commit to user
164
wa ashabcha „l-mulku li „l-Lah. Artinya kami telah memasuki waktu pagi dan di pagi ini kerajaan adalah milik Allah. Rujukan hadis-hadis tersebut sesuai
dengan kutipan teks berikut. Ash-bach
na wa ashabcha „l-mulku li-„l-Lah, wal fadhamatu wa „s-sulthanu li-„l-Lah. Berpagi-pagi kami berbuat ibadah bagi Allah dan
pagi-pagi kerajaan itu bagi Allah. Bermula kebesaran dan kerajaan itu bagi Allah.
Wa „l-„izzatu wa „l-qudratu li-„l-Lah. Bermula kemulyaan dan kuasa itu bagi Allah. Ashba
chna „ala fithrati „l-islami wa „ala kalimati „l-ikhlash. Dan berpagi-pagi kami atas agama islam dan atas
yang kalimat yang ikhlas yakni atas menyebut kalimat Lā ilāha illa „l-
Lah wa dīni Nabiyyina Muhammad shalla „l-Lahu „alaihi wa „s- Sallama wa millati abīnā ibrāhīma „alaihi „s-sallam chanīfān muslimā
wa mā mina „l-musyrikīn .
Dan atas agama Nabi kita Muhammad shalla „l-Lahu „alaihi wa „s-sallam. Dan atas agama bapa kita Nabi
Ibrahim „alaihi „s-sallam yang cenderung kepada agama yang batin
kepada yang sebenarnya adalah ia muslim. Dan tiada ia daripada orang yang menyekutui Tuhan. Allahumma bika ashbachna wa bika amsainia
wa bika nakhya wa bika namūtu wa ilaika „l-masyīr. Hai Tuhanku
dengan dikau kami berpagi-pagi dan dengan dikau kami berpetang- petang dan dengan dikau hidup kami dan dan dengan dikau mati kami
dan dengan dikau dan kepadamu kami kembali. Allahumma inna as`aluka an taba‟tsana fī hadza „l-yauma illa kulli khairin wa naud-dzu
bika min kulli basyar. Hai Tuhanku bahwasanya kami pinta daripadamu bahwa engkau yang katakan akan kami di dalam hari ini
kepada tiap-tiap kebajikan. Dan kami minta peliharakan dengan dikau daripada tiap-tiap kejahatan.
Wa na‟ūdzu bika an-najtarich fīhi sū‟ān au najurrahu illā muslimin as`aluka khaira hadza „l-yaum wa khaira
ma fīhi wa a‟ūdzubika min-syara wa syara mā fīhi. Dan kami minta peliharakan dengan dikau daripada bahwa kami hilangkan di
dalamnya itu akan kejahatannya atau kami hilangkan akan dia kepada orang yang islam kami pintakan daripadamu akan kebajikan
hari ini dan kebajikan barang yang di dalamnya. TSBAS h. 7 br. 72 s.d. h. 9 br. 11.
5. Adab memasuki kakus
a. Doa masuk kakus
Rasulullah saw mengajarkan adab beristinja yang termasuk didalamnya adalah adab ketika memasuki kakus. Diantaranya adalah
membaca doa ketika akan memasukinya. Al-ghazali 1996:50 menjelaskan doa ketika akan memasuki kakus, yaitu
Bismi „l-Lāhi
commit to user
165
Allahumma a‟udzubika mina „l-khubutsi wa „l-khabāits. Artinya Dengan
nama Allah, aku berlindung kepada Allah dari gangguan jin laki-laki dan perempuan. Atau dari gangguan setan yang terkutuk. Hal ini sesuai
dengan kutipan teks berikut. Maka apabila engkau hendak masuk ke t.n.d.s . Maka baca olehmu
di luar t.n.d.s . Bismi „l-Lāhi Allahumma a‟udzubika mina „l-khubutsi
wa „l-khabāits. Itu aku mulai masuk t.n.d.s. Dengan nama Allah
hai Tuhanku bahwasanya aku -aku- minta peliharakan dengan dikau daripada syaitan laki-laki dan daripada syaitan perempuan
TSBAS h. 9 br. 12 s.d. h. 10 br. 3.
b. Doa keluar kakus
Tidak hanya ketika memasuki kakus, namun ketika keluar dari kakus hendaklah selalu mengingat Allah. Al-ghazali 1996:50 menjelaskan doa
ketika keluar dari kakus, yaitu Ghufrānaka Alchamdu li-„l-‟Lahi ‟l-Ladzi
ad- haba „ani „l-Ladzā wa „ā fā nī. Artinya segala puji bagi Allah yang
menghilangkan dariku apa yang menyakitkan dan mengekalkan apa yang bermanfaat dariku. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Maka tatkala sudah engkau qadha hajat maka engkau keluar maka dibaca olehmu.
Ghufrānaka Alchamdu li-„l-‟Lahi ‟l-Ladzi ad-haba „ani „l-Ladzā wa „ā fā nī. Aku minta akan ampunanmu hai
Tuhanku segala puji bagi Allah salladzī yang menghilang ia daripadaku akan penyakit akan daku dan memberi Afiyat ia akan
daku. Allahumma thahir qalbī mina „n-nifāqi wāch-shi farjī mina
„l-fawājir. Hai Tuhanku sucikan olehmu akan hatikan daripada segala perangai menipu dan pelihara akan olehmu akan farjiku
daripada segala kejahatan TSBAS h. 10 br. 9 – 12.
6. Bersuci
a. Mandi Junub
Berikut adalah niat mandi junub yang dijelaskan dalam teks. Dan jika ada engkau di dalam junub maka engkau mandi junub maka niatkan
commit to user
166
olehmu. Nawaitu raf- „il ‟l-hadasi „l-akbar „an jami „l-badani. Sehaja aku
angkatkan [hadas] yang berdiri pada sekalian badan TSBAS h. 10 br. 9. b.
Bersiwak Rasulullah saw selalu mengajarkan untuk mengawali berwudu
dengan bersiwak menyikat gigi. Rasulullah saw. Bersabda, salat yang dilakukan setelah menyikat gigi adalah lebih utama daripada tujuh puluh
lima salat tanpa menyikat gigi. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. “apabila engkau berhendak mengambil air sembahyang maka engkau
mulai air sembahyang itu dengan bersiwak dan niatkan olehmu. Nawaitu „l-siwāka sunati „l-Lahi taala. Sehajaku bersiwak sunah karena Allah
taala ” TSBAS h. 11 br. 1 – 3.
c. Wudu
Al-ghazali dalam Mutiara Ihya‟ „Ulumuddin 1996:51 menjelaskan
tentang adab berwudu yang diajarkan oleh Rasulullah. Setelah selesai bersiwak, maka membaca
Bismi „l-Lāhi „r-Rachmani „r-Rachīm. Beliau bersabda, “tidak ada wudu yang sempurna bagi orang yang tidak menyebut
nama Allah SWT. Selanjutnya beliau mengucapkan Audzu bika min hamazāti „sy-syayāthina wa a‟udzubika rabbana Ayakh dzurūn. Aku
berlindung kepada-Mu dari bisikan setan dan aku berlindung kepada-Mu, wahai Tuhanku, dari kedatangan setan-setan itu kepadaku. Hal ini sesuai
dengan kutipan teks berikut. Apabila sudah engkau bersiwak maka baca olehmu.
