BAB III PROSES MENJADI DUKUN SUWUK
3.1. Sejarah Suwuk Menurut Pemahaman Dukun Suwuk Desa Aek Loba Pekan
Sejarah suwuk memiliki beberapa perbedaan dilihat dari pemaparan dukun suwuk di Desa Aek Loba Pekan. Mbah Sujirah salah satu dukun suwuk yang
menjelaskan bahwa sejarah suwuk berasal dari Jawa Tengah dan pengobatan ini disebarkan oleh salah seorang dari Walisongo yaitu Maulana Ishaq. Namun pada
awalnya pengobatan ini tidak memiliki nama, hanya disebut sebagai pengobatan tradisional saja. Nama suwuk sendiri di cetuskan oleh orang Jawa yang pernah
diobati menggunakan pengobatan suwuk. Menurut orang Jawa suwuk itu artinya jampi-jampi atau mantra. Pada saat Maulana Ishaq mengobati salah seorang di
Jawa, Malauna Ishaq menggunakan segelas air dan dari bibirnya terlihat berkomat-kamit seperti membaca mantra atau jampi-jampi. Sehingga orang yang
diobati tersebut mengatakan bahwa pengobatan itu suwuk. Kenyataannya bahwa awal mula pengobatan ini dilakukan hanya untuk
tujuan menyebarkan agama Islam. Namun ternyata pengobatan ini berhasil karena dianggap ampuh oleh orang Jawa. Sehingga banyaklah para ulama maupun kiayi
pada saat itu mempelajari ilmu suwuk. Pada masa Walisongo sekitar abad ke 14
28
28
pengobatan suwuk ini hanya menggunakan media mantra diambil dari ayat- ayat Al-quran dan air dengan metode yang sama seperti menghembus,
menyembur, menjilat dan mengusap. Namun karena penyebaran suwuk semakin
http:id.wikipedia.orgwikiWalisongo diakses pada 25 Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
luas dan berkembang media suwukpun semakin beranekaragam meskipun masih tetap menggunakan metode yang sama. Hal ini terjadi karena banyak yang
mempelajari suwuk bukan dari kalangan pemuka ataupun tokoh agama saja seperti ulama maupun kiayi namun dari kalangan masyarakat biasa juga sudah
mempelajari pengobatan suwuk. Karena pengobatan suwuk ini didapat bukan saja dari keturunan namun dari proses belajarpun bisa.
Mbah Mutijah juga memiliki penjelasan tersendiri mengenai sejarah suwuk. Menurut mbah Mutijah suwuk itu berasal dari pulau jawa, yang
disebarkan melalui turun temurun. Mbah Mutijah juga mengatakan bahwa suwuk tidak di bawa oleh salah satu dari Walisongo, hal ini terlihat dari penjelasan
Sejarah suwuk itu bagaimana awalnya ya mbah ? Mbah Mutijah Menjelaskan “ nek menurut bapak mbah suwok iku teko pulo Jowo,nggak
ro Jowo ndi
29
. Siapa yang membawa pertama kali mbah? “ mbohlah bapak mbah nggak ro jenenge, wong suwok iku wes suwi enang, yang
jelas seng gowo iku wong jowo, wong jenenge ai boso Jowo
30
Sejarah suwuk menurut mbah Kalim berasal dari Jawa Tengah khususnya di Wonogiri. Hal ini didasari karena banyak berbagai macam ilmu barasal dari
Wonogiri. Mengenai siapa yang pertamakali mempergunakan ilmu ini mbah Kalim sendiri kurang tahu. Jika dikaitkan tentang walisongo menurutnya
kemungkinan besar ada, karena banyak ilmu di Jawa yang asalnya itu dari walisongo mungkin termasuk ilmu suwuk itu sendiri. Sedangkan dukun yang lain
lebih banyak mengatakan tidak tahu. Alasan ketidak tahuanpun berbeda-beda, . Pernah
dengar kalau suwuk itu yang bawa wali songo, apa benar mbah ? “ aku rasa nggak loh, nggak eneng sangkutpaute karo walisongo.
29
Kalau menurut bapak mbah suwuk itu datangnya dari Pulau Jawa, tapi tidak tahu Jawanya yang mana.
30
Bapak mbah tidak tahu namanya, karena suwuk itu sudah ada sejak lama yang jelas yang bawa itu orang Jawa, nama pengobatannya saja dari bahasa Jawa.
Universitas Sumatera Utara
seperti penjelasan menurut Mbah Ompong “ jenengi suwuk wes enang ket biyen, yo wes ra wero asal usule teko ndi
31
Proses belajar biasanya didapat oleh dukun suwuk melalui orang lain. Seperti halnya yang dialami oleh mbah Timin dan mbah Sujirah dalam
mendapatkan ilmu suwuk. Mbah Timin sendiri belajar dari seorang dukun suwuk yang tinggal di Pematang Siantar. Awal mula mbah Timin tertarik belajar ilmu
suwuk karena salah satu keponaannya sakit karena begu ”. Keterangan penjelasan dari mbah Ompong
sama seperti keterangan dari mbah Timin. Sedangkan mbah Satimah menjelaskan bahwa ia tidak pernah diberitahu dan bertanya mengenai asal usul ilmu yang ia
miliki, yang penting bisa digunakan untuk menolong orang sudah cukup.
3.2. Cara Memperoleh Keahlian