Gangguan Metabolisme Lemak Lemak dalam Makanan

jantung, konstroksi pembuluh darah serta pembekuan darah. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, rasa kenyang yang kita rasakan setelah makan juga akan bertahan lebih lama. Namun terlalu banyak makan- makanan berlemak memberikan efek buruk bagi kesehatan. Mengonsumsi makanan tinggi lemak akan meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol darah, diabetes, obesitas, penyakit batu empedu, pnyakit liver dan osteoartritis juga dipicu oleh karena banyak makan makanan yang mengandung tinggi lemak Mitayani, 2010.

2.6.2 Gangguan Metabolisme Lemak

Menurut Cakrawati dan Mustika 2012 gangguan metabolisme lemak yaitu kelebihan lemak obesitas meskipun bukan merupakan penyakit, tetapi dapat menyebabkan timbulnya penyakit, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi. Obesitas terjadi jika ada kelebihan kalori hasil metabolisme. Pada penderita obesitas, lemak berlebihan ditimbun pada jaringan-jaringan otot, terkadang juga dalam pankreas ataupun hati. Penimbunan lemak yang tidak merata, dapat menyebabkan semacam tumor. Glukosa dalam darah yang berlebih dapat diubah menjadi komponen lemak, yaitu dalam bentuk trigliserida atau disebut lemak kolesterol. Darah yang bersifat seperti air dapat melarutkan lemak dalam bentuk emulsi dengan bantuan lipoprotein. Bila kadar gula berlebih, sedangkan kemampuan lipoprotein terbatas sehingga sebagian kolesterol tidak terlarut. Selanjutnya dapat menimbulkan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga rongga pembuluh darah menyempit dan pasokan darah ke sel jaringan orga berkurang. Pada jaringan Universitas Sumatera Utara otak berdampak memperparah stroke hipoglikemia akibat komplikasi metabolisme protein tersebut. Bila mengenai pembuluh darah jantung yang mengaliri inding otot jantung arteria koronaria, menimbulkan gangguan penyakit jantung koroner. Hiperlipidemia dimana suatu kondisi yang ditandai oleh peningkatan kadar lipidlemak darah. Hiperlipidemia terbagi menjadi hiperlipidemia primer yaitu kondisi dimana disebabkan oleh kelainan genetik. Pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma penumpukan lemak di bawah jaringan kulit. Hiperlipidemia sekunder yaitu peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Difisiensi lemak terjadi saat kelaparan starvation, gangguan penyerapan malabsorption. Pada kondisi tersebut, tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan berupa protein ataupun lemak di jaringan otot karena intake yang kurang. Hal ini mengakibatkan vakuola pada jaringan otot yang ditempati oleh lemak menjadi keriput, sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat. Semakin banyak lemak yang hilang maka semakin bayak cairan interstitium. Pada akhirnya proses ini dapat menimbulkan penurunan berat badan, karena karbohidrat yang disimpan berkurang. Menurut AKG 2013, Kebutuhan lemak per orang hari dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.6 Kebutuhan Lemak Perorang Perhari untuk Kelompok Umur 14-17 Tahun Sumber : Angka Kecukupan Gizi AKG, 2013

2.7 Serat dalam Makanan