Berdasarkan pengamatan peneliti, banyak mahasiswa FKIP yang tidak tertarik untuk menjadi guru. Hal ini dikarenakan FKIP bukan merupakan
pilihan utama dalam pemilihan peminatan bidang kuliah. Mahasiswa menjalani kuliah dengan tidak sepenuh hati. Hasil belajar yang didapat pun tidak dapat
maksimal. Hal ini terbukti dari nilai Uji Kommpetensi Calon Guru UKCG mahasiswa FKIP yang tergolong rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa
kemampuan penguasaan mahasiswa terhadap aspek keguruan tergolong rendah. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat mahasiswa FKIP merupakan
calon guru yang dituntut memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang pendidikan.
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam mengajar, salah satunya adalah bakat. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 14 tahun 2005 pasal 7 menyatakan bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan beberapa prinsip tertentu,
salah satunya adalah memiliki bakat. Bakat yang dimaksud adalah bakat menjadi guru atau bakat keguruan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, bakat diartikan sebagai kepandaian, sifat dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Wijaya 1988:66
mengungkapkan bahwa bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan khusus. Jadi bakat merupakan suatu kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dimiliki sejak lahir dan
perlu dilatih agar orang tersebut mahir dalam bidang yang ditekuninya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bakat merupakan kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan. Oleh karena itu, jika bakat tidak diasah dengan baik atau tidak didukung
dengan lingkungan yang sesuai, maka bakat tersebut dapat hilang Sefrina, 2013:30. Seseorang yang lahir dengan memiliki bakat melukis jika tidak diberi
fasilitas melukis dan tidak diasah kemampuannya, maka bakat melukis tersebut dapat memudar, bahkan hilang. Begitupula dengan bakat keguruan mahasiswa.
Melalui pembelajaran di mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, dan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran, kemampuan
mahasiswa semakin terasah. Mahasiswa yang memiliki bakat keguruan dari lahir akan semakin berkembang bakat keguruannya.
Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Penguasaan Mata Kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
serta Penguasaan Mata Kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran dengan Pengembangan Bakat Keguruan Mahasiswa FKIP
”.
B. Batasan Masalah
1. Penelitian ini ditujukan untuk mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2013. 2.
Ada dua faktor yang berhubungan dengan bakat keguruan mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini hanya berfokus
pada faktor eksternal, khususnya kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat keguruan mahasiswa yang diduga berhubungan
dengan penguasaan mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling dan penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran.
3. Bakat yang akan diteliti pada penelitian ini merupakan bakat keguruan
dalam bidang pedagogik.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan penguasaan mata kuliah Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP?
2. Apakah terdapat hubungan penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan
Pembelajaran dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui adanya hubungan penguasaan mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling dengan pengembangan bakat keguruan
mahasiswa FKIP. 2.
Untuk mengetahui adanya hubungan penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran dengan pengembangan bakat keguruan
mahasiswa FKIP. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Teoretik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
dan keterampilan ilmu pendidikan di Indonesia. 2.
Manfaat Praktis-Empiris a.
Bagi Universitas Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi universitas
yang bersangkutan dalam usahanya meningkatkan kualitas pendidikan khususnya peningkatan kualitas keterampilan dan
kemampuan mahasiswanya. b.
Bagi Dosen Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan
pengetahuan bagi dosen. Dosen menjadi tahu bagaimana suatu latihan dan pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan
untuk mengembangkan potensi mahasiswanya dan nantinya dosen dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih baik lagi.
c. Bagi Mahasiswa
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa
yang menghendaki
kemajuan dan
peningkatan keterampilan dan kemampuan keguruan. Mahasiswa menjadi tahu apa
yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi yang ada dalam dirinya.