Bismi „l-Lāhi „r- Rachmani „r-Rachīm. Aku mulai mengambil air sembahyang
dengan nama Allah yang amat murah lagi amat mengasihi. Audzu bika min hamazāti „sy-syayāthina wa a‟udzubika rabbana Ayakh
dzur ūn. Aku minta peliharakan dengan engkau hai Tuhanku
commit to user
167
daripada bahwa hadir mereka itu akan dikau. TSBAS h. 11 br. 3 –
6 11
Membasuh kedua tangan Setelah berniat wudu, dilanjutkan dengan membasuh tangan tiga kali
sebelum memasukkannya ke dalam bejana, seraya mengucapkan Allahumma inni asaluka
„l-yumna wa „l-barakata wa a‟udzubika mina syūmi wa „l-halakah. Ya Allah aku memohonkan kepada-Mu kebahagiaan
dan keberkahan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kemalangan dan kebinasaan. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Maka engkau basuh akan tanganmu dan baca olehmu kutika kala itu. Allahumma inni asaluka
„l-yumna wa „l-barakata wa a‟udzubika mina syūmi wa „l-halakah. Hai Tuhanku bahwasanya aku -aku-
pohonkan daripadamu akan sempura yang baik dan berkat. Dan aku minta peliharakan dengan dikau daripada celaka. TSBAS h. 11
br. 7
– 10 12
Memasukkan air ke mulut Al-Ghazali 1996:52 menjelaskan, setelah membasuh kedua tangan,
selanjutnya adalah berniat untuk menghilangkan hadas dan menjaga niat itu hingga membasuh muka. Kemudian menciduk air dengan tangan kanan
le mulut, lalu berkumur tiga kali. Hendaklah bersungguh-sungguh dalam berkumur dan menghirupkan air ke hidung, kecuali jika sedang berpuasa.
Semua itu
hendaknya dilakukan
secara perlahan-lahan
seraya mengucapakan, Allahumma
„aniya „ala tilāwati kitābika wa kats-rati „l- dzikrika. Ya Allah tolonglah aku untuk senantiasa membaca kitabmu dan
memperbanyak dzikir kepada-Mu. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. “Dan maka engkau masuk air kemulut serta engkau kumur-
kumurkan dan baca olehmu kutika itu. Allahumma „aniya „ala tilāwati
commit to user
168
kitābika wa kats-rati „l-dzikrika. Hai Tuhanku tolong olehmu akan daku atas membaca kitabmu dan membanyakkan dzikir bagimu.
” TSBAS h.11 br. 10
–12 sd h. 12 br.1. 13
Memasukkan air ke hidung Berikutnya adalah melakukan
istinsyāq atau memasukkan air ke hidung dan menghirupnya tiga kali dalam satu cidukan. Al-Ghazali
1996:52 menjelaskan, ketika memasukkan air ke hidung hendaknya membaca Allahumma aujidziq ra
ichta „l-janati fi „l-janati wa anta rā dli „anī. Artinya ya Allah karuniakanlah kepadaku bau surge dan Engkau
Ridha kepadaku. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. “Maka engkau masuk air kehi[dung]mu dan baca olehmu kutika itu. Allahumma aujidziq
ra ichta „l-janati fi „l-janati wa anta rā dli „anī. Hai tuhanku dapatkan
olehmu akan daku bawu-bawuan surga di dalam surga padahal engkau ridha daripadaku
.” TSBAS h. 12 br. 1 – 3. 14
Mengeluarkan air dari hidung Setelah itu mengeluarkan kembali air dari hidung seraya membaca .
Allahumma „ini „audzubika min ruwa „l-chi „l-nama riwa min sū‟i „l-ladī.
Ya Allah aku berlindung kapada-Mu dari bau neraka dan dari mendapat tinggal yang buruk. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. “Dan keluar
olehmu barang yang cemar-cemar dari dalam hi[dung]mu dan baca olehmu kutika itu.
Allahumma „ini „audzubika min ruwa „l-chi „l-nama riwa min sū‟i „l-ladī. Hai Tuhanku bahwasanya aku -aku- minta
peliharakan dengan dikau daripada segala bawu neraka. Daripada kejahatan negeri yaitu neraka
.” TSBAS h. 12 br. 4 – 7.
commit to user
169
15 Membasuh muka
Al-Ghazali dalam Mutiara Ihya Ulumuddin 1996:52 menjelaskan, setelah mengeluarkan air dari hidung, selanjutnya adalah membasuhkan air
ke wajah dari permukaan dahi hingga ujung dagu secara memanjang, dan dari telinga kanan hingga telinga kiri secara melebar. Tidak wajib
membasuh dua pelipis, karena keduanya termasuk bagian kepala. Wajib menyampaikan air ke tempat
tahdzīf, yakni tempat rambut yang biasa di potong kaum wanita. Wajib pula menyampaikan air hingga tempat-tempat
tumbuh empat rambut, yaitu kumis, alis, bulu mata, dan cambang. Demikian pula wajib meratakan air pada bagian depan wajah jika
janggutnya tipis tidak tebal. Adapun rambut yang tumbuh di bawah bibir dihukumkan seperti pada janggut dalam hal tipis dan tebalnya.
Memperbanyak air pada permukaan janggut yang memanjang dan memasukkan jemari ke dalam lekuk-lekuk kedua mata, dan tempat yang
biasa diberi celak serta membersihkannya. Kemudiaan diikuti dengan mengucapkan . Allahumma
bayidl wajhī bi nūrika yauma tab-yadlu wujūhu wa auliyaka wala tusawid waj-hī bidlulumatiā yauma tusawadu
wujūhi „ada`ika. Artinya, Ya Allah putihkan wajahku dengan nur-Mu pada
hari wajah para wali-Mu menjadi putih, dan janganlah engkau hitamkan wajahku dengan kegelapanmu pada hari wajah musuh-musuh-Mu menjadi
hitam. Hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Engkau basuh akan mukamu serta engkau niatkan
nawaitu ra‟il hadasi. Sehaja angkatkan [hadas] dan baca olehmu kutika itu.
Allahumma bayidl wajhī bi nūrika yauma tab-yadlu wujūhu wa
auliyaka wala tusawid waj- hī bidlulumatiā yauma tusawadu wujūhi
„ada`ika. Hai Tuhanku putihkan olehmu akan muka dengan cahayamu pada hari jadiku putih segala muka auliamu dan jangan
commit to user
170
engkau hitamkan akan mukaku dengan k.m.h.w. pada hari jadi hitam segala muka seterumu TSBAS h. 12 br. 7
– 12 sd. h. 13 br. 1. 16
Membasuh kedua tangan Berikutnya adalah membasuh kedua tangan hingga siku tiga kali.
Apabila mengenakan cincin sebaiknya menggerak-gerakkannya dan memanjangkan sapuan hingga pangkal lengan. Membasuh tangan dimulai
dengan bagian kanan seraya mengucapkan Allahumma „athinī kitabi
biyamīnī wacha sibī chisāban yasīra. Artinya Ya Allah berikan padaku buku amalanku pada tangan kananku dan hisablah aku dengan
penghisaban yang mudah. hal ini sesuai dengan kutipan berikut. Maka engkau basuh akan tanganmu yang kanan dan baca olehmu
kutika itu. Allahumma „athinī kitabi biyamīnī wacha sibī chisāban
yasīra. Hai Tuhanku beri olehmu akan daku akan suratkan pada hari kiamat dengan tangan kananku. Dan kira-kirakan olehmu akan
daku akan kira-kira yang sudah yang sedikit lagi suruh TSBAS h. 13 br. 1
– 5. Setelah itu membasuh tangan kiri seraya mengucapkan doa
Allahumma inī „audzubika an-taqthini kitābī bisyimālī au min warā-„i
dhuhurī. Artinya ya Allah aku berlindung kepadamu dari engkau memberikan buku amalanku pada tangan kiriku atau dari belakang
punggungku. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. Maka engkau basuh akan tanganmu yang kiri dan baca olehmu
kutika itu. Allahumma inī „audzubika an-taqthini kitābī bisyimālī
au min warā-„i dhuhurī. Hai Tuhanku bahwasanya aku minta peliharakan dengan di kau daripada bahwa engkau beri akan daku
akan suratkan dengan tangan kiriku atau daripada bila akan ku TSBAS h. 13 br. 5
– 9.
commit to user
171
17 Mengusap kepala
Setelah membasuh kedua tangan, kemudian mengusap kepala dengan tangan yang basah. Caranya dilakukan dengan mempertemukan
ujung-ujung jari tangan kanan dan ujung-ujung jari tangan kiri, dan letakkan keduanya pada bagian depan kepala, lalu sapukan ke kuduk dan
kembalikan ke depan Al-Ghazali; 1996: 54. Hal ini dilakukan tiga kali seraya membaca doa
Allahumma namtanī birachmatika wa anzil „alayyun min barakatika wa thilnī tachta „arsyika yauma ladhilā illā dhiluk. Artinya
ya Allah tolonglah aku dengan rahmat-Mu, turunkan padaku keberkatanmu, dan naungilah aku di bawah „arasy-Mu pada hari ketika
tidak ada naungan selain naungan-Mu. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
maka engkau sapu akan segala kepalamu dan baca olehmu kutika itu. Allahu
mma namtanī birachmatika wa anzil „alayyun min barakatika wa thil
nī tachta „arsyika yauma ladhilā illā dhiluk. Hai
Tuhanku limpahkan olehmu akan daku dengan rahmatmu. Dan turunkan olehmu atasku daripada segala berkatmu dan naung olehmu
akan daku dibawah naung arasymu pada hari kiamat yang tiada naung melainkan naung arasymu TSBAS h. 13 br. 9
– 12 sd h. 14 br. 1
18 Mengusap kedua telinga
Setelah itu mengusap kedua daun telinga, bagian luar dan bagian dalamnya, dengan air baru. Memasukkan jari telunjuk ke dalam lubang
telinga kemudian memutar ibu jari pada bagian belakang daun telinga. Kemudian meletakkan telapak tangan di atas telinga sebagai kehati-hatian
dan ulangi sampai tiga kali Al-Ghazali,1996:54. Ketika itu membaca Allahumma
„j-„alni mina „l-ladzīna yasma‟una „l-qauli fayataqbūna achsanu, Allahumma
asma‟ni munā da „l-janati macha „l-abrār. Artinya
commit to user
172
ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaik daripadanya. Ya Allah,
perdengarkan kepadaku suara penyeru surge bersama orang-orang yang baik. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Maka engkau sapu akan kedua telingamu dan dibaca olehmu kutika itu. Allahumma
„j-„alni mina „l-ladzīna yasma‟una „l-qauli fayataqbūna achsanuh. Hai Tuhanku jadikan olehmu akan daku
daripada orang yang mendengar mereka itu akan perkataan. Maka mengikut mereka itu akan yang tersebut banyaknya. Allahumma
asma‟ni munā da „l-janati macha „l-abrār. Hai Tuhanku perangi olehmu akan daku yang memanggil kedalam surga serta orang yang
berbuat kebajikan TSBAS h. 14 br. 3 – 7.
19 Mengusap batang bahu leher
Al-ghazali dalam Mutiara Ihya‟ „Ulumuddin menyatakan bahwa
Rasulullah saw. bersabda, mengusap leher adalah keamanan dari belenggu pada Hari Kiamat. Maka mengusap leher tiga kali dan membaca
Allahumma fakiraqabati mina „n-nari wa „audzu mina „l-salasili wa „l- aghlāl. Ya Allah bebaskanlah leherku dari api neraka dan aku berlindung
kepadamu dari rantai dan belenggu. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut.
Maka sunah engkau sapukan batang bahumu dan -dan- baca olehmu kutika itu. Allahumma fakiraqabati m
ina „n-nari wa „audzu mina „l-salasili wa „l-aghlāl. hai Tuhanku lepaskan olehmu akan
leherku daripada api neraka dan aku minta peliharakan dengan dikau daripada kena rantai dan kena belenggu pada hari kiamat
TSBAS h. 14 br. 7
– 11. 20
Membasuh kedua kaki Membasuh kedua kaki dimulai dengan kaki kanan, tiga kali.
Merenggangkan bagian bawah jari-jari kaki kanan dengan kelingking tangan kiri, mulai dari jari kelingking kaki kanan hingga kiri, seraya
commit to user
173
mengucapkan doa berikut. Allahumma tsabit qadamī „ala shirathi yauma
tazala „l-aqadam fī nār. Ya Allah teguhkan kakiku di atas sirāth pada hari kaki-
kaki tergelincir ke dalam neraka. Berikut kutipan dalam teks. “Maka engkau basuh akan kakimu yang kanan dan baca olehmu kutika itu.
