Pak Suparto bahwa pelaksaan UK itu diserahkan oleh dosen masing-masing dan tidak ada jadwalnya: Saya kira tidak ada jadwalnya, itu kalau ujian ya diserahkan oleh dosen masing-masing . LSuparto16042012 Jadi jadwal pelaksanaan ujian kompetensi yang telah di atur oleh fakultas belum semua dosen mengetahui, Oleh karena itu beberapa dosen mengangap bahwa waktu dalam pelaksanaan ujian kompetensi di serahkan oleh dosen masing-masing. commit to user 89 KBK yang menekankan penguasaan kompetensi bagi mahasiswa maka tentunya dosen juga akan menentukan indikator dan parameter dalam mengukur ketercapaian sebuah kompetensi bagi mahasiswa. Dalam menggunakan parameter ketercapaian kompetensi setiap dosen pun juga bervariasi. Dalam membuat parameter ketercapaian kompetensi diantara dosen menggunakan hasil nilai skala A-C jika mahasiswa sudah mendapat nilai dalam skala tersebut berarti mahasiswa sudah tuntas, seperti yang dilakukan oleh Bu Sindira dalam mengukur ketercapaian kompetensi dengan memberikan batas waktu maksimal dalam mengerjakan soal sehingga mahasiswa yang dapat mengerjakan soal dengan batas waktu maksimal yang telah ditentukan dan mendapatkan nilai A atau B berarti mahasiswa tersebut telah tuntas. Sementara kalau Pak Sutikno Parameter dalam mengukur ketercapaian kompetensi jika dalam ujian kompetensi dasar mahasiswa tersebut sudah mendapatkan nilai C berarti mahasiswa tersebut sudah lolos seperti penuturannya: Ya itu sudah ada kriteria kriteria jadi sudah kami kembangkan ya kompetensi tadi sesuai dengan aturan itu jadi mereka harus lolos sesuai dengan standar-standar itu minimal harus dianggap lolos kalau dapat C jadi parameternya itu jadi setiap uji KKD langsung kami pekerjaan kembalikan jadi mereka tahu kekuranganya dimana nilainya juga tahu. Jadi mereka yang belum lulus lalu kemudian harus menempuh semacam remidiasi, lalu menempuh uji ulang KKD . PSutikno17042012 Bu Sindira dan Pak Sutikno dalam menggunakan parameter sebuah ketercapaian kompetensi tersebut dilakukan dengan mngukur nilai kognitif yang di dapatkan oleh mahasiswa tersebut seperti dengan mahasiswa tersebut sudah mendapatkan nilai A atau B atau bahkan C berati mahasiswa tersebut sudah lulus akan tetapi kalau Bu Sindira untuk mencapai penguasaan kompetensi tersebut terdapat beberapa proses untuk menentukan mahasiswa tersebut mendapatkan nilai A atau B. Sementara dosen lain seperti Pak Budi aspek ketercapain Kompetensi bagi mahasiswa maka mahasiswa itu tidak hanya sekedar tahu tapi paham: Mahasiswa itu tidak hanya sekedar tahu tapi paham, bisa kita lihat ketika UK kita bisa melihat mahasiswa itu nyotek, pekerjaan itu mereka buka commit to user 90 buku, atau pekerjaan mereka itu dikerjakan karena dia sudah paham. Itu kelihatan, sehingga kompetensi itu yang ketika dia kuliah itu banyak yang ceramah sendiri, ini mahasiswa yang ketika kuliah dia itu aktif, itu mendengarkan, dia ikut diskusi itu ketahuan.tapi kalau yang dia hanya membaca buku saja dia tidak di kuliah. Kadang-kadang konteksnya gak nyambung, kalau kasus-kasus saya tidak mengambil dari buku, itu kasus- kasus actual . LBudi20042012 Para Dosen dalam mengkur parameter ketercapaian kompetensi itu berbeda-beda kalau Pak Budi itu parameternya mahasiswa itu paham atau tidak bisa dilihat dari pekerjaan ujian kompetensinya, kalau Pak Sutikno dan Bu Sindira lebih nilai kognitif A atau B. Sementara berbeda dengan Bu Alina ketika menentukan parameter ketercapaian kompetensi tersebut, Bu Alina merasa susah seperti penyataannya: Itu yang susah kalau mengukur parameter ketercapaian komptensi, katakanlah mereka sudah paham tapi ketika di tugas akhir mereka gagal. Kalau sifatnya itu hafalan itu gampang tapi kalau analisis itu susah sering kali 50 menguasai, kalau UK-nya di akhir itu parameternya biasanya di UK 4 yang menjadi goal-nya akan tapi sebenarnya apakah itu benar kompetensi mahasiswa atau bukan kan akan terlihat disitu itu kalau sifatnya hafalan, tapi kalau sifatnya bukan hafalan lebih mengarah untuk melatih kepekaan berarti kompetensinya tidak hanya C1,C2 tapi yang sampai C5 nah itu berat kalau gak dilatih karena itu by proses . LAlina29022012 