10
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Tinjauan Teoretik 1. Pengembangan Bakat Keguruan
a. Guru
Dalam pepatah jawa, guru berarti “digugu lan ditiru” yang artinya
“dipercaya dan ditiru”. Oleh karena itu, guru dianggap sebagai panutan bagi peserta didik. Tingkah laku dan ucapan guru menjadi salah satu patokan
siswa untuk berperilaku dan bertutur kata. Menjadi seorang guru itu tidak mudah karena memiliki tanggungjawab yang besar terhadap perkembangan
anak didik. Guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga
perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat Undang-Undang No. 14 Tahun 2005.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1993:288 guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariannya, dan profesinya mengajar.
Undang-Undang No.14 Tahun 2005 menyebutkan secara spesifik bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Dalam praktiknya, tugas guru tidak hanya sekedar mengajar, namun juga mengarahkan, memberi contoh, dan menilai
mengevaluasi. Hal ini membuktikan bahwa guru memang mempunyai tanggungjawab yang besar dalam pendidikan di Indonesia.
Seorang guru dituntut memiliki profesionalitas. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan
peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional Undang-Undang No.14 Tahun 2005, pasal 4.
Undang-Undang No.14 Tahun 2005, pasal 6 menyebutkan: “Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab.” Seorang guru dikatakan profesional jika memiliki kompetensi yang
baik dalam dirinya. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan Undang- Undang No.14 Tahun 2005, ayat 10. Kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtuawali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, yaitu: a.
Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: 1 pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; 2 pemahaman terhadap peserta didik; 3 pengembangan kurikulumsilabus; 4 perancangan pembelajaran; 5 pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; 6 evaluasi hasil belajar; dan 7 pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. b.
Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang 1 mantap; 2 stabil; 3 dewasa; 4 arif dan bijaksana; 5 berwibawa;
6 berakhlak mulia; 7 menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; 8 mengevaluasi kinerja sendiri; dan 9 mengembangkan
diri secara berkelanjutan. c.
Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: 1 berkomunikasi lisan dan tulisan; 2
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; 3 bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtuawali peserta didik; dan 4 bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: 1 konsep, struktur, dan metoda keilmuanteknologiseni yang menaungikoheren
dengan materi ajar; 2 materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; 3 hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; 4 penerapan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan 5 kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
b. Bakat 1 Pengertian Bakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bakat diartikan sebagai kemampuan, kepandaian, sifat, dan pembawaan yang sudah ada atau
dibawa sejak lahir. Ali dan Asrori 2005:78, mengemukakan bahwa bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi
potential ability
yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Munandar 1985:18 juga mengemukakan bahwa bakat
memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.
United State Office of Education
dalam Munandar 1982:7 menjelaskan bahwa anak berbakat adalah seseorang yang dapat
memberikan prestasi yang tinggi karena kemampuannya potensi yang sangat menonjol. Nasoetion dan Munandar 1982:4
menjelaskan bahwa dengan seseorang dengan keunggulan potensi diharapkan memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi
dan menonjol dalam pekerjaannya. Jadi, bakat merupakan kemampuan bawaan sejak lahir yang berupa potensi yang masih perlu
latihan dan dikembangkan agar potensi tersebut dapat menonjol dan memberikan prestasi yang tinggi.
Seseorang yang terlahir dengan bakat melukis dapat menjadi seorang pelukis yang hebat bila ia rajin berlatih dan diberi fasilitas
melukis. Namun bisa terjadi yang sebaliknya. Jika orang tersebut tidak pernah mengasah bakat melukisnya dan tidak diberi fasilitas melukis,
maka bakat tersebut bisa hilang. Apabila potensi dapat teraktualisasikan secara optimal, maka kontribusi terhadap
sesamanya, bangsa, dan negaranya akan menjadikan manusia menanjak kehidupannya dan meningkat pula tata cara kehidupan
bangsa Semiawan, 2010:30.
2 Ciri-Ciri Anak Berbakat
Guru dan orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak berbakat agar mereka dapat membimbing anak tersebut dengan baik. Secara
umum, anak berbakat memiliki prestasi yang menonjol dalam bidang yang ditekuninya. Parker dalam Munandar 1982:16 mengatakan
bahwa anak-anak berbakat sejak kecil lebih aktif dan lebih menaruh perhatian terhadap lingkungannya. Martinson dalam Munandar