Allahumma tsabit qadamī „ala shirathi yauma tazala „l-aqadam fī nār. Hai
Tuhanku tetapkan olehmu akan akakiku di atas niat shirātha „l-
mustaqīm pada hari yang ter gelin[ci]r segala kaki kafir ke dalam neraka
.” TSBAS h. 14 br. 11 – 12 s.d. h. 15 br. 2. Setelah itu membasuh kaki kiri seraya membaca doa, Allahumma
inni „audzubika an tadziru qadami „ala shirathi yaumi tazala „l-aqdami „l-munafiqīn. Ya Allah aku berlindung kepadamu dari ketergelinciran
kakiku dari sirāth pada hari tergelincir kaki-kaki orang munafik. Hal ini
sesuai dengan kutipan teks berikut. Maka engkau basuh akan kakimu yang kiri dan baca olehmu
kutika itu. Allahumma inni „audzubika an tadziru qadami „ala
shirathi yaumi tazala „l-aqdami „l-munafiqīn. Hai Tuhanku
bahwasanya aku minta peliharakan dengan dikau daripada bahwa gelincir dua kakiku di atas niat
shirātha „l- mustaqīm pada hari tergelincir kaki orang muafik TSBAS h. 15 br. 2
– 6. Al-ghazali 1996:54 menjelaskan bahwa setelah selesai berwudu
maka membaca doa berikut. Pertama adalah syahadat lā ilaha illa „l-Lah
wach- dahu lā syarī kalahu. Wa asyhadu anna Muchammad abduhu wa
rasūluh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah yang maha Esa, yang tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasulnya. Hal ini sesuai dengan teks berikut. Dan apabila selebihnya engkau daripada mengambil air
sembahyang. Maka engkau ingatkan akan kepadamu kelangit dan baca olehmu kutika itu. Syahadat
lā ilaha illa „l-Lah wach-dahu lā
commit to user
174
syarī kalahu. Ku ketahui dengan iktiqad yakin bahwasanya tiada Tuhan yang disembah dengan sebenarnya itu melainkan Allah.
Padahal tiada yang menyekutui baginya. Wa asyhadu anna
Muchammad abduhu wa rasūluh. Dan ku ketahui dengan iktiqad yang yakin bahwasanya Nabi Muhammad itu hamba Allah dan
Rasulnya TSBAS h. 15 br. 6 – 12.
Setelah itu mengucapkan Sub-chanaka Allahumma wa bi chamdika lā ilāha illa anta su‟an wa dhalamtu nafsī, astaghfiruka wa atūbu ilaika
fāghfirli kulu danbi wa tud „ala inaka anta at-tawabu „r-Rachim, Allahumma ajalni mina „t-tawabīna wa ja‟alnī min „ibādika s-Shalichin,
w a ja‟alni „abdu chubura masyukura wa ja‟alni an adzakuraka dzikran
katsira subchanaka bukrata wā ashilā. Maha suci engkau ya Allah. Dan hanya kepada-Mu segala pujian. Tidak ada Tuhan selain Engkau aku telah
berbuat kejahatan dan menganiaya diriku sendiri. Aku memohon ampunan kepada-Mu, ya Allah, dan aku bertabubat kepada-Mu. Maka ampunilah
aku dan berilah taubat kepadaku, karena sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi taubat dan Maha Pengasuh. Ya Allah, jadikanlah aku
termasuk dari golongan oang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku termasuk dari golongan orang-orang yang menyucikan diri, jadikanlah aku
termasuk dari hamba-Mu yang saleh, jadikanlah aku hamba yang bersabar bersyukur, dan banyak berdzikir serta bertasbih kepada-Mu pada pagi dan
petang. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. Sub-
chanaka Allahumma wa bi chamdika lā ilāha illa anta su‟an wa dhalamtu
nafsī. Maha suci engkau hai Tuhanku daripada yang tiada layak bagimu. Hai Tuhanku dengan pujimu kami memuja
akan dikau tiada Tuhan melainkan engkau jua. Telah aku berbuat akan kejahatan dan aku dhalim akan diriