Hipotesis Latar Belakang Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

40 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: diolah oleh Peneliti, 2016

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1: Inventory Conversion Period, Receivables Collection Period, Payables Defferal Period, Cash Conversion Cycle, Firm Size dan Status Perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H2: Inventory Conversion Period secara parsial berpengaruh Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H3: Receivables Collection Period secara parsial berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 41 H4: Payables Defferal Period secara parsial berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H5: Cash Conversion Cycle secara parsial berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H6: Firm Size secara parsial berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. H7: Status Perusahaan Size secara parsial berpengaruh terhadap Gross Profit Margin pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan globalisasi ekonomi dalam mewujudkan perdagangan dunia yang bebas melahirkan era kompetisi dalam berbagai bidang industri. Globalisasi ekonomi ini akan segera menciptakan suatu lingkungan baru dan serta kesempatan bisnis baru dalam berbagai bidang industri. Salah satu perusahaan industri yang berkembang pesat di Indonesia adalah industri farmasi dan Indonesia merupakan farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Industri farmasi menjadi industri yang penting bagi perkembangan perekonomian bangsa. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799MenkesPerXII2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar registrasi dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Perusahaan Farmasi dapat dibedakan menjadi dua kategori,yaitu perusahaan BUMN dan BUMS. Menurut Sharabati et al. 2010 industri farmasi merupakan industri yang intensif melakukan penelitian, industri yang inovatif dan seimbang dalam penggunaan sumber daya manusia serta teknologi. Pembaharuan produk dan inovasi sangat penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan farmasi. Universitas Sumatera Utara 2 Tujuan utama berdirinya suatu perusahaan secara umum adalah untuk menghasilkan laba atau profitabilitas perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan ini merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan perusahaan agar dapat terus bertahan dan tumbuh serta berkembang dalam menjalankan bisnisnya Syamsuddin, 2009 :59. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan penjualan produk perusahaan dan meminimalkan biaya operasi Perusahaan farmasi sebagai salah satu dari bagian dari industri manufaktur tentu sangat memperhatikan profitabilitas bisnisnya. Perusahaan menginginkan agar dapat selalu efisien dalam mengelola bisnisnya agar profitabilitas perusahaan dapat dimaksimalkan. Menurut data kementrian keuangan tahun 2013, penjualan obat nasional selalu mengalami pertumbuhan 12-13 setiap tahun dimana saat ini pasar farmasi di Indonesia bernilai sekitar USD 6,24 Milyar dan sebanyak 75 pangsa pasar dikuasai oleh perusahaan nasional www.ipmg-online.com. Sampai saat ini, pengukuran profitabilitas pada perusahaan – perusahaan masih banyak yang menggunakan Gross Profit Margin. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Werner 2013 menyatakan Gross profit Margin GPM yang diperoleh dari laba kotor operasional perusahaan dibagi dengan sales. Penggunaan Gross Profit Margin berdasarkan pertimbangan bahwa rasio ini mencerminkan laba hasil aktivitas operasional perusahaan tanpa dipengaruhi oleh aktivitas pendanaan. Universitas Sumatera Utara 3 Ini merupakan ukuran efisiensi operasi perusahaan dan juga indikasi penetapan harga produk. Tabel 1.1 Gross Profit Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Laba kotor BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Indofarma Tbk. 367.895.645 337.567.310 312.426.176 2 PT. Kimia Farma Persero Tbk. 1.175.166.970 1.292.152.041 1.385.482.060 BUMS 3 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 651.109.890 660.656.077 585 .219.682 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 6.533.433.806 7.679.113.456 8.475.795.157 5 PT. Merck Tbk. 424.442.298 447.462.017 458.455.147 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Berdasarkan Tabel yang disajikan, menunjukkan bahwa gross profit perusahaan farmasi setiap tahunnya selama tiga tahun untuk dua perusahaan BUMN dan tiga perusahaan BUMS mengalami perkembangan yang fluktuatif. Ciri pokok perusahaan farmasi adalah perusahaan ini memiliki modal kerja yang besar, karena bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan farmasi relatif mahal, artinya aktiva lancar pada perusahaan farmasi ini relatif besar. Modal kerja adalah jumlah dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari. Brigham dan Houston 2009 :489 menyatakan modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Pada Tabel 1.2 disajikan aktiva lancar dari lima perusahaan farmasi dari tahun 2012 sampai 2014 sebagai beriku: Universitas Sumatera Utara 4 Tabel 1.2 Aktiva Lancar Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Aktiva Lancar BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Indofarma Tbk. 777.629.145 848.840.281 782.887.635 2 PT. Kimia Farma Persero Tbk. 1.506.614.456 1.810.614.614 2.040.430.857 BUMS 3 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 826.342.540 913.983.962 925.293.721 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 6.441.710.544 7.497.319.451 8.120.805.370 5 PT. Merck Tbk. 463.883.090 588.237.590 595.338.719 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Berdasarkan Tabel tersebut terlihat bahwa aktiva lancar pada tahun 2012 – 2014 dari lima perusahaan farmasi mengalami peningkatan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2014 perusahaan PT. Indofarma Tbk mengalami penurunan pada aktiva lancar. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam bidang keuangan karena kesalahan dan kekeliruan dalam mengelola modal kerja dapat mengakibatkan kegiatan usaha menjadi terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan untuk mengetahui situasi modal kerja pada saat ini, dari informasi ini dapat ditentukan kebijakan apa yang harus dibuat atau langkah yang harus diambil untuk mengatasinya. Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek yang terdapat dalam Universitas Sumatera Utara 5 perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran untuk operasi sehari-hari Weston Copeland 1999 :327. Ganesan 2007 Menyatakan efisiensi manajemem modal kerja meningkatkan arus kas bebas, yang pada gilirannya meningkatkan perusahaan - perusahaan peluang pertumbuhan dan kembali kepada pemegang saham. Meskipun perusahaan pada dasarnya berfokus pada penganggaran modal jangka panjang dan struktur modal, tren terbaru adalah bahwa banyak perusahaan di industri yang berbeda juga berfokus pada efisiensi manajemen modal kerja. Terdapat hubungan yang kuat antara perusahaan profitabilitas dengan efisiensi manajemen modal kerja. Pada setiap industri yang berbeda langkah-langkah efisiensi manajemen modal kerja bervariasi dan perusahaan-perusahaan dari sektor industri yang berbeda mengadopsi pendekatan yang berbeda untuk manajemen modal kerja. Perusahaan dalam industri yang memiliki sedikit persaingan akan fokus pada meminimalkan piutang untuk meningkatkan arus kas dan sebagian perusahaan – perusahaan dalam industri di mana sejumlah besar pemasok bahan, fokus akan pada memaksimalkan hutang. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari efisiensi manajemen modal kerjanya, dan efisiennya manajemen modal kerja tersebut ditandai dari semakin pendeknya Cash Conversion Cycle CCC. Menurut Brealey, et al., 2007 :140, model Cash Conversion Cycle CCC meliputi beberapa faktor terkait dengan kas, piutang, persediaan, dan utang usaha perusahaan, yaitu Inventory Conversion Period, Receivables Collection Period, Payables Defferal Period, dan Cash Conversion Cycle. Universitas Sumatera Utara 6 Salah satu faktor yang mempengaruhi profitabilitas adalah Inventory Conversion Period Hasil mengenai pengaruh dari variabel periode konversi persediaan terhadap profitabilitas, Edwin 2013 tidak menemukan pengaruh yang signifikan sedangkan Sial Chaudhry 2012 menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini diharapkan Inventory Conversion Period memiliki hubungan yang positif dengan Profitabilitas. Jadi Inventory Conversion Period dapat diukur dengan cara membagi inventory dengan sales kemudian dikali 365. Pada Tabel 1.3 disajikan persediaan perusahaan farmasi tahun 2012 sampai 2014 : Tabel 1.3 Persediaan Barang Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Persediaan BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 161.341.812 236.417.397 216.406.886 2 PT. Indofarma Tbk. 530.417.299 640.909.360 687.406.883 BUMS 3 PT. Kimia Farma Persero Tbk. 132.822.565 206.681.880 227.049.816 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 2.115.483.766 3.053.494.513 3.090.544.151 5 PT. Merck Tbk. 237.577.457 249.318.913 183.724.387 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa persediaan dari lima perusahaan farmasi mengalami peningkatan setiap tahun, kecuali perusahaan PT. Indofarma Tbk untuk BUMN, dan PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk untuk BUMS mengalami penurunan pada tahun 2014. Universitas Sumatera Utara 7 Receivables Collection Period juga memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian pengaruh dari variabel Receivables Collection Period terhadap profitabilitas, Nimalathasan 2010 tidak menemukan pengaruh yang signifikan. Sial Chaudhry 2012, dan Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini variabel Receivables Collection Period di ukur dengan cara membagi Receivables dengan sales kemudian dikali 365. Pada Tabel 1.4 disajikan piutang usaha pada perusahaan farmasi tahun 2012 sampai 2014 sebagai berikut : Tabel 1.4 Piutang Usaha Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Piutang Usaha BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Indofarma Tbk. 247.767.441 304.641.011 196.478.417 2 PT. Kimia Farma Persero Tbk 458.728.515 546.576.423 514.930.239 BUMS 3 . PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 390.002.690 377.104.867 351.272.822 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 1.805.234.960 2.145.218.904 2.346.943.652 5 PT. Merck Tbk. 67.305.122 136.435.794 143.402.727 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Dari data yang disajikan terlihat bahwa dari lima perusahaan farmasi pada Tabel 1.4 mengalami peningkatan piutang usaha setiap tahun, kecuali perusahaan PT. Indofarma Tbk mengalami penurunan pada tahun 2014. Hasil mengenai pengaruh dari variabel Payables Defferal Period terhadap Profitabilitas, Edwin 2013 tidak menemukan pengaruh yang signifikan terhadap Universitas Sumatera Utara 8 profitabilitas. Quayyum 2012, dan menemukan pengaruh yang positif signifikan terhadap profitabilitas sedangkan Sial Chaudhry 2012 menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini, diharapkan Payables Defferal Period memiliki hubungan positif dengan Profitabilitas. Jadi Payables Defferal Period dapat diukur dengan cara membagi Payables dengan cost of goods sold dikali 365. Tabel 1.5 menyajikan utang usaha perusahaan farmasi tahun 2012 sampai 2014 sebagai berikut : Tabel 1.5 Utang Usaha Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Utang Usaha BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Indofarma Tbk. 247.767.441 304.641.011 334.684.118 2 PT. Kimia Farma Persero Tbk. 341.133.037 477.891.750 505.218.537 BUMS 3 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 34.553.333 52.196.861 37.154.607 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 808.864.740 1.151.654.579 1.133.092.818 5 PT. Merck Tbk. 62.401.118 73.930.946 64.086.809 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Dari data yang disajikan terlihat bahwa utang usaha dari lima perusahaan farmasi pada Tabel 1.5 mengalami peningkatan setiap tahun, kecuali pada perusahaan BUMS untuk PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT. Merck Tbk, yang mengalami penurunan pada tahun 2014. Hasil mengenai pengaruh variabel siklus konversi kas terhadap profitabilitas, Tariq et al. 2013 menemukan pengaruh yang positif signifikan sedangkan Samiloglu Demirgunes 2008 tidak menemukan pengaruh yang signifikan. Sial Universitas Sumatera Utara 9 Chaudhry 2012, Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Jadi Cash Conversion Cycle dapat diukur dengan menambahkan inventory conversion period dan receivable collection period kemudian hasilnya dikurangi dengan payables deferral period. Hasil mengenai pengaruh variabel Firm Size terhadap profitabilitas, Hastuti 2010 menemukan pengaruh yang positif signifikan sedangkan Putri, Safitri Wijaya 2014 tidak menemukan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Hastuti 2010, menemukan pengaruh yang positif signifikan terhadap profitabilitas. Dalam penelitian ini, diharapkan Firm Size berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas yang dilihat dari total aset. Tabel 1.6 menyajikan total aset perusahaan farmasi dari tahun 2012 sampai 2014. Tabel 1.6 Total Aset Perusahaan Farmasi Tahun 2012-2014 dalam ribuan rupiah No Nama Perusahaan Utang Usaha BUMN 2012 2013 2014 1 PT. Indofarma Tbk. 1.188.618.790 1.294.510.669 1.248.343.275 2 PT. Kimia Farma Persero Tbk. 2.076.347.580 2.471.939.548 2.968.184.626 BUMS 3 PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. 1.074.691.476 1.190.054.288 1.236.247.525 4 PT. Kalbe Farma Tbk. 9.417.957.180 11.315.061.275 12.425.032.367 5 PT. Merck Tbk. 569.430.951 696.946.318 716.599.526 Sumber: Laporan Keuangan Data Diolah Dari data yang disajikan terlihat bahwa total aset dari lima perusahaan farmasi pada Tabel 1.6 mengalami peningkatan setiap tahun, pada perusahaan BUMN maupun perusahaan BUMS. Universitas Sumatera Utara 10 Berdasarkan uraian, fenomena yang dikemukakan dan adanya perbedaan dalam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan Food Dan Beverage Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011

0 55 77

Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 82 86

Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2010

0 7 1

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 13

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 2

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 12

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 29

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 4

Pengaruh Efisiensi Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Farmasi BUMN dan BUMS di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 0 5

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) - UNS Institutional Repository

0 0 15