40
e Siswa secara bergantian mengidenifikasi hasil penjumlahan atau
pengurangan serta angka yang tertulis pada kartu yang dibuka. f
Siswa berlatih menemukan hasil penjumlahan atau pengurangan serta angka yang ada dalam kartu yang dipegang satu persatu.
g Siswa secara bergiliran memasangkan angka yang sesuai dengan
kartu yang telah dibuka dari tumpukan. h
Jika kartu yang dipegang siswa kebetulan tidak ada yang cocok, siswa boleh mengambil kartu yang ada dalam tumpukan hingga
menemukan angka yang cocok dengan kartu yang terbuka. i
Secara terus-menerus siswa harus mengidentifikasi angka yang ada dalam kartu, serta mengidentifikasi hasil penjumlahan dan
pengurangan yang ada dalam kartu. j
Demikian seterusnya hingga semua kartu yang ada ditumpukan maupun yang berada ditangan habis dipasangkan.
4. Fungsi Bermain
Permainan dapat memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran. Mayke S. Tedjasaputra 2001: 39-45 menyebutkan
beberapa fungsi permainan dalam pembelajaran sebagai berikut: a.
Perkembangan Fisik Dengan bermain fisik anak akan menjadi sehat, otot-otot akan
tumbuh menjadi kuat. Selain itu dengan bermain pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan diam dikelas mendengarkan
41
ceramah, tetapi pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan.
b. Perkembangan Motorik Halus
Melalui permainan anak secara tidak langsung melatih kemampuan motorik halusnya yang diperlukan dalam berbagai aktifitasnya.
c. Perkembangan Aspek Sosial
Melalui permainan anak belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan temannya.
d. Perkembangan Kognisi
Melalui permainan pengetahuan, daya nalar, dan kreativitas anak menjadi berkembang. Pengetahuan konsep-konsep akan jauh lebih
mudah diperoleh melalui kegiatan bermain. Selain itu Dadan Djuanda 2006: 92-93 juga memberikan
pendapat tentang fungsi bermain sebagai berikut: a.
Pengembangan Kognitif Bermain bagi anak dapat memberikan kesempatan untuk berfikir
divergen dan belajar memecahkan masalah. b.
Pengembangan Sosial Bermain adalah model yang baik untuk mengembangkan social
anak, karena akan mendorong anak-anak berinteraksi sosial. c.
Pengembangan Fisik Bermain memberikan kesempatan untuk mengembangkan gerakan
halus dan kasar.
42
Berdasarkan paparan yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dapat
ditegaskan bahwa
bermain sangat
bermanfaat bagi
perkembangan siswa, baik perkembangan motorik, fisik, kognisi, maupun sosial. Oleh karena itu guru harus menggunakan metode yang
dapat membuat suasana belajar tidak membosankan bagi siswa. Permainan domino Braille bagi siswa tunanetra diharapkan dapat
digunakan untuk mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
5. Fungsi Permainan Domino
Permainan dapat memberikan dampak positif bagi proses pembelajaran. Permainan domino dapat memberikan dampak positif
dalam pembelajaran matematika. Menurut Rini Mulyani 2006: 20 permainan Domino akan membantu anak dalam latihan mengasah
kemampuan memecahkan berbagai masalah yang menggunakan logika.
Selain itu permainan domino juga digunakan untuk menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta
digunakan untuk menghafal bangun-bangun geometri Yogi Hestuaji dkk, 2012: 27. Pendapat lain dikemukakan oleh Pitadjeng 2006: 101
yang memberikan pendapat bahwa permainan domino dapat dipakai untuk memantapkan pemahaman anak terhadap konsep bilangan, baik
bilangan cacah, maupun pecah.
43
Pada penelitian ini diharapkan permainan domino dapat digunakan untuk pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan
bilangan terutama untuk anak tunanetra. Pada anak tunanetra penggunaan permainan domino Braille selain untuk melatih
kemampuan penjumlahan dan pengurangan anak, dapat melatih kemampuan motorik halus anak yang bertujuan untuk memperlancar
penguasaan huruf Braille.
D. Kerangka Pikir