dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.
2.7.2 Masalah Gizi pada Remaja
Masalah makan dan gizi yang sering timbul pada remaja menurut Irianto 2014 adalah :
a. Makan tidak teratur
Pada masa remaja aktifitasnya tinggi, baik kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Mereka sering makan cepat lalu ke luar umah. Tidak jarang mereka
makan di luar rumah, dengan resiko mereka makan dengan komposisi gizi yang tidak seimbang. Banyak iklan makanan dengan sasaran remaja, antara lain
restoran cepat saji. Oleh karena itu sebaiknya di rumah disediakan sayur dan buah segar, untuk menjaga agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Pola makan remaja
sering kacau. Tidak jarang mereka makan pagi dan siang dijadikan satu, remaja perempuan sering melakukan diet dibanding remaja laki-laki. Padahal untuk
memenuhi kebutuhan pada puncak pacu tumbuh, mereka memerlukan maka lebih sering atau dalam jumlah yang banyak, agar pertumbuhannya optimal. Tetapi hati-
hati pada saat pertumbuhan mulai melambat, karena kebiasaan makan berlebihan dapat mengakibatkan berbagai penyakit yang merugikan antara lain obesitas.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penggunaan obat obatan terlarang merupakan masalah remaja yang dapat mempengaruhi asupan makanan dan status
gizinya. Keadaan ini tergantung pada jumlah dan lama pemakaian dan status kesehatan remaja yang bersangkutan Irianto 2014.
Universitas Sumatera Utara
b. Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas.
Obesitas sentral rasio lingkar perut dan panggul terbukti berkorelasi terbalik dengan profil lipid pada penelitian longgitudinal Bogalusa. Obesitas juga
menimbulkan masalah besar kesehatan sosial, dan pengobatan tidak saja memerlukan biaya tinggi tetapi juga tidak efektif. Karenanya pencegahan obesitas
menjadi sangat penting dan remaja daripada dewasa, tetapi ada sebagian remaja yang makannya terlalu banyak melebihi kebutuhannya sehingga menjadi gemuk.
Aktif berolahraga dan melakukan pengaturan makan adalah cara untuk menurunkan berat badan. Diet tinggi serat sangat sesuai untuk para remaja yang
sedang melakukan penurunan berat badan. Pada umumnya makanan yang serat tinggi mengandung sedikit energi, dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan, disamping itu serat dapat menimbulkan rasa kenyang sehingga dapat menghindari ngemil makanankue-kue Irianto 2014.
c. Gizi kurang dan Bentuk Tubuh pendek
Bentuk Tubuh pendek pada remaja seringkali ditemukan pada populasi perawatan pendek pada masa remaja seringkali ditemukan pada populasi dengan kejadian
malnutrisi tinggi, prevalensi berskisar antara 27-65 pada 11 studi oleh Internatioal Centre for Research on Women
ICRW. Gizi kurang kronik yang mengakibatkan memperbesar risiko obstetrik, dan berkurangnya kapasitas kerja
Irianto, 2014.
Universitas Sumatera Utara
d. Perilaku dan pola makan remaja
Pola makan remaja seringkali tidak menentu yang merupakan risiko terjadinya masalah nutrisi. Bila tidak ada masalah ekonomi ataupun keterbatasan
pangan, maka faktor psiko-sosial merupakan penentu dalam memilih makanan. Gambaran khas pada remaja yaitu: pencarian identitas, upaya untuk
ketidaktergantungan dan diterima lingkungannya, kepedulian akan penampilan, rentan terhadap masalah komersial dan tekanan dari teman sekelompok peer
group serta kurang peduli akan masalah kesehatan, akan mendorong remaja
kepada pola makan yang tidak menentu tersebut. Kebiasaan makan yang sering terlihat pada remaja antara lain ngemil biasanya makanan padat kalori,
melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak teratur, sering makan fast food, jarang mengonsumsi sayur dan buah ataupun produk
peternakan dairy foods serta diet yang salah pada remaja wanita. Hal tersebut dapat mengakibatkan asupan makanan tidak sesuai kebutuhan dan gizi seimbang
dengan akibatnya terjadi gizi kurang atau malahan sebaliknya asupan makanan berlebihan menjadi obesitas. Remaja wanita cenderung pada asupan makanan
yang kurang, terlebih bila terjadi kehamilan. Di negara berkembang, sering terjadi gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia terutama pada
wanita yang berkorelasi dengan body image yang negatif. Karennya penting membangun body image dan self esteem yang positif pada remaja dalam upaya
promosi kesehatan dan gizi serta pencegahan obesitas Irianto 2014.
Universitas Sumatera Utara
e. Kurang energi kronis
Pada remaja badan kurus atau disebut kurang energi kronis tidak selalu berupa akibat terlalu banyak olahraga atau aktivitas fisik. Pada umumnya adalah
karena makan terlalu sedikit. Remaja wanita yang menurunkan berat badan secara drastiis erat hubungannya dengan faktor emosional seperti takud gemuk seperti
ibunya atau dipandang lawan jenis kurang seksi.
2.7.3 Standar Kebutuhan Gizi untuk Masa Remaja