50
KEGIATAN PEMBELAJARAN4
SEJARAH ISLAM DI INDONESIA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menjelaskan Sejarah Islam di Indonesia dengan baik
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan Perkembangan Islam di Arab; 2. Menjelaskan Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia;
3. Menunjukkan bukti masuknya pengaruh Islam di Indonesia.
C. URAIAN MATERI
1. KEHADIRAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI JAZIRAH ARAB a. Jazirah Arab
Jazirah Arab terletak di bagian barat daya benua Asia, dewasa ini lebih dikenal dengan kawasan Timur Tengah. Batas luas Jazirah Arab tiga
perempatnya dikelilingi oleh laut, yakni Laut Merah di bagian barat, Laut Hindia di bagian selatan, dan Laut Persia teluk Persia di bagian timur. Di
bagian utara berbatasan dengan wilayah Persia dan Syam Syria yang merupakan padang pasir dan pegunungan tandus. Sebagian wilayah jazirah
Arab adalah padang pasir, hanya di bagian selatan yakni di daerah Yaman terdapat cukup curah hujan sehingga terdapat daerah yang cukup subur.
Secara garis besar geografis bangsa Arab dibagi dalam beberapa wilayah yakni Hijaz, Yaman, Hadrahmaut, Mahrah, Oman, Bahrain, dan Najed.
Sebagian besar wilayah Arab berupa padang pasir, akan tetapi di beberapa tempat terdapat banyak padang perdu yang mengelilingi oase-
oase. Mata pencaharian bangsa Arab sebagian besar adalah berternak, dijumpai pula beberapa menjadi petani di sekitar oase. Pada kota besar
seperti Mekkah dan Yasrib, mata pencaharian masyarakat adalah berdagang atau berniaga. Kota adalah tempat terjadinya transaksi perdagangan antara
berbagai kabilah kelompok masyarakat untuk berbagai keperluan.
51
b. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Pra Islam
Kondisi sosial kemasyarakatan di Jazirah Arab sebelum risalah Islam hadir dalam keadaan yang tidak baik, masa tersebut dikenal sebagai zaman
jahiliyah. Hal ini ditandai dengan adanya norma-norma masyarakat yang melanggar harkat kemanusiaan. Antara lain tampak pada kelahiran bayi
perempuan yang cenderung ditolak, adanya perbudakan, sifat kesukuan yang berlebihan, dan kondisi lainnya yang menggambarkan kebobrokan
masyarakat. Kondisi alam Jazirah Arab yang sebagian besar berupa padang pasir
yang tandus membuat bangsa Arab hidup dalam kabilah-kabilah kumpulan suku-suku yang terpencar-pencar. Walaupun demikian terdapat kota-kota
yang sebagai pusat perdagangan dan komunikasi antarkabilah untuk berbagai keperluan. Kota yang terkenal selain Mekkah adalah Yatsrib, Thaif,
Khaibar, dan Tabuk. Perlu diperhatikan secara lebih mendalam tentang bentuk
kepercayaan bangsa Arab pra Islam karena ini punya keterkaitan langsung dengan topik yang dibahas dalam materi. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bangsa Arab secara umum memiliki kepercayaan yang bersifat polytheisme menyembah banyak dewa, walaupun setiap kabilah memiliki
satu dewa yang dianggap paling tinggi. Secara umum bentuk spiritualnya diwujudkan dalam penyembahan berhala yang dianggap sebagai Tuhan,
b erhala yang diberi nama Latta, Uzza, dan Mana diletakkan di sekitar Ka‟bah.
Ka‟bah di Mekkah dijadikan pusat kegiatan spiritual bangsa Arab sejak zaman sebelum Masehi. Ka‟bah adalah bangunan batu yang didirikan
Ibrahim A.S. untuk tempat ibadah kepada Tuhan yang Esa. Pada masa itu
memang masih ada yang mengikuti ajaran Nabi Ibrahim yang kepercayaannya disebut Hanif tetapi jumlahnya sangat kecil, demikian juga
pengikut Yahudi, Nasrani Kristen, dan Zoroaster. Kehidupan bangsa Arab yang berkelompok sesuai dengan kabilah
masing-masing telah melahirkan pusat-pusat kekuasaan yang tersebar walaupun kekuatan-nya relatif kecil. Ada beberapa pusat kekuasaan yang
menonjol pada masa sebelum kedatangan Islam, antara lain Kerajaan Saba, Kerajaan Himyariah, Kerajaan Hirah, Kerajaan Ghasaniyah, dan Hijaz
Matdawam, 1984. Untuk wilayah Hijaz tidak disebut kerajaan karena