Interview wawancara Pemgumpulan data

commit to user 51 informan kunci yang dianggap tahu kemudian dari informan kunci tersebut dicari lagi informan kunci yang lain sehingga data yang diperoleh dapat diuji kebenarannya.

E. Pemgumpulan data

1. Interview wawancara

Menurut Narbuko dan Proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan- Menurut Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewieu yang memberikan jawaban atas pertanyaan 135. Wawancara dilakukan karena memiliki beberapa tujuan. Mengenai tujuan wawancara Sutopo berpendapat 2002 tujuan utama melakukan wawancara adalah Menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya untuk merekontruksikan beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang. hlm.58 Jadi wawancara merupakan pertemuan antara dua orang yang berlangsung secara lisan antara pewawancara dengan yang diwawancarai saling bertukar informasi tanya jawab yang kemudian hasil dari wawancara tersebut dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut sugiyon Teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebi 2010:137. commit to user 52 Menurut Sutopo Wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam in-depth interviewing 58. Mengenai wawancara terstruktur Sugiyono berpendapat, Wawancara terstruktur digunakan sebagi teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data lebih mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan k struktur sugiyono berpendapat, Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk open ended mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang permasalahan penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi termasuk bagaimana efektivitas dari kurikulum tersebut dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Universitas Sebelas Maret di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Informan yang diwawancarai adalah Ketua Jurusan, Ketua Program Studi serta dosen dan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang dianggap paling tahu tentang topik permasalahan yaitu tentang efektivitas implementasi pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Sebelum terjun ke lapangan, peneliti membuat catatan atau garis besar interview guide yang akan diajukan kepada informan. Pembuatan interview guide bertujuan agar peneliti tidak mengalami kebingungan dan kehabisan pertanyaan yang akan diajukan kepada informan sehingga informasi yang akan didapatkan akan lebih fokus dan mendalam. Ketika wawancara berlangsung tidak menutup kemungkinan terjadi pengembangan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang awalnya belum diketahui atau bahkan tidak terencanakan oleh peneliti. Pertanyaan yang terjadi biasanya bersifat spontan muncul ketika penelitian berlangsung dengan tujuan agar mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai permasalahan yang terjadi. commit to user 53 Sebelum mengajukan pertanyaan pokok, sebaiknya pewawancara membuka dengan pertanyaan atau percakapan ringan sehingga suasana yang terjadi tidak tegang. Ini dimaksudkan agar informan merasa nyaman dan interest untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan interview guide dan tidak menutup kemungkinan terdapat pertanyaan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam. Setelah wawancara berlangsung sebelum mengakhirinya sebaiknya pewawancara menyimpulkan atau memberi sedikit konfirmasi ulang mengenai hasil wawancara yang didapatkan. Ini bertujuan agar ada persamaan frame atau sudut pandang antara pewawancara dan informan atas pertanyaan yang diajukan. Selain itu untuk meyakinkan obyektifitas jawaban yang didapatkan. Hasil dari wawancara sebaiknya ditulis kembali dalam suatu catatan lapangan field note yang di dalamnya memuat tentang informan, situasi yang berlangsung dan beberapa pendapat informan tentang pertanyaan yang diajukan. Setelah membuat fieldnote kemudian hasil wawancara diidentifikasi apakah sudah memenuhi semua informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dalam wawancara ini juga menggunakan alat untuk merekam hasil wawancara. Ini dimaksudkan agar peneliti memiliki bukti yang akurat bahwa telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data. Alat-alat yang digunakan oleh peneliti dapat berupa alat manual, audio, visual maupun audio visual. Alat-alat wawancara yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kamera digital yang berfungsi untuk merekam semua percakapan dan pembicaraan dengan informan, buku catatan yang berfungsi untuk mencatat percakapan dari sumber data, camera dan perekam gambar yang digunakan untuk memotret kegiatan informan yang berkaitan dengan penelitian atau ketika kegiatan penelitian dan wawancara dengan informan berlangsung.

2. Observasi