Sumber Data Teknik Analisis Data Teknik Penarikan Kesimpulan

commit to user 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah yang berjudul T harīqatu ‘s- Shālichīn fī bayāni aurādi ‘s-Sālikīn TSBAS. Naskah TSBAS tersimpan sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode dalam katalogus online yaitu 07_00368. Naskah ini berjumlah 118 halaman dan ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Jawi. Naskah TSBAS didapatkan penulis dengan mengunduh download pada situs http:acehms.dl.uni-leipzig.dereceiveNegeriMSBook islamhs. . Melalui situs ini, Manassa bekerja sama dengan Museum Negeri Banda Aceh dan Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmy menerbitkan koleksi naskah yang tersimpan di kedua museum tersebut secara online.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara kerja yang bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kerja penelitian guna mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan Sangidu, 2004:13. Dalam kaitannya dengan penelitian sastra, metode merupakan hal penting untuk memahami objek penelitian, sehingga berhasil menyajikan tujuan penelitian, yaitu mengungkapkan makna teks yang akan diteliti. Penelitian dengan tujuan ini, yaitu berusaha mendeskripsikan, menafsirkan dan menginterpretasikan suatu makna dalam sebuah teks, dapat dilakukan dengan metode kualitatif. Secara umum yang dinyatakan dengan metode kualitatif adalah commit to user 20 metode pengkajian atau metode penelitian suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang dengan prosedur-prosedur statistik Edi Soebroto, 2007:5.

