17
d. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan
proses produksi yang lebih membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai, selain itu akan membuat
perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.
e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk
membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup.
2.1.4 Jenis-jenis Modal Kerja
Menurut Taylor 2004: 132 modal kerja dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu:
1. Modal kerja permanen permanent working capital
Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya. Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:
a. Modal kerja primer
Modal kerja primer adalah jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
Universitas Sumatera Utara
18
b. Modal kerja normal
Modal kerja normal adalah jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2. Modal kerja variable variable working capital
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam:
a. Modal kerja musiman
Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah- ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b. Modal kerja siklus
Modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh konjungtur.
c. Modal kerja darurat
Modal kerja yang besarnya berubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya adanya pemogokan buruh, banjir,
perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.
2.1.5 Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja berkenaan dengan management current account perusahaan aktiva lancar dan utang lancar. Manajemen modal kerja ini
merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan pembelanjaan perusahaan.
Menurut Weston dan Brigham 2004 :133 manajemen modal kerja mengacu pada semua aspek penatalaksanaan aktiva lancar dan utang lancar.
Universitas Sumatera Utara
19
Sedangkan manajemen modal kerja Menurut Weston Copeland 1999: 327 manajemen modal kerja merupakan kegiatan yang mencakup semua fungsi
manajemen atas aset lancar dan kewajiban jangka pendek yang terdapat dalam perusahaan agar mampu membiayai pengeluaran untuk operasi sehari-hari.
Tujuan manajemen modal kerja adalah mengelola aset lancar dan utang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat
profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, seorang manager diharapkan mampu mengelola manajemen perusahaan agar pemenuhan modal kerja dapat berjalan
dengan efektif dan efisien. Menurut Eljelly 2004, menyatakan manajemen modal kerja memegang
peranan penting dalam membuat perbandingan likuiditas dan profitabilitas perusahaan, yang melibatkan pengambilan keputusan terkait jumlah dan
komposisi aktiva lancar dan membiayai aktiva tersebut. Kekurangan modal kerja dalam meningkatkan penjualan dan produksi akan berakibat pada hilangnya
potensi pendapatan dan laba yang mungkin diperoleh sehingga timbul pula kemungkinan perusahaan akan terseret ke dalam keadaan insolvent tidak mampu
membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak akan mampu melunasi kewajiban jangka
pendeknya tepat waktu dan akan dihadapkan pada masalah likuiditas. Manajemen modal kerja juga menjadi penting, karena berkaitan dengan
beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
20
1. Beberapa penelitian telah memberikan indikasi bahwa sebagian besar waktu
manajer keuangan dihabiskan dalam kegiatan internal perusahaan dari hari ke hari dan ini merupakan bagian dari manajemen modal kerja.
2. Jika lebih dari separuh total aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar
sebagai bagian dari investasi yang besar dan mudah diuangkan, maka aktiva lancar memerlukan perhatian yang seksama dari manajer keuangan.
3. Hubungan antara tingkat pertumbuhan penjualan dan kebutuhan akan
permodalan aktiva lancar adalah dekat dan langsung. 4.
Manajemen modal kerja sangat penting terutama bagi perusahaan kecil. Meskipun perusahaan kecil dapat mengurangi investasi aktiva tetapnya
namun mereka tidak dapat menghindari kebutuhan akan kas, piutang dan persediaan. Karena akses ke pasar modal relatif terbatas, maka penekanan harus
ditujukan pada utang dan piutang dagang dan pinjaman bank jangka pendek Weston Copeland 1999 :324.
Ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional dalam menajemen modal kerja Horne, 2005 :313, yaitu kemampuan memperoleh laba berbanding
terbalik dengan likuiditas dan kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko. Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi
dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga
mengakibatkan adanya dana menganggur idle fund, karena dana tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.6 Efisiensi