Pembentukan BPUPKI URAIAN MATERI
99 Pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang parlemen Jepang ke 85 di
Tokyo, P.M Koiso mengumumkan bahwa pemerintah Jepang memperkenankan bahwa Hindia Belanda Indonesia untuk merdeka di kemudian hari.
Tujuan dari pemberian kemerdekaan itu adalah : 1. Mendapat simpati dan popularitas dari rakyat Indonesia.
2. Mengembangkan kebijaksanaan Imperium Asia Timur Raya. 3. Memanfaatkan situasi untuk keperluan perang.
Namun Deklarasi P.M Koiso tentang kemerdekaan Indonesia tidak diikuti langkah yang nyata kearah perwujudan kemerdekaan Indonesia. Hal ini
disebabkan pemerintah Jepang menganggap bahwa mengatasi krisis perang dengan Sekutu lebih penting dan mendesak dari pada masalah kemerdekaan
Indonesia. Pada tahun 1944 setelah kepulauan Saipan jatuh, ternyata tentara Jepang
juga dapat dipukul mundur di kepulauan Solomon oleh tentara Amerika Serikat. Kemudian Irian, Moratai juga dikuasainya. Pada tanggal 20 Oktober 1944,
tentara Amerika Serikat yang dipimpin Jenderal Douglas Mac Arthur mendarat di kepulauan Leyte Philipina. Dan tanggal 19 Februari 1945, benteng Iwo Jima
gagal dipertahankan tentara Jepang. Pasukan Sekutu juga menyerang bagian- bagian wilayah Indonesia seperti Halmahera, Ambon, Manado, Surabaya, dan
Balikpapan. Menghadapi situasi yang kritis ini, pemerintah militer Jepang dibawah pimpinan Saiko Shikian Panglima Militer yaitu Kumaciki Harada
mengumumkan pembentukan badan yaitu “Dokuritsu junbi Cosukai” atau “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia” BPUPKI pada tanggal 1
Maret 1945. Tujuan dibentuk BPUPKI untuk menyelidiki hal-hal penting yang
berhubungan dengan politik ekonomi, sosial, dan tata pemerintahan yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Ketua BPUPKI adalah
dr. Rajiman Widyodiningrat. Pada tanggal 28 Mei 1945 dimulailah upacara pembukaan sidang pertama
BPUPKI di gedung Cuo Sangi In, Jakarta. Pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 mengadakan sidang. Pada sidang BPUPKI Mr. Muh. Yamin dan Ir.
Sukarno menjadi pembicara yang menyampaikan pidato yang mengusulkan kelima das
ar filsafat negara yang dikenal sebagai “Pancasila”. Rumusan materi Pancasila yang pertama disampaikan oleh Muh. Yamin tanggal 29 Mei 1945,
100 yang mengemukakan lima Azaz dan Dasar Negara kebangsaan Republik
Indonesia yaitu : 1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno mengucapkan pidatonya yang dikenal sebagai lahirnya Pancasila menurut Sukarno adalah :
1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima dasar tersebut dinamakan Pancasila oleh Sukarno.
Sesudah sidang pertama tersebut, pada tanggal 22 Juni 1945 terbentuk Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang
yang dikenal dengan “Panitia Sembilan”. Anggotanya para anggota BPUPKI yaitu IR. Sukarno, Moh. Hatta, Mr.
Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakir,
K.H. Wakhid Hasyim, H. Agus Salim dan Mr. Moh. Yamin. Panitia sembilan menghasilkan suatu dokumen berisikan tujuan dan maksud pendirian negara
Indonesia merdeka yang dikenal dengan nama “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Rumusan Dasar Negara Indonesia tersebut yaitu Ś
1. Ke Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya. 2. Menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia. 4. dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. 5. serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sebelum rumusan disahkan, tokoh-tokoh agama Nasrani dari Indonesia
Timur menemui Moh. Hatta, agar meninjau lagi isi sila pertama. Akhirnya Drs. Moh. Hatta berkonsultasi dengan empat para pemuka Islam seperti Ki Bagus
101 Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku
Mohammad Hasan. Hasilnya, demi persatuan dan kesatuan bangsa, maka sila pertama dirubah “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Tanggal 10 – 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI tentang perumusan
terakhir materi Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan juga membahas Rencana Undang-Undang Negara Indonesia Merdeka. Panitia Perancang UUD
di ketuai IR. Sukarno. Panitia tersebut kemudian membentuk panitia kecil perancang Undang-Undang Dasar yang beranggota tujuh 7, orang yaitu Prof.
Dr. Mr. Supomo, Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Mr.R.P. Singgih, H. Agus Salim dan dr. Sukiman. Hasil perumusan panitia kecil
ini disempurnakan dari segi bahasanya oleh panitia lain yaitu Prof. Dr. Mr. Supomo, H. Agus Salim dan Prof. Dr. P.A. Husein Jayadiningrat.
Berkat kerja keras dan kesadaran anggota BPUPKI telah berhasil menyusun produk-produk bagi pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rakyat Indonesia harus sudah siap untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Karena berdasar analisa dan perhitungan politik, tentara Jepang
akan segera kalah dalam Perang Dunia II atau Perang Asia Timur Raya.