58
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Status Gizi Siswa
Status gizi merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya laren menyatakan bahwa
status gizi yang masuk dalam tubuhmanusia dan pengunaannya Irianto, 2014. Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dibedakan menjadi status gizi kurang,
status gizi baik dan status gizi lebih. Berdasarkan pola konsumsi makan yang tidak sama dan dipengaruhi oleh banyak hal akan menimbulkan perbedaan asupan
energi yang diterima. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda tergantung jenis kelamin, usia dan kondisi tubuh Mann dan Truswell, 2012
Status gizi yang baik adalah keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
sebagai status kesehatan yang dihasilan oleh keseimbangan antar kebutuhan dan masukan nutrien. Tidak hanya makanan, tetapi status gizi juga perlu dipatau.
Walaupun sudah mendapatkan asupan gizi yang cukup. Tetapi jika dilakukan pemantauan pada status gizinya, bukan tidak mungkin akan terjadi malnutrisi
ataupun obesitas yang tidak disadari oleh individu Irianto, 2014. Berdasarkan hasil penelitian dari 100 orang siswa mengenai status gizi
IMTU paling banyak adalah kategori gemuk berjumlah 46. Siswa dengan status gizi dengan kategori kurus sebanyak 20. Kemudian status status gizi normal
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 34. Sedangkan status gizi sangat kurus dan obesitas tidak dijumpai. Dari penelitian ini diketahui bahwa siswa pada kategori gemuk. Hal ini
dikarenakan kecukupan lemak dan protein yang berlebih. Selain itu dari beberapa siswa juga terdapat status gizi dengan kategori kurus. Hal ini dikarenakan
kecukupan serat, energi dan karbohidrat kurang. Alasan terjadinya hal tersebut disebabkan oleh fakor kebiasaan makan yang suka melakukan diet dan puasa.
Oleh karena itu status gizi siswa menjadi tidak seimbang. Maka berdasarkan hasil distribusi frekuensi bahwa siswa MAN 1 Medan memiliki status gizi yang sangat
gemuk. Anak sekolah pada umumnya berada dalam masa pertumbuhan yang sangat
cepat dan aktif. Untuk memastikan kecukupan gizi anak perlu dilakukan pengaturan makanan yang bergizi baik, seimbang dan beraneka ragam jenis. Pada
anak usia remaja konsumsi makanan lebih diperhatikan, karena apa yang biasa mereka makan akan berdampak pada usia dewasanya nanti seperti penyakit
kurang energi kronik, kekurangan kalsium ,maupun obesitas, akan berdampak pada penyakit degeneratif Mann dan Truswell, 2012.
Menurut Irianto 2013, remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung untuk mengalami kelebihan berat badan. Selain itu, obesitas juga bisa
merupakan kelanjutan karena saat bayi tidak mengonsumsi air susu ibu ASI melainkan susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi sehingga anak
akan mengalami kelebihan berat badan yang berlanjut sampai remaja dan juga didukung dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan kurang sehat seperti fast
food Yani, 2013. Sejalan dengan penelitian Nugraha 2009 menyebutkan
Universitas Sumatera Utara
bahwa kegemukan juga bisa terjadi karena tubuh cenderung untuk menyimpan makanan lebih lama, artinya proses metabolisme tubuh berjalan lambat. Selain itu
daya serap tubuh terhadap makanan pada setiap orang juga berbeda.
5.2 Kecukupan Zat Gizi Makro Siswa