92 Armada Selatan kedua di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Irian, dengan pusatnya di Makasar. Dalam perkembangnya tampak sekali bahwa pendudukan Jepang di
Kawasan Asia hanyalah ambisi Jepang untuk mewujudkan Imperium di Asia. Jepang juga berusaha untuk memperkenalkan budaya Jepang di Indonesia,
antara lain dengan : Penggantian penggunaan tarikh masehi dengan tahun Sumera Tarikh
Jepang. Pemasangan bendera Hinomaru dan lagu Kimigayo dalam setiap perayaan
hari-hari besar. Rakyat Indonesia wajib merayakan hari raya Tencosetsu hari lahirnya Kaisar
Hirohito. Janji-janji pasukan Jepang untuk membebaskan saudara muda hanya
taktik sementara untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Jepang mulai dengan wajah aslinya. Pada tanggal 20 Maret 1942 dikeluarkan peraturan pemerintahan
militer yaitu : Pelarangan rapat dan gerakan mengenai pemerintahan dan struktur negara.
Pelarangan pengibaran bendera kecuali bendera Jepang.
Disamping itu, tentara Jepang mulai bertindak kasar dan kejam terhadap warga pribumi. Baik secara mental maupun fisik, rakyat Indonesia merasakan
tekanan dari penguasa baru yang sebelumnya dianggap saudara tua.
3. Organisasi-organisasi pada masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, organisasi ataupun partai politik yang ada pada masa Hindia Belanda dibekukan. Sebagai gantinya didirikan organisasi-
organisasi seperti:
a. Gerakan Tiga A
Dengan Motto Nippon pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia. Gerakan “Tiga A” merupakan organisasi pertama di Indonesia yang
bertujuan untuk memobilisasi rakyat Indonesia agar mendukung Jepang dalam
menghadapi Sekutu. Gerak an “Tiga A” yang didirikan pada tanggal 29 April 1942
dipelopori oleh Pendudukan Jepang “Bagian Propaganda Tentara Jepang” yang dikenal dengan nama “Sendenbu”. Tokohnya bernama Shinaizu Hitoshi.
Gerakan tiga “A” yang di sponsori oleh “Sendenbu” ini di ketuai oleh orang Indonesia yang bernama Mr. Syamsuddin seorang tokoh Parindra.
93
b. PUTERA Pusat Tenaga Rakyat
Pembentukkan PUTERA ini antara kepentingan Jepang dan kepentingan bangsa Indonesia dapat berjalan searah. Pihak Jepang berharap agar PUTERA
dapat menjadi penggerak tenaga rakyat Indonesia untuk membantu usaha-usaha perang Jepang menghadapi sekutu. Jepang berusaha menanamkan perasaan
sentumen anti barat kepada rakyat Indonesia, sementara itu, bagi pemimpin- pemimpin bangsa Indonesia, PUTERA dijadikan sarana untuk menanamkan
serta membangkitkan nasionalisme dan kesiapan mental rakyat bagi terwujudnya kemerdekaan. Bung Karno sering berpidato bersemangat dan berapi-api
dihadapan masa pada rapat raksasa ataupun melalui siaran radio. Namun PUTERA akhirnya dibubarkan oleh pemerintah Jepang, alasannya
adalah : Pejabat-pejabat Jepang tidak puas dengan PUTERA yang lebih
menguntungkan Indonesia dengan persiapan-persiapan kemerdekaan. Jepang, khawatir jika PUTERA menjadi bomerang bagi Jepang.
Memburuknya situasi Perang Asia Timur Raya yang menuntut dimaksimalkan
pengerahan untuk perang. Sebelum dibubarkannya “PUTERA” terjadi perkembangan dalam sikap
pemerintah Jepang terhadap status Indonesia yaitu: Pernyataan Perdana Menteri Jepang yaitu Tojo pada tanggal 16 Juni 1943
mengenai diberikannya partisipasi politik bagi orang Indonesia. Maklumat Perdana Menteri Koiso pengganti Tojo pada tanggal 9 September
1944 bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di kemudian hari.
c. Jawa Hokokai
Pada tanggal 8 Januari 1944, Jepang mendirikan Jawa Hokokai atau Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa. Sebagai pengganti “PUTERA” maka sifat
Jawa Hokokai berbeda dengan organisasi sebelumnya. PUTERA merupakan
suatu gerakan Indonesia yang dipimpin tokoh-tokoh Indonesia sedangkan Jawa Hokokai merupakan organisasi Jepang yang anggotanya :
4. Usaha Jepang Mempertahankan Kekuasaan
Dalam perkembangan Perang Pasifik, situasi menjadi berubah karena kekuatan pasukan Sekutu menjadi lebih dominan di beberapa Front Pertempuran
dibanding tentara Jepang. Kondisi ini memaksa Jepang merubah sikapnya