1. Metode Penyuntingan Teks

Sebagai bentuk penyelamatan terhadap hasil budaya masyarakat Aceh, digarap naskah yang berjudul T harīqatu ‘s-Shālichīn fī bayāni aurādi ‘s- Sālikīn. Naskah TSBAS yang digunakan dalam penelitian ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode naskah dalam katalogus online 07_00368. Berdasarkan studi katalog dapat diketahui bahwa naskah TSBAS merupakan naskah jamak. Selain tersimpan sebagai Koleksi Museum Negeri Banda Aceh, naskah TSBAS juga tercatat dalam Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts yang diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda dan katalog online koleksi naskah di Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmi Nangroe Aceh Darussalam. Naskah yang berhasil ditemukan berjumlah empat naskah. Salah satu diantaranya telah diteliti oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum pada tahun 20072008. Naskah yang telah diteliti tersebut berjudul Thariqatul ‘sh- shalihin Fi Bayani Awradi’s-Sadikin. Naskah ini tercatat sebagai koleksi Yayasan Pendidikan dan Museum Ali Hasjmy dengan kode naskah dalam katalogus online 44AZD3YPAH2005. Berdasarkan pelacakan yang dilakukan oleh peneliti, penelitian yang dilakukan oleh Drs. Nurdin A.R., M.Hum hanya difokuskan pada transliterasi teks saja. Berdasarkan translitersi tersebut, dapat diketahui bahwa naskah Thariqatul ‘sh-shalihin Fi Bayani commit to user 21 Awradi’s-Sadikin berisi tentang norma-norma yang berhubungan dengan proses ubudiyah dan amaliyah kaum muslimin. Naskah lain yang ditemukan berjudul Tarīq as-Sālikīn wa-sabīl al- Musāyirīn. Naskah ini tercatat dalam Catalogua of Malay and Minangkabau Manuscripts dengan kode Cod.Or.1983. Di dalam deskripsi singkat yang terdapat dalam katalog, disebutkan bahwa naskah tersebut berjumlah tujuh belas halaman dan ditulis oleh Syamsuddin dari Pasai. Tarīq as-Sālikīn wa- sabīl al-Musāyirīn mengandung penjelasan tentang sejumlah istilah, seperti wujud, adam, haqq, bathil, waj ib, mumkin, mumtani’ dan sebagainya. Naskah ketiga yang berhasil ditemukan berjudul Tarīqatus Shālichīn. Naskah ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh, dengan penomoran dalam katalogus online adalah 07_01119. Deskripsi singkat yang terdapat dalam catalog menjelaskan bahwa jumlah halaman naskah belum dapat diketahui. Berdasarkan pelacakan yang dilakukan oleh peneliti, naskah berkode 07_01119 memiliki status yang tidak lengkap. Naskah keempat yang berhasil ditemukan berjudul T harīqatu ‘s- Shālichīn fī bayāni aurādi ‘s-Sālikīn. Naskah ini berjumlah 118 halaman, masih lengkap dan keadaan naskah baik. Berdasarkan perunutan keterangan tersebut, satu naskah telah diteliti dan tiga lainnya masih menuggu untuk dilakukan pengkajian. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, naskah yang tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden, Belanda Cod.Or. 1983 dan naskah yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh 07_01119 tidak dijadikan sebagai objek penelitian. Penelitian hanya difokuskan pada naskah TSBAS commit to user 22 dengan kode 07_0368 yang tersimpan di Museum Negeri Banda Aceh. Oleh karena itu, naskah TSBAS dengan kode 07_00368 diperlakukan sebagai naskah tunggal. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode penyuntingan teks jamak terbatas. Sebelum membicarakan metode ini, berikut keterangan mengenai metode-metode penyuntingan naskah jamak. a. Metode penyuntingan naskah tunggal. Siti Baroroh Baried 1994:67 menjelaskan bahwa apabila hanya ada naskah tunggal dalam suatu tradisi sehingga perbandingannya tidak mungkin dilakukan, dapat ditempuh dua jalan. Pertama, edisi diplomatik, yaitu menerbitkan satu naskah setelitinya tanpa mengadakan perubahan. Kedua edisi standar atau edisi kritik, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. b. Metode penyuntingan naskah jamak. 1 Metode intuitif Metode intuitif ialah penyuntingan yang dilakukan dengan cara mengambil salah satu naskah yang paling baik isinya Bani Sudardi, 2003:59. Apabila terdapat bacaan yang dipandang tidak betul atau tidak jelas, maka bacaan itu diperbaikai berdasarkan naskah-naskah lain dengan pertimbangan intuisi, selera baik, dan pengetahuan penyunting. Dengan kata lain, perbaikan bacaan dalam naskah bertumpu pada intuisi yang dimiliki oleh penyunting. commit to user 23 2 Metode objektif Metode objektif merupakan metode yang berusaha menyusun kekerabatan atau kekeluargaan antar naskah berdasarkan adanya kesalahan bersama. Naskah-naskah yang mempunyai kesalahan yang sama pada suatu tempat yang sama maka diperkirakan bahwa naskah tersebut berasal dari induk yang sama Bani Sudardi, 2003:59. 3 Metode gabungan Metode gabungan dipakai apabila nilai naskah menurut tafsiran filologi hampir sama. Pada umumnya yang dipilih adalah bacaan mayoritas atas dasar perkiraan bahwa jumlah naskah yang banyak itu merupakan saksi bacaan yang betul Siti Baroroh Baried, 1994:67. 4 Metode landasan Metode landasan diterapkan apabila menurut tafsiran ada satu atau segolongan naskah yang memiliki kualitas lebih unggul. Tingkat keunggulan naskah dapat dilihat dari sudut bahasa, kesastraan, sejarah, dan sebagainya Siti Baroroh Baried 1994:67. c. Metode penyuntingan teks jamak terbatas 1 Metode penyuntingan teks jamak terbatas merupakan metode penyuntingan naskah yang berpijak pada anggapan bahwa kehadiran variasi teks dalam penelitian naskah jamak tidak seharusnya diwajibkan. Meskipun dalam sebuah tradisi ditemukan adanya naskah yang berbentuk jamak, tetap dimungkinkan dilakukan penyuntingan salah satu naskah 1 Metode ini belum lazim digunakan oleh para peneliti filologi, namun atas saran dari dosen pembimbing, metode ini terpaksa digunakan karena penulis mengalami keterbatasan-keterbatasan dalam pengumpulan data. Oleh karena itu, sebagai bahan pertimbangan penulis menerima kritik dan masukan demi perbaikan dan penyempurnaan penelitian ini. commit to user 24 tanpa menghadirkan variasi-variasinya. Penggunaan metode ini didasarkan prinsip bahwa masing-masing teks dalam suatu naskah jamak pada hakikatnya dapat berdiri sendiri dan memiliki kekhasan tersendiri. Sementara itu, pertimbangan lain yang menjadi landasan digunakannya metode penyuntingan teks jamak terbatas dalam penelitian ini adalah bahwa metode penyuntingan untuk naskah jamak yang telah ada saat ini dirasakan kurang efektif dan sangat menyulitkan peneliti. Hal ini dikarenakan harus dihadirkannya naskah-naskah jamak sebagai bahan perbandingan. Padahal, naskah sebagai warisan pustaka tertulis nusantara yang tidak ternilai harganya itu tentunya tidak hanya disimpan di satu tempat saja. Terdapat ratusan museum dan perpustakaan dari seluruh dunia yang menampung naskah-naskah tersebut. Disamping itu, terdapat juga ribuan, bahkan lebih, penduduk yang memiliki naskah-naskah sebagai koleksi pribadi. Sampai saat ini, jumlah naskah koleksi pribadi tersebut sangat sedikit yang telah dikatalogkan, sehingga kemungkinan pelacakan naskah dengan sempurna sangat sulit dilakukan. Untuk itulah, meskipun tidak dapat menghadirkan variasi naskah TSBAS, penulis merasa tergerak untuk menyajikan dan menafsirkan naskah TSBAS yang dikaji secara filologis. Sebagai bentuk pertanggungjawaban suntingan, cara kerja yang dilakukan dalam metode ini tidak jauh berbeda dengan metode standar, yaitu menerbitkan naskah dengan membetulkan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakajegan, sedang ejaannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Pembetulan kesalahan-kesalahan tersebut dilakukan atas dasar commit to user 25 pemahaman yang sempurna sebagai hasil perbandingan dengan naskah yang sejenis dan sezaman. Semua perubahan yang diadakan dicatat dalam tempat khusus agar selalu dapat diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah sehingga masih memungkinkan penafsiran lagi oleh pembaca Siti Baroroh Baried, 1994:68.

2. Metode Kajian Teks

a. Metode Struktural Setelah penyuntingan selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah menganalisis struktur teks TSBAS berdasarkan teori struktural. Analisis ini menggunakan metode deskriptif, yaitu melakukan penjabaran terhadap permasalahan, menganalisa, dan menafsirkan data yang ada. Penafsiran tersebut didasarkan pada struktur penyajian sastra kitab yang memiliki pola tetap, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. b. Metode Analisis Isi Suatu teks sastra klasik tentunya tercipta dengan struktur kandungan manfaat yang tinggi dan disertai dengan pesan terselubung yang memuat isi yang berharga bagi pembaca. Agar kandungan manfaat dan pesan- pesan serta makna yang terkandung dalam sebuah teks dapat terpahami secara keseluruhan, maka diperlukan sebuah metode analisis yang tepat. Untuk itu digunakanlah metode analisis konten. Analisis konten digunakan apabila si peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap pesan karya sastra Suwardi Endraswara, 2003:160. Suwardi Endraswara 2003:164 menjelaskan bahwa analisis meliputi penyajian data dan pembahasan dilakukan secara kualitatif commit to user 26 konseptual. Analisis data harus selalu dihubungkan dengan konteks dan konstruk analisis. Konteks berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan struktur karya sastra, sedangkan konstruk berupa bangunan konsep analisis. Konstruk tersebut menjadi bingkai analisis.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka. Teknik pustaka merupakan teknik yang mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data Edi Soebroto, 2007:47. Teks TSBAS diperoleh melalui tahap sebagai berikut.

1. Tahap Informasi

Pada tahap ini peneliti berusaha mendapatkan informasi pernaskahan. Informasi ini diperoleh dari catalogue der Maleische Minangkabausche Handscriften in de Leindsche Universiteits Bibliotheek dan katalogus online naskah koleksi Museum Negeri Banda Aceh dan Yayasan dan Pendidikan Museum Ali Hasjmy.

2. Tahap pengunduhan dan print out

Tahap ini merupakan tahap pengambilan naskah TSBAS sebagai objek penelitian. Pengambilan naskah dilakukan dengan cara mengunduh download naskah Naskah TSBAS yang terdapat dalam situs online http:acehms.dl.uni- leipzig.dereceiveNegeriMSBookislamhs. commit to user 27 Naskah TSBAS yang terdapat dalam situs tersebut masih berbentuk file dengan format jpg sehingga harus diolah agar dapat menghasilkan cetakan print out untuk mendapatkan salinan teks tersebut.

D. Teknik Analisis Data

Setelah naskah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan deskripsi naskah. Deskripsi naskah adalah pengumpulan data mengenai seluk beluk naskah sehingga didapat gambaran mengenai karakter naskah secara rinci. Tahap ini merupakan tahap deskripsi. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengkajian terhadap data-data yang telah diklasifikasikan. Pengkajiannya berdasarkan acuan-acuan ilmiah yang sesuai dengan pokok permasalahan. Tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap analisis. Tahap berikutnya adalah evaluasi. Dalam tahap ini, proses penafsiran teks dari awal sampai akhir akan dievaluasi. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Teknik Penarikan Kesimpulan

Dari hasil deskripsi, klasifikasi, analisis data, dan evaluasi selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan secara deduktif. Teknik deduktif dilakukan dengan cara mengambil kesimpulan dari uraian yang bersifat umum ke uraian yang bersifat khusus. commit to user 28

BAB IV SUNTINGAN NASKAH

A. Inventarisasi Naskah

Langkah pertama dalam penelitian filologi adalah inventarisasi naskah. Invenstarisasi naskah merupakan pencarian dan pencatatan informasi mengenai naskah yang akan diteliti. Penelitian terhadap TSBAS ini menggunakan invetarisasi naskah dengan studi katalog. Katalog yang digunakan adalah katalog- katalog yang memberikan informasi tentang naskah-naskah Melayu. Katalog- katalog yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Achadiati Ikram, et. al. Ed. 2001. Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari. Edisi I. Jakarta: Manasa – The Toyota Foundation – Yayasan Obor Indonesia. 2. Amir Sutaarga, dkk. 1972. Katalog Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Nasional. 3. Behrend, T.E. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 4. Behrend, T.E. dan Titik Pudjiastuti. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 5. Behrend, T.E. 1997. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3-B. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.