5.1.2 Distribusi Proporsi Penderita HIVAIDS yang berobat jalan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan
Gambar 5.7 Diagram Batang Proporsi Penderita HIVAIDS yang berobat jalan Berdasarkan Faktor Risiko Penularan di RSUD Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2015
Berdasarkan gambar 5.7 di atas, dapat dilihat bahwa proporsi faktor risiko penularan tertinggi adalah melalui heteroseksual yaitu 64,3, dan terendah biseksual
1,8. Tingginya penderita dengan faktor risiko penularan heteroseksual berganti- ganti pasangan menunjukkan perilaku yang buruk baik pada laki-laki maupun
perempuan. Menurut data Kemenkes RI tahun 2015 jumlah kumulatif penderita
HIVAIDS berdasarkan transmisi penularan, heteroseksual menempati urutan pertama 81,3, sedangkan Homoseksual berada pada urutan kedua 5,5.
Hubungan seksual baik vaginal maupun oral merupakan cara transmisi yang paling sering terutama pada pasangan seksual pasif HIV.
64,3
12,8 12,8
5,5 2,8
1,8 10
20 30
40 50
60 70
Universitas Sumatera Utara
Risiko penularan HIV dapat terjadi dari pria-wanita maupun sebaliknya. Data yang ada menunjukkan bahwa risiko dari pria pengidap HIVAIDS kepada wanita
pasangannya lebih sering terjadi dibandingkan dari wanita pengidap HIV kepada pria pasangannya Irianto, 2014. Tingginya faktor risiko penularan dengan heteroseksual
mempunyai dampak pada risiko penularan dari ibu ke bayi perinatal. Penularan darsi ibu ke bayi terjadi karena wanita yang menderita HIVAIDS sebagian besar
berusia subur 15-44 tahun sehingga terdapat risiko penularan infeksi yang bisa terjadi pada saat kehamilan Nursalam, 2011.
Oleh karena itu, dalam Permenkes No. 21 tahun 2013 pasal 17, ibu hamil yang memeriksakan diri harus dilakukan promosi kesehatan dan pencegahan
penularan HIV melalui pemeriksaan diagnotis HIV dengan tes dan konseling yang dianjurkan sebagai bagian dari asuhan antenatal care atau menjelang persalinan
khususnya untuk ibu hamil yang tinggal di daerah dengan epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan keluhan IMS dan tuberkulosis di daerah epidemi
rendah. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2014, pola penularan HIV tidak mengalami perubahan dalam 5 tahun terakhir. Infeksi HIV dominan pada
Heteroseksual, diikuti kelompok LSL Lelaki berhubungan seks dengan lelaki. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Siregar 2016 di RSUP
H. Adam Malik Tahun 2014 diperoleh bahwa proporsi penderita HIVAIDS menurut faktor risiko penularan paling banyak adalah Heteroseksual sebesar 80.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Distribusi Proporsi Penderita HIVAIDS yang berobat jalan Berdasarkan Infeksi Oportunistik