commit to user
11
Seorang pendidik harus menggunakan pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didiknya untuk mengerti dan memahami sebuah materi di
dalam proses pembelajaran. Keberhasilan di dalam melakukan pembelajaran oleh pendidik dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang telah
belajar berarti ada usaha dari peserta didik untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik.
b. Perubahan Makna Pengertian Pembelajaran
Seiring berkembangnya perubahan zaman maka terjadi perubahan makna dari pembelajaran. Pembelajaran semula bermakna saling hanya tatap muka
seperti antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan didalam kelas. Sesuai UU No.20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Dalam pasal 2 ayat 2 UU No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan diartikan dengan Pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas
pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan multy entry multy system. Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil
program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terp
. Dari pasal tersebut, menyatakan bahwa pendidikan dilaksanakan secara
terpadu dan berkelanjutan, selain itu pendidikan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan tatap muka ataupun jarak jauh.
Pendidik akan lebih leluasa melaksanakan pendidikan karena sistem pendidikan yang terbuka.
Dari hal tersebut dapat dilihat terdapat konsep baru dalam pendidikan. perubahan konsep antara mengajar dan pembelajaran yang mempunyai makna dan
pengertian yang berbeda. Dalam bahasa Inggris mengajar berasal dari kata teaching, sedangkan pembelajaran berasal dari kata learning.
Konsep belajar mengalami perubahan dari mengajar ke pembelajaran. Menurut UU no 20 tahun 2003 pada pasal 2 ayat 2 yang telah disebutkan. Dalam
UU No 2 tahun 2003, kegiatan belajar mengajar tidak lagi disebut-sebut, dalam
commit to user
12
penjelasan atas UU tersebut terdapat istilah pembelajaran yang digunakan sebagai jalur pendidikan berkelanjutan.
Perbedaan antara mengajar dengan pembelajaran terdapat pada tindakannya. Mengenai belajar Suprijo
dengan mengajar atau pengajaran mempunyai arti demikian melahirkan kontruksi belajar-
yang mengacu pada kegiatan belajar yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta didik
menerimanya. Hal ini selanjutnya berubah menjadi konsep pembelajaran dalam UU No.20 tahun 2003.
pembelajaran adalah peserta didik, dimana guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik yang
-istilah perubahan dari teacher center menjadi student center, sehingga guru harus mengubah cara mengajarnya
dari mengajar menjadi pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat upaya yang aktif dari siswa, sedangkan dalam mengajar guru seakan-akan hanya
mengisi ilmu kepada siswa sehingga peran siswa cenderung pasif. Sehingga dapat disimpulkan perbedaan antara pembelajaran dan mengajar adalah terdapat pada
peran siswa dalam belajar. Mengenai prose Proses
belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi tertentu, mengajar merupakan tugas mengorganisasi dan
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan dari mengajar ke pembelajaran ini membawa dampak yang besar bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Guru yang awalnya melaksanakan kegiatan belajar dengan upaya teaching atau mengajar harus melaksakan
perubahan menjadi learning atau pembelajaran. Guru harus menciptakan kelas yang student center daripada teacher center. Konsep mengajar berubah ke konsep
pembelajaran dengan maksud guru tidak lagi berperan aktif memberitahu siswa, namun guru berlaku sebagai pendorongmotivator siswa dalam mencari informasi
commit to user
13
dan pengetahuan. Guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang membuat siswa aktif guru berperan sebagai fasilitator. Mengajar merupakan
proses dari pengajaran antara peserta didik dan pendidik. Mengajar merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh pendidik yang profesional
3. Kajian Kurikulum