Setelah mahasiswa melakukan ujian kompetensi di dalam KBK mahasiswa yang belum mengalami ketuntasan maka harus remidi. Remidial dilaksanakan untuk membimbing mahasiswa mencapai penguasaan kompetensi dasar 1 atau Kelompok Kompetensi Dasar I. Pembelajaran Remidial diakhiri dengan evaluasiuji kompetensi lagi. Pembelajaran remidial merupakan bagian sistem pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran Remidial dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar setelah dilaksanakan uji kompetensi agar mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Tujuan dilaksanakannya pembelajaran remidial adalah untuk meningkatkan penguasaan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar commit to user 91 sekurang-kurangnya mencapai kriteria ketuntasan minimal penguasaan kompetensi dasar suatu mata kuliah. Strategi pembelajaran remidial sifatnya sangat individual dan lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa, yang antara lain keragaman dalam kemampuan mahasiswa, penguasaan bahan pembelajaran, dan penguasaan kompetensi dasar sebelumnya, sehingga menuntut pelaksanaan pembelajaran remidial dilakukan secara bervariasi oleh beberapa dosen. Remidial yang dilakukan oleh beberapa dosen dilakukan dengan berbagai cara alternatif. Pembelajaran Remidial sebagai kegiatan dosen membimbing mahasiswa yang belum menguasai secara tuntas kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif cara pelaksanaan, seperti Memberikan pembelajaran ulang mengulangi pembelajaran, Memberi tugas-tugas atau latihan dengan bimbinganpendampingan, Pemebelajaran tutorial tutor sebaya, Menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan praktek ulang dengan bimbinganpendampingan. Memberi bimbingan secara kusus secara individual atau kelompok kecil. Dalam melakukan remidial beberapa dosen melakukannya dengan berbagai cara alternatif. Bentuk strategi remidial sesuai dengan buku pedoman KBK bervariasi. Berikut penuturan beberapa dosen dalam melaksanakan remidial: Remidial itu gak boleh disamakan. Remidi tergantung mana materi yang belum dikuasai oleh masing-masing mahasiswa, saya melakukan remidi itu tidak hanya berwujud tes ulang tapi bisa juga diberi penjelasan ulang. Si A dangan si B dan C ini bisa remidinya berbeda karena memang mereka lemah di materi A karena memang utuk KD 1. Jadi memang perlakukan kita terhadap mahasiswa harus berbeda tergantung materi mana yang belum terkuasai . LJaya182012 Menurut Pak Jaya dalam melakukan remidial itu tidak boleh disamakan karena pemahaman dan karakteristik mahasiswa itu berbeda-beda maka cara memperlakukannya pun itu berbeda-beda tergantung kompetensi mahasiswa yang belum mencapai ketuntasan. Sementara kalau menurut Bu Sindira dalam melakukan remidi itu dari segi pengajaran setelah melakukan koreksi pada bagaian mana sebagian mahasiswa itu belum mengetahui. Lain halnya dengan Bu commit to user 92 Sari kalau remidial itu menurutnya karena tidak ada waktu maka dilakukan dengan memberi tugas, karena menurut Bu Sari remidial itu sebenarnya adalah remidial pengajaran: Kalau remidial itu diberi tugas kan sebenarnya remidial itu kan bukan remidial evaluasi tapi remidial pengajaran, yang dipahami itu remidial evaluasi, sebenarnya remidial itu remidial pengajaran. Jadi remidial teaching ning kendalanya itu tadi gak ada ruang, gak ada waktu kalau sudah 16 kali kan terus yudisium terus kapan? PSari01032012 Kuikulum Berbasis Kompetensi KBK menekankan pada capaian penguasaan kompetensi. Dalam KBK terdapat pemberlakuan remidial pada mahasiswa yang belum tuntas. Mahasiswa harus di tuntut lulus dan juga tutas. Menurut Bu Nani dalam KBK yang memakai sistem remidial justru menguntungkan mahasiswa. Dalam KBK tidak ada mahasiswa yang tidak lulus, tidak seperti kurikulum sebelum KBK jika mahasiswa tidak lulus maka harus mengulang setahun lagi untuk mengambil mata kuliah yang belum lulus tersebut: Setelah mahasiswa melakukan UK itu sampai dia praktek setelah itu dikoreksi dulu, baru nanti dosen memberikan remidi bagi yang tidak lulus bagi kompetensi 1 katakanlah itu 10 yang belum berhasil itu remidi dulu, kalau berhasil baru lanjut ke kompetensi berikutnya, Jadi gak ada ujian akhir UAS itu sudah gak ada karena mereka sudah lulus perkompetensi. Jadi tidak ada dalam KBK itu orang tidak lulus . PNani17042012 Dalam buku pedoman panduan KBK berisi berbagai alternatif strategi untuk melakukan remedial. Sehingga membuat dosen dalam memberikan bentuk remidial dilakukan dengan berbagai cara dan bervariasi. Dalam KBK mahasiswa harus lulus dan tuntas jika tidak maka harus di remidi akan tetapi, beberapa mahasiswa mengartikan lain tentang remidi. Menurut Bu Alina remidi dilakukan dikarena permintaan dari mahasiswanya yang ingin mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya walaupun sebenarnya mahasiswa tersebut sudah tuntas: sering kali mahasiswa minta remidi, karena bagi dia kalau remidi nilainya n belum tentu kalau remidial nilainya PAlina28022012 commit to user 93 Ketidaktuntasan mahasiswa yang menuntut dosen untuk melakukan remidi kepada mahasiswa. Hal ini menimbulkan persepsi kalau dengan remidi mahasiswa pasti tuntas dan nilainya pasti menjadi baik. Ketidaktuntasan mahasiswa disebabkan karena berbagai faktor. Menurut Bu Alina ketidaktuntasan mahasiswa itu hanya dari faktor teknis bukan dari substansinya saja seperti telat dalam mengumpulkan tugas, padahal sebenarnya mengumpulkan tugas itu merupakan bentuk kesadaran bagi mahasiswa bukan hanya dari tuntutan dosen saja. Dalam memberikan evaluasi di dalam pembelajaran berbasis kompetensi juga dilaksanakan dengan: a Evaluasi hasil belajar dengan melakukan assesment test testing, assesment tanpa test non-testing, dan self assesment; dan b Evaluasi proses belajar. Berikut penuturan Pak Sutikno dalam melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil: Ya kalau evaluasi proses itu berlangsung selama proses penilaian jadi kami memberi nilai setiap mereka presentasi. Setiap mereka diberi tanggapan jadi tanggapan ini istilahnya kualitasnya di nilai. Kalau evaluasi hasilnya ya hasil pembelajarannya lewat tadi lewat produk pekerjaan mereka jadi juga makalah yang mereka buat juga. Makalah kelompok tadi lalu kemudian ya individual itu yang evaluasi hasil . LSutikno17042012 Jadi evaluasi proses yang dilakukan oleh Pak Sutikno adalah dengan melihat keaktifan mahasiswa ketika melakukan presentasi. Sementara evaluasi hasil yang dilakukan oleh pak Sutino adalah berupa produk dari tugas yang telah dibuat seperti makalah yang dibuat oleh mahasiswa. Evaluasi hasil berupa produk ini sama dengan yang dilakukan oleh Bu Nani. Hasil produk dari evaluasi yang telah dilakukan merupakan bentuk gambaran capaian kompetensi mahasiswa: Kalau saya kan ada teori ada praktek, kalau prektek itu insyaAllah dengan hasil yang dia buat itu evaluasi hasil. Seperti pada mata kuliah SBM evaluasi hasilnya ya ketercapainya membuat RPP, membuat media nah itu hasil praktek mereka membuat produk itu yang saya evaluasi, kalau teori ya tesnya, tapi jarang tes teori, tapi kalau evaluasi proses ya tahapannya dalam setiap perkuliahan seperti pertemuan pertama, membuat silabus, membuat RPP. Jadi paling tidak tugas jarang praktek .PNani17042012 commit to user 94 Dalam melakukan evaluasi proses ternyata mahasiswa kurang mendukung. Mereka lebih berorientasi pada hasil. Menurut Bu Alina dalam melakukan evaluasi kebanyakan mahasiswa tidak peduli dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Mahasiswa hanya berorientasi pada hasilnya saja, jadi bagaimanapun dosen mengajar yang penting mahasiswa itu hasilnya baik dapat nillai yang bagus. Evaluasi merupakan tahap akhir dari aktivitas dosen dalam melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi. Hasil dari evaluasi harus dilaporkan dalam bentuk nilai. Hal ini merupakan salah satu aspek akuntabilitas dosen kepada stakeholders mahasiswa, orangtua mahasiswa, pengguna kerja, pimpinan, dan masyarakatluas. Berikut penuturan dosen dalam melakukan penilaian terhadap mahasiswa sebagai bentuk dari akuntabilitas: Nilai Selalu saya kasih tahu biar mahasiswa mengatahui kelemahan secara umum Terus mereka boleh komplain nilai selama 1 minggu komplain nilai . PAlina29022009 Jadi Bu Alina selalu memberikan hasil ujian