Tabulasi Silang Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Gizi

Penelitian ini juga tidak sejalan penelitian Baiti 2015 mengenai tentang hubungan pengetahuan konsumsi serat dengan status gizi remaja putri di SMK Batik Surakarta mengatakan bahwa hasil tingkat konsumsi serat diperoleh dari hasil wawancara recall makanan 3x24 jam dengan selang waktu. Rata-rata konsumsi serat remaja putri kelas XI SMK Batik Surakarta adalah 7,72 gram, dengan konsumsi terendah 5,50 gram dan konsumsi tertinggi yaitu 13,30 gram, serta standar deviasi 1.274.

5.4 Tabulasi Silang Status Gizi Berdasarkan Kecukupan Gizi

Pada asupan zat gizi makro yaitu kecukupan energi lebih banyak kurang dari batas tingkat konsumsi energi, tetapi siswa berada dalam kategori status gizi gemuk Secara teoritis, bila konsumsi energi melalui makanan kurang dari energi yang dikeluarkan maka tubuh akan kekurangan energi Akibat yang dapat ditimbulkan adalah tubuh akan mengalami ketidakseimbangan energi negatif, sehingga berat badan kurang dari berat badan seharusnya ideal. Bila konsumsi energi melaui makanan melebihi energi yang dikeluarkan maka akan terjadi berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa disebabkan oleh kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang beraktifitas Proverawati, 2011. Pada kecukupan karbohidratlebih banyak kurang dari batas tingkat konsumsi karbohidrat, tetapi siswa berada dalam kategori status gizi gemuk. Asupan yang adekuat penting untuk mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas fisik jangka panjang. Jika kita merasa tubuh kita menjadi sangat lemas, itu tandanya kita kekurangan asupan karbohidrat. Universitas Sumatera Utara Kemudian akibatnya bila berlanjut tubuh kita akan mengalami masalah pencernaan yang dinamakan diare. Sebaliknya jika tubuh kita kelebihan asupan karbohidrat maka tubuh kita akan mengalami yang namanya penyakit diabetes mellitus. Irianto, 2014. Pada kecukupan protein lebih banyak lebih dari batas tingkat konsumsi protein, siswa berada dalam kategori status gizi kurus dan gemuk. Hal ini bahwa tidak terpenuhnya asupan protein pada siswa, asupan protein pun harus terpenuhi karena protein memiliki peranan yang penting dalam menjalankan fungsi-fungsi tubuh. Kebutuhan protein akan meningkat pada usia remaja, karena proses pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja, kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dahulu. Sehingga jika asupan protein kurang maka akan menghambat pembentukan sel-sel tubuh, dan menghambat pertumbuhan. Hal ini akan menyebabkan status gizi menjadi menurun Mann dan Truswell, 2014. Pada kecukupan lemak lebih banyak ebih dari batas tingkat konsumsi lemak, siswa berada dalam kategori status gizi kurus dan gemuk.. Makanan yang kaya lemak cenderung memiliki rasa yang enakgurih dan memiliki durasi rasa kenyang satiety yang lebih pendek dibanding makanan dari karbohidrat kopleks. Akibatnya, seseorang akan terus menerus makanan untuk mengatasi rasa laparnya walau sebenarnya didalam tubuh telah terjadi pemasukan energi yang berlebihan. Disamping itu karena tingginya sifat densitas lemak dan efisiensi Universitas Sumatera Utara penyimpanannya didalam tubuh, menjadikan seseorang dengan asupan lemak berlebihan akan cenderung leboih beresiko obesitas Proverawati, 2011. kecukupan serat lebih banyak kurang batas tingkat konsumsi serat, siswa berada dalam kategori status gizi normal dan gemuk. Persoalan serat makanan memang kalah populer dibandingkan zat gizi lain, seperti kabohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral Astawan, 2009. Saat ini telah terjadi pergeseran utama dalam penyebab kematian dan kesakitan di Indonesia. Penyakit infeksi yang selalu menjadi penyebab utama kejadian kesakitan dan kematian mulai bergeser dan diganti oleh penyakit degeneratif seperti penyaakit jantung, hipertensi, kencing manis, hiperkolesterol, peningkatan asam urat. Ternyata dari hasil penyelidikan memperlihatkan bahwa serat sangat baik untuk kesehatan, yaitu membantu mencegah sembelit, mancegah kanker, mencegah sakit pada usus besar, membantu menurunkan kadar kolesterol, membantu mengontrol kadar gula dalam darah dan mencegah wasir Astawan, 2009. Universitas Sumatera Utara 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN