Bukti-Bukti Masuknya Pengaruh Islam di Indonesia
66 norma adat yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang ditetapkan
Islam Hamka, 1981. Di Jawa diadakan upacara grebeg Maulud yang memadukan antara upacara adat dengan dakwah Islam. Demikian pula di
berbagai tempat di Indonesia, banyak upacara adat memiliki latar belakang terkait dengan paham-paham tertentu dalam Islam. Misalnya kenduri bubur
sura, Asan-usen tabut, Kanji Asura, dsb. Di bidang keagamaan sebagaimana telah dibahas dalam uraian di
atas bahwa tasawuf memiliki pengaruh yang cukup penting. Banyak ritual keagamaan masyarakat yang didasarkan atas ajaran tarekat, tokoh-tokoh
tarekat seperti Hamsah Fansuri, Abdur Rauf Singkel, Nuruddin Ar Raniri menjadi rujukan masyarakat dalam menjalankan ritual keagamaan. Mereka
adalah pengembang tarekat yang mendapat banyak pengikut di Sumatera. Di Jawa pada Wali menggunakan berbagai saluran kesenian untuk
mengembangkan Islam, yang sangat popular adalah Sunan Kalijaga yang mampu mempengaruhi pertunjukkan wayang menjadi sarana dakwah yang
efektif. Bukti fisik tentang masuknya pengaruh Islam adalah pada bidang seni
bangunan arsitektur dan seni sastra. Seni bangunan yang merupakan bukti adanya pengaruh Islam adalah Masjid, bangunan tempat shalat bagi umat
Islam. Dalam bangunan Masjid jelas sekali adanya pengaruh Islam di dalamnya Soekmono, 1985. Selain bangunan masjid, bentuk bangunan
yang terpengaruh Islam adalah makam. Ragam hias dan bentuk nisan memberikan bukti adanya pengaruh Islam. Nisan Fatimah binti Maimun di
Leran Gresik, makam Al Malikus Saleh, dan Troloyo menunjukkan bukti bahwa Islam berpengaruh dalam seni bangunan. Hasil seni ukir
sebagaimana yang terdapat dalam relief di Masjid Mantingan, seni ukir kayu di Cirebon. Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangatlah banyak. Di
Sumatera muncul karya sastra yang berbentuk hikayat, syair, tambo, dan silsilah. di Jawa muncul karya berbentuk Suluk, babad, tembang, dan kitab
Soekmono, 1985. Dalam perilaku keagamaan ajaran tasawuf dapat diterima di
Indonesia karena dapat menemukan titik temu dengan kepercayaan masyarakat terdahulu, sehingga dalam perkembangan Islam di masyarakat
bentuk-bentuk ritual tasawuf sangat mewarnai perilaku keagamaan
67 masyarakat. Beberapa tarekat berkembang di Indonesia dengan baik, antara
lain tarekat Qodiriyah, Naqsabandiyah, Satariyah, Rifaiyah, Qodiriyah wa Naqsabandiyah, Syadziliyah, Khalwatiyah, dan Tijaniyah Kartodirjo,
Poesponegoro, Notosusanto, 1975. Beberapa tarekat bahkan sampai sekarang masih berkembang di tengah-tengah masyarakat.