kompetensi kepada mahasiswanya. Hal ini Senada dengan Pak Sutikno dalam melakukan penilaian terhadap mahasiswa: Pekerjaan dikembalikan jadi mereka tahu bagaimana-bagaimana dan biasanya ada catatan-catatan . LSutikno18042012. Bentuk akuntabilitas penilaian dosen terhadap mahasiswa adalah dengan cara mengembalikan pekerjaan nahasiswa agar mahasiswa mengetahui apa yang perlu diperbaiki dari pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua dosen memberikan akuntabilitas penilaian terhadap mahasiswa. Hal ini seperti pernyataan Beki sebagai seorang mahasiswa yang menyatakan bahwa ada dosen yang memang kurang terbuka dalam memperlihatkan hasil nilai ujian kompetensi kepada mahasiswanya. Ada juga dosen yang saya tidak tahu sistem penilainnya itu seperti apa ada dosen yang jarang sekali masuk kelas tiba-tiba breg dikasih tugas banyak terus nilainya kalau gak dapat A ya B nah itu kan jadi pertanyaan commit to user 95 dari mana dapat nilai sekian padahal kita tidak tahu kan kalaupun diprotes pun dosennya juga tidak terbuka Dalam sistem pelaporan penilaian terhadap mahasiswa ada beberapa dosen yang belum terbuka untuk melaporkan nilai kepada mahasiswanya. Selain pelaporan kepada mahasiswa tentunya pelaporan juga dilakukan kepada pihak fakultas dan jurusan. ujian kompetensi yang dilakukan sebanyak 4 kali harus dilaporkan oleh fakultas setelah semester berakhir untuk melakukan yudisium kepada mahasiswa. Tahapan penilaian di dalam KBK merupakan tahapan akhir yang dilakukan oleh para dosen dalam melakukan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dalam pelaporan nilai kepada jurusan dilakukan secara berkala. Pembantu Dekan Satu dan Ketua Program Studi selalu menghimbau kepada para dosen untuk senantiasa mengumpulkan nilai ujian kompetensi melaui surat edaran yang ditujukan kepada setiap dosen di Jurusan P.IPS FKIP UNS. Sistem pelaporan penilaian kepada jurusan dilakukan secara online. Dalam sistem pelaporan yang menggunakan sistem online ternyata memiliki beberapa kendala. Menurut Pak Nur yang merupakan salah satu karyawan di Jurusan P.IPS FKIP UNS bahwa masih ada beberapa dosen yang belum tepat waktu dalam mengumpulkan nilai ke jurusan, selain itu terkadang nilai juga tidak di kumpulkan melaui email dan bahkan ada yang masih berbentuk hard file. Selain itu juga ada beberapa dosen yang belum bisa mengumpulkan nilai sesuai dengan ketentuan. Hal ini merupakan salah satu kendala yang dialami oleh Pak Nur dalam menjalankan tugasnya, akan tetapi menurutnya dalam mengerjakannya hal tersebut tidak bermasalah baginya dan selalu dilakukan dengan senang hati dan ikhlas. Para dosen yang kurang bisa menggunakan IT dalam pengumpulan nilai melalui via email harus repot untuk meminta batuan kepada orang lain. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sistem KBK yang belum bisa mewadahi dari kendala internal yang terjadi di kalangan implementator Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan sebuah Inovasi kurikulum yang merupakan isntruksi dari pimpinan untuk di implementasikan seperti penuturan commit to user 96 Bu Sari bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi itu merupakan Inovasi untuk perubahan yang lebih baik: Karena KBK bagian dari instruksi kita juga harus melaksanakan ya gak beban ya biasa aja, udah kalau namanya kemajuan kan harus ada perubahan.Perubahan-perubahan misalnya semacam KBK itu bisa saya katakan semacam uji coba dalam rangka mencari kualitas. Perkara baik atau belum kita kan belum bisa mengevaluasi .PSari1032012. Jadi Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum yang menjadi sebuah inovasi karena tututan zaman. KBK merupakan kurikulum yang telah di instruksikan untuk diimplementasikan guna memperbaiki kualitas pendidikan demi terwujudnya visi dan misi UNS. Dalam melakukan implementasi KBK yang terpenting adalah dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hasilnya tergantung dari pelaksana kurikulum tersebut karena sebagus apapun kurikulum tidak akan baik jika tidak dilaksanakan sesuai dengan rancangan dan desainya.

2. Efektivitas Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK di