35
dalam kontes dengan peserta lain menggunakan peraturan yang telah dibuat.
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa permainan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
dengan orang lain dengan tujuan memperoleh kesenangan serta menggunakan peraturan yang telah disepakati. Jadi metode permainan
dalam pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan permainan yang
mengasyikkan agar menimbulkan minat belajar anak tunanetra. Anak tunanetra
mendengarkan penjelasan
tentang aturan
permainan, mempraktekkannya dan memahami tujuan permainannya.
2. Permainan Domino Braille
Permainan domino merupakan permainan yang tidak asing bagi orang Indonesia. Dahulu permainan tersebut sering digunakan untuk
berjudi, sehingga orang yang melakukan permainan ini diberikan stigma negatif oleh masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan jaman,
permainan ini sudah banyak digunakan sebagai metode pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran matematika. Secara umum pengertian
domino adalah metode permainan dengan menggunakan kartu Domino yang ukurannya seukuran dengan postcard atau 25 x 30 mm Yogi
Hestuaji dkk, 2012: 26. Selain itu Pitadjeng 2006: 101 menjelaskan bahwa permainan Domino merupakan permainan dengan sebuah kartu
yang bertulis angka, dilakukan dengan memasangkan satu-satu pada angka
36
yang sesuai. Menurut Steve Springer, Brandy Alexander, dan Kimberly Persiani 2007: 70
“Dominoes is a game played by two or more people. It requires 28 small rectangular blocks sometimes made of ivory, wood or,
plastic, the cards content is pairing nu mber who matched”. Dalam bahasa
Indonesia berarti domino merupakan sebuah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih, dengan menggunakan 28 kartu yang terbuat dari
gading kertas atau plastik, permainan domino dilakukan dengan memasangkan angka-angka yang sesuai pada kartu.
Sementara itu permainan domino Braille adalah permainan domino yang dimodifikasi dengan menggunakan huruf Braille, hal tersebut sesuai
dengan karakteristik siswa tunanetra buta total yang menggunakan huruf braille dalam pembelajarnnya. Kartu domino yang digunakan merupakan
kartu yang dibuat sendiri dengan menggunakan kertas karton. Angka yang ditulis dalam kartu merupakan angka dalam huruf Braille serta merupakan
angka yang berpasangan, oleh sebab itu anak diminta mencari pasangan yang sesuai. Permainan ini dapat digunakan untuk latihan membaca serta
melatih kemampuan penjumlahan dan pengurangan siswa. Modifikasi juga dilakukan pada tulisan Braille yang dituliskan
pada kartu domino. Untuk meningkatkan kemampuan penjumalahan dan pengurangan pada siswa, angka yang ditulis pada kartu domino
dimodifikasi. Kartu domino dibatasi menjadi dua bagian, pada bagian atas kartu merupakan angka penjumlahan atau pengurangan satu digit bilangan.
Sementara pada bagian bawah merupakan satu angka hasil dari salah satu
37
proses penjumlahan atau pengurangan yang ada pada kartu bagian atas. Jadi pada proses pelaksanaan permainan, siswa belajar membaca huruf
Braille yang ada, belajar penjumlahan dan pengurangan, kemudian dipasangkan dengan hasil penjumlahan dan pengurangan yang sesuai.
Berikut ini perbandingan gambar kartu domino Braille dengan kartu domino biasa yang digunakan dalam permainan ini :
Gambar 2. Kartu Domino a.
c.
b. d.
Gambar 3. Kartu Domino Braille Keterangan:
a. Operasi penjumlahan satu digit angka.
b. Angka tunggal hasil penjumlahan pada kartu lain.
38
c. Operasi pengurangan satu digit angka.
d. Angka tunggal hasil pengurangan pada kartu lain.
Modifikasi kartu domino Braille yang dilakukan yaitu : Tabel 3. Perbandingan Kartu Domino dengan Kartu Domino Braille
Asli Modifikasi
Simbol yang digunakan yaitu berupa lingkaran
Menggunakan huruf Braille. Hanya tertulis satu angka saja
Tertulis operasi
penjumlahan maupun pengurangan.
Digunakan untuk bermain Digunakan untuk pembelajaran
3. Prosedur Permaian Domino Braille