penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran tidak berhubungan dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP.
C. Pembahasan
1. Hubungan penguasaan mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP Berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan Tabel 5.7, penguasaan
mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling tidak berhubungan dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai
Sig. 2-tailed
sebesar 0,338 yang lebih besar dari 0,05 sehingga Ho
1
diterima. Dengan kata lain, Ha
1
yang menyatakan penguasaan mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling berhubungan dengan
pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP ditolak. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penguasaan mata
kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling tidak berhubungan dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Faktor tersebut antara lain:
a. Responden tidak serius dalam mengerjakan instrumen penelitian. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya responden yang tidak mengisi penuh kuesioner bagian kreativitas pedagogi yaitu sebesar 64 atau 160 responden dari 250
responden. Hal ini berdampak pada rendahnya skor bakat keguruan responden sehingga peneliti tidak dapat mengukur bakat keguruan
mahasiswa secara maksimal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kurangnya waktu latihan atau menerapkan teori yang didapatkan selama
mengikuti perkuliahan, khususnya mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Seperti pernyataan Gladwell yang dikutip oleh laman
http:www.hipwee.commotivasibakat-vs-kerja-keras-mana-yang-lebih- penting-untuk-kesuksesan
menyatakan pentingnya mendedikasikan waktu minimal 10.000 jam untuk berlatih jika seseorang ingin menjadi ahli dalam
bidang tertentu. Silabus yang dikeluarkan oleh FKIP hanya mencantumkan penguasaan konsep-konsep materi, belum sampai ke arah pengaplikasian
materi, sehingga materi pembelajaran yang diterima tidak sepenuhnya diserap dengan baik dan mudah terlupakan. Hal ini mungkin disebabkan
karena banyaknya materi pembelajaran yang harus diberikan kepada mahasiswa. FKIP berharap mahasiswa dapat menerapkan materi
pembelajaran secara mandiri. c.
Nilai yang tinggi tidak mencerminkan penguasaan mata kuliah yang sesungguhnya. Peneliti menduga nilai mata kuliah yang diperoleh bukan
merupakan cerminan kemampuan responden yang sebenarnya. Davis dkk. 2009:1 mengungkapkan bahwa para siswa melakukan kecurangan
akademik karena mereka takut gagal atau takut memiliki nilai di bawah rata-rata. Responden hanya berambisi untuk mendapatkan nilai yang tinggi
dengan cara yang keliru, sehingga nilai yang tinggi belum tentu berarti responden menguasai dengan baik mata kuliah yang bersangkutan.
Bakat banyak tergantung dari pembawaan
heredity
Munandar, 1982:18. Namun, jika bakat tidak diasah dengan baik atau tidak didukung
dengan lingkungan yang sesuai, maka bakat tersebut dapat hilang Sefrina, 2013:30. Hal tersebut juga berlaku untuk bakat keguruan. Responden yang
sebenarnya terlahir dengan bakat keguruan, dapat hilang bakatnya jika tidak dilatih sejak dini. Hal ini diperparah dengan kurangnya latihan yang diterima
selama mengikuti perkuliahan.Akibatnya, bakat keguruan mahasiswa tidak muncul atau bahkan mungkin hilang.
2. Hubungan penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran
dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP Berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan Tabel 5.8, penguasaan
mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran tidak berhubungan dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai
Sig. 2-tailed
sebesar 0,127 yang lebih besar dari 0,05 sehingga Ho
2
diterima. Dengan kata lain, Ha
2
yang menyatakan penguasaan mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran berhubungan dengan pengembangan
bakat keguruan mahasiswa FKIP ditolak. Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab penguasaan mata
kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran tidak berhubungan dengan pengembangan bakat keguruan mahasiswa FKIP. Faktor tersebut antara lain:
a. Responden tidak serius dalam mengerjakan instrumen penelitian. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya responden yang tidak mengisi penuh kuesioner bagian kreativitas pedagogi yaitu sebesar 64 atau 160 responden dari 250
responden. Hal ini berdampak pada rendahnya skor bakat keguruan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
responden sehingga peneliti tidak dapat mengukur bakat keguruan mahasiswa secara maksimal.
b. Kurangnya waktu latihan atau menerapkan teori yang didapatkan selama
mengikuti perkuliahan, khususnya mata kuliah Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Ali dan Asrori 2005:78, mengemukakan bahwa bakat
merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi
potential ability
yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Silabus yang dikeluarkan oleh FKIP hanya mencantumkan penguasaan konsep-
konsep materi, belum sampai ke arah pengaplikasian materi, sehingga menyebabkan materi pembelajaran yang diterima tidak sepenuhnya
diserap dengan baik dan mudah terlupakan. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya materi pembelajaran yang harus diberikan kepada
mahasiswa. FKIP berharap mahasiswa dapat menerapkan materi pembelajaran secara mandiri.
c. Nilai yang tinggi tidak mencerminkan penguasaan mata kuliah yang
sesungguhnya. Peneliti menduga nilai mata kuliah yang diperoleh bukan merupakan cerminan kemampuan responden yang sebenarnya. Selain
karena takut gagal, siswa melakukan kecurangan akademik karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi Davis, dkk., 2009:3. Jika siswa bersikap
transparan tentang bantuan yang ia terima selama menyelesaikan tugas, bisa jadi ia tidak mendapatkan nilai tinggi seperti sebelumnya. Responden
hanya berambisi untuk mendapatkan nilai yang tinggi bahkan dengan cara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang keliru, sehingga nilai yang tinggi belum tentu berarti responden menguasai dengan baik mata kuliah yang bersangkutan.
Sefrina 2013:30 mengemukakan jika bakat tidak diasah dengan baik atau tidak didukung dengan lingkungan yang sesuai, maka bakat tersebut
dapat hilang. Bakat dapat terus menonjol dan menghasilkan prestasi yang tinggi jika terus dilatih dan difasilitasi oleh lingkungan. Namun jika seseorang
tidak dapat mengembangkan bakatnya dengan baik, maka bakat tersebut tidak akan menonjol dan menghasilkan prestasi yang tinggi. Pada penjelasan poin
b diatas, responden kurang latihan dalam menerapkan materi pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti perkuliahan. Hal ini mengakibatkan
materi perkuliahan tersebut cenderung mudah dilupakan. Jika hal ini terus menerus terjadi maka materi perkuliahan yang diberikan belum dapat
menumbuhkan bakat keguruan responden. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI