1 Rapid test atau Enzyme immunoassay EIA 2 ELISA enzyme-linked immunoabsorbent assay 3 Western Blot

b.1 Rapid test atau Enzyme immunoassay EIA

Rapid test HIV memegang peranan penting dalam membantu diagnosis dini secara cepat seseorang yang terinfeksi HIV dan tidak membutuhkan sarana yang rumit dan mahal. Rapid tes merupakan test yang paling sering digunakan khususnya pada layanan kesehatan yang belum lengkap fasilitas pemeriksaan laboratoriumnya. Test ini kurang dari 30 menit, sederhana, tidak invasif dan digunakan untuk mendeteksi antibodi sehingga terapi dapat segera dilakukan dan mempunyai keuntungan sebagai berikut: a. Menentukan status infeksi dengan cepat, sehingga terapi dapat segera dilakukan b. Bermanfaat pada kunjungan konseling pasien, karena dapat segera dilakukan terapi c. Mudah penggunaannya dan tidak memerlukan peralatan yang canggih, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan relatif cepat sekitar 10-20 menit d. Hasil reaktif atau nonreaktif

b.2 ELISA enzyme-linked immunoabsorbent assay

Tes skrining yang digunakan untuk mendiagnosis HIV adalah ELISA enzyme-linked immunoabsorbent assay. Untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV, tes ELISA sangat sensitif, tapi tidak selalu spesifik, karena penyakit lain bisa juga menunjukkan hasil positif. Universitas Sumatera Utara Tes ini mempunyai sensitivitas tinggi yaitu sebesar 98,1 -100. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi. Namun ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2 Widoyono, 2008.

b.3 Western Blot

Western Blot merupakan elektroforesis gel poliakrilamid yang digunakan untuk mendeteksi rantai protein yang spesifik terhadap DNA. Jika tidak ada rantai protein yang ditemukan, berarti hasil tes negatif. Sedangkan bila hampir atau semua rantai protein ditemukan, berarti hasil tes positif. Tes Western Blot mungkin juga tidak bisa menyimpulkan seseorang menderita HIV atau tidak. Oleh karena itu, tes harus diulang lagi setelah dua minggu dengan sampel yang sama. Jika tes Western Blot tetap tidak bisa disimpulkan, maka tes Western Blot harus diulang lagi setelah 6 bulan. Jika tes tetap negatif maka pasien dianggap HIV negatif Kurniawati, 2011. Western Blot mempunyai spesifisitas tinggi yaitu 99,6-100. Pemerikasaannya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam Widoyono, 2008. Tes Western Blot merupakan pemeriksaan konfirmasi untuk memastikan adanya infeksi oleh HIV. Tes ini dilakukan jika pemeriksaan penyaringan menyatakan hasil yang reaktif. Dengan kata lain, tes ini merupakan tes lanjutan dari pemeriksaan ELISA Djoerban, 2010. Universitas Sumatera Utara

b.4 PCR Polymerase chain reaction