75
Period, Receivables Collection Period, Payables Defferal Period, Cash
Conversion Cycle, Size, dan Status perusahaan sebesar 4,97 . 4.6
Pembahasan 4.6.1
Pengaruh Inventory Conversion Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Inventory Conversion Period Inventory Conversion Period terhadap Gross Profit margin
sebesar 17.36647 dengan tingkat signifikansi 0.8009 yang lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti Inventory Conversion Period berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil
ini tidak sesuai dengan Sial Chaudhry 2012, dan Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti semakin
berkurang jumlah hari dalam periode ini maka profitabilitas perusahaan akan mengalami peningkatan. Upaya ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha
untuk menekan biaya yang harus ditanggung perusahaan atas persediaan, akan tetapi dengan tetap menjaga agar tidak terjadi kehabisan persediaan yang dapat
mengakibatkan permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi.
4.6.2 Pengaruh Receivables Collection Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Receivables Collection Period Gross Profit margin sebesar 17.56068 dengan tingkat
signifikansi 0.7987 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Receivables Collection Period berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Gross Profit
margin Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Keadaan Receivables Collection Period yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif
Universitas Sumatera Utara
76
perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaan dapat dipertahankan. Tingkat perputaran piutang dapat menggambarkan tingkat
efektifitas suatu perusahaan. Semakin cepat tingkat perputaran piutang, maka modal kerja yang ditanamkan dalam piutang juga semakin efektif. Periode
perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaranya,
berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya
selama periode tertentu adalah makin rendah. Hasil ini tidak sesuai dengan Edwin 2013, menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap
profitabilitas.
4.6.3 Pengaruh Payables Defferal Period terhadap Profitabilitas
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh besarnya koefisien Payables Defferal Period terhadap Gross Profit margin sebesar -17.35509 dengan tingkat
signifikansi 0.8010 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Payables Defferal Period berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Gross Profit margin
Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Payables Defferal
Period berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya, kebijakan utang perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan. Hal ini tidak sesuai dengan teori dari Brigham dan Houston 2006:136 bahwa dengan menunda pembayaran akan membuat kas tidak
berkurang yang harusnya digunakan untuk membayar hutang dan kas tersebut dapat digunakan untuk menambah kapasitas usaha perusahaan yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
77
akan dapat meningkatkan penjualan dan menghasilkan laba yang bertambah. Penelitian ini tidak sesuai dengan Quayyum 2012, dan menemukan pengaruh
yang positif signifikan terhadap profitabilitas sedangkan Sial Chaudhry 2012 menemukan pengaruh yang negatif signifikan terhadap profitabilitas. Meskipun
demikian perusahaan harus memperhatikan berbagai kemungkinan yang muncul pada penggunaan kewajiban lancar curent liabilities, Hal ini berkaitan dengan
resiko penggunaan hutang jangka pendek.
4.6.4 Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas