67
berdakwah, massage dan olahraga.Ketrampilan yang dimiliki guru tersebut memberikan kebanggaan bagi sekolah karena mampu menjuarai di tingkat
kabupatenkota sesuai bidangnya. Pada
penelitian ini
seluruh kegiatan
perlakuan atau
treatmentdilaksanakan di ruang kelas I. Ruang kelas I terletak pada bangunan sekolah sebelah timur di lantai pertama. Di dalam ruang kelas I terdapat satu
buah kipas angin, satu buah almari berisi buku-buku pelajaran, serta tiga buah meja dan kursi untuk proses pembelajaran. Pada saat proses pelaksanaan
treatment atau perlakuan dilakukan di lantai dengan menggeser meja dan kursi yang ada di dalam kelas.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas II di SLB A Yaketunis Yogyakarta yang berjumlah dua orang. Berikut karakteristik subjek
dalam penelitian ini : 1.
Subjek 1 Subjek 1 yaitu KN berusia tujuh tahun berjenis kelamin perempuan.
KN merupakan anak tunanetra kategori buta total totally blind sejak lahir. Kondisi fisik dan mental KN normal seperti anak pada umunya serta tidak
memiliki ketunaan ganda. Kemampuan motorik halus dan motorik kasar berkembang dengan baik dan normal. Kemampuan orientasi mobilitas juga
baik, hal tersebut terlihat ketika siswa berada di sekolah tanpa ragu-ragu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa bantuan guru maupun
68
temannya. KN merupakan siswa yang ceria dan supel, ketika jam istirahat dia sering bercanda dan bermain bersama teman-temannya.
Kemampuan subjek dalam memahami konsep sudah baik, hal tersebut nampak dari kemampuan subjek dalam memahami konsep
membaca dan menulis huruf Braille, KN sudah bisa menghafal huruf Braille beserta posisi titiknya dari A sampai Z. Akan tetapi bila diminta
membaca huruf Braille maupun menuliskannya masih sering mengalami kesalahan. KN termasuk anak yang sulit untuk fokus karena bila guru
memberinya tugas perlu dibujuk terlebih dahulu oleh guru, namun dia termasuk anak yang pemberani dan aktif bertanya saat pembelajaran
berlangsung. Subjek KN sudah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
sederhana. KN dapat memahami bahwa penjumlahan 2 bilangan yaitu menggabungkan 2 bilangan tersebut. Akan tetapi dia baru dapat melakukan
penjumlahan 2 buah bilangan sama dan penjumlahan bilangan yang hasilnya di bawah 5. Pada operasi pengurangan hampir sama dengan
penjumlahan. KN dapat memahami konsep pengurangan, akan tetapi bila guru memberi soal nilai yang didapatkan jauh di bawah KKM yang
ditentukan. 2.
Subjek 2 Subjek 2 yaitu FR berusia 8 tahun berjenis kelamin laki-laki. FR
merupakan anak tunanetra low vision sejak lahir. FR tidak mengalami ketunaan ganda. FR hanya dapat mengidentifikasi adanya cahaya atau
69
tidak. Kondisi fisik dan mental FR normal seperti anak pada umunya. Kemampuan orientasi dan mobilitas FR kurang begitu baik, hal tersbut
terlihat ketika FR berjalan secara mandiri terlihat ragu-ragu dan berjalan secara pelan. Meskipun begitu FR merupakan anak ceria dan mudah
bergaul dengan teman sekolahnya, ketika jam istirahat sering bermain dengan teman yang lain.
Kemampuan akademik FR lebih rendah dibandingkan dengan subjek KN. FR sudah dapat menghafal posisi titik dalam huruf Braille hingga
huruf U saja. Kemampuan FR dalam membaca dan menulis huruf Braille juga masih belum baik, FR sering mengalami kesalahan dan kesulitan
ketika menulis dan membaca huruf Braille. Meskipun kemampuan akademiknya tidak sebaik KN, FR termasuk anak yang penurut dan baik.
Ketika guru memberinya tugas, FR langsung mencoba mengerjakannya meskipun kadang megalami kesalahan. FR juga merupakan siswa yang
aktif bertanya ketika pelajaran berlangsung. FR sudah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan.
Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan FR diketahui ketika diberi pertanyaan penjumlahan dan pengurangan sederhana menggunakan
benda konkrit, FR dapat membedakan penjumlahan dan pengurangan. Ketika guru memberi soal tentang penjumlahan dan pengurangan nilai yang
diperoleh FR belum mencapai KKM yang ditentukan.
70
C. Deskripsi Data Penelitian