74
b. Receivables Collection Period
Nilai p-value RCP 0.7987 0,05; maka H diterima. Artinya dengan tingkat
keyakinan sebesar 95 RCP berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit Margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
c. Payables Defferal Period
Nilai p-value leverage 0.8010 0,05; maka H diterima. Artinya dengan
tingkat keyakinan sebesar 95 PDP berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit Margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia..
d. Cash Conversion Cycle
Nilai p-value Kurs 0.7999 0,05; maka H diterima. Artinya dengan tingkat
keyakinan sebesar 95 CCC bepengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit Margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
e. Size
Nilai p-value Kurs 0.0031 0,05; maka H
ditolak. Artinya dengan tingkat keyakinan sebesar 95 Size bepengaruh negatif signifikan terhadap Gross
Profit Margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
f. Status Perusahaan
Nilai p-value Kurs 0.0001 0,05; maka H
ditolak. Artinya dengan tingkat keyakinan sebesar 95 Size bepengaruh positif signifikan terhadap Gross
Profit Margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. 4.5.3
Analisis Koefisien Determinasi
Nilai adjusted R-squared dalam penelitian ini hanya sebesar 0.497027. Artinya Gross Profit margin hanya dapat dijelaskan oleh Inventory Conversion
Universitas Sumatera Utara
75
Period, Receivables Collection Period, Payables Defferal Period, Cash
Conversion Cycle, Size, dan Status perusahaan sebesar 4,97 . 4.6
Pembahasan 4.6.1
Pengaruh Inventory Conversion Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Inventory Conversion Period Inventory Conversion Period terhadap Gross Profit margin
sebesar 17.36647 dengan tingkat signifikansi 0.8009 yang lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti Inventory Conversion Period berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil
ini tidak sesuai dengan Sial Chaudhry 2012, dan Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti semakin
berkurang jumlah hari dalam periode ini maka profitabilitas perusahaan akan mengalami peningkatan. Upaya ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha
untuk menekan biaya yang harus ditanggung perusahaan atas persediaan, akan tetapi dengan tetap menjaga agar tidak terjadi kehabisan persediaan yang dapat
mengakibatkan permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi.
4.6.2 Pengaruh Receivables Collection Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Receivables Collection Period Gross Profit margin sebesar 17.56068 dengan tingkat
signifikansi 0.7987 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Receivables Collection Period berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit
margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Keadaan Receivables Collection Period yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif
Universitas Sumatera Utara
76
perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan. Tingkat perputaran piutang dapat menggambarkan tingkat
efektifitas suatu perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran piutang, maka modal kerja yang ditanamkan dalam piutang juga semakin efektif. Periode
perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaranya,
berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya
selama periode tertentu adalah makin rendah. Hasil ini tidak sesuai dengan Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap
profitabilitas.
4.6.3 Pengaruh Payables Defferal Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Payables Defferal Period terhadap Gross Profit margin sebesar -17.35509 dengan tingkat
signifikansi 0.8010 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Payables Defferal Period berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin
Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Payables Defferal
Period berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya, kebijakan utang perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Brigham dan Houston 2006:136 bahwa dengan menunda pembayaran akan membuat kas tidak
berkurang yang harusnya digunakan untuk membayar hutang dan kas tersebut dapat digunakan untuk menambah kapasitas usaha perusahaan yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
77
akan dapat meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang bertambah. Penelitian ini tidak sesuai dengan Quayyum 2012, dan menemukan pengaruh
yang positif signifikan terhadap profitabilitas sedangkan Sial Chaudhry 2012 menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Meskipun
demikian perusahaan harus memperhatikan berbagai kemungkinan yang muncul pada penggunaan kewajiban lancar curent liabilities, Hal ini berkaitan dengan
resiko penggunaan hutang jangka pendek.
4.6.4 Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Cash Conversion Cycle terhadap Gross Profit margin sebesar -17.46030 dengan tingkat
signifikansi 0.7999 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Cash Conversion
Cycle berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kondisi siklus ekonomi tidak menjadi faktor yang memperkuat ataupun
memperlemah siklus konversi kas terhadap profit perusahaan. Penelitian ini tidak sesuai dengan Tariq et al. 2013 menemukan pengaruh yang positif signifikan
sedangkan Samiloglu Demirgunes 2008 tidak menemukan pengaruh yang signifikan. Sial Chaudhry 2012, Edwin 2013, menemukan pengaruh yang
negatif signifikan terhadap profitabilitas.
4.6.5 Pengaruh Size terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Size terhadap Gross Profit margin sebesar -4.661723 dengan tingkat signifikansi 0.0031
yang
Universitas Sumatera Utara
78
lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Size berpengaruh negatif signifikan terhadap Gross Profit margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia.
Dari data dapat dilihat bahwa size perusahaan manufaktur cenderung naik. Hal ini diikuti dengan variabel GPM yang juga cenderung naik dari tahun ke
tahun. Menurut Kumar, Rajan dan Zingales dalam Hadri Kusuma menjelaskan berdasarkan teori critical resources, yang menyebutkan bahwa semakin besar
aktiva yang dimiliki perusahaan, menunjukkan semakin besar perusahaan sehingga semakin tinggi profitabilitas yang dimiliki. Hipotesis tersebut
menyatakan perubahan size berpengaruh positif signifikan terhadap GPM, diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan Hastuti 2010, menemukan pengaruh
yang positif signifikan terhadap profitabilitas.
4.6.6 Pengaruh Status Perusahaan terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Status Perusahaan terhadap Gross Profit margin sebesar 25.96587 dengan tingkat
signifikansi 0.0001 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Status Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap Gross Profit margin Perusahaan Farmasi
di Bursa Efek Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima. Hal ini berarti bahwa status perusahaan berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas yang diperoleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang pengaruh faktor makroekonomi BI rate, inflasi, Produk Domestik Bruto PDB, nilai tukar dan
faktor internal bagi hasil dan return on investment terhadap pertumbuhan dana
pihak ketiga, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara simultan Inventory Conversion Period, Receivables Collection Period,
Payables Defferal Period, Cash Conversion Cycle, Size, dan Status perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Gross Profit margin.
2. Secara parsial Inventory Conversion Period berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap Gross Profit margin, Receivables Collection Period berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin, Payables
Defferal Period berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin, Cash Conversion Cycle berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
Gross Profit margin, Sedangkan Size berpengaruh negatif signifikan terhadap Gross Profit margin, Status Perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap Gross Profit margin.
5.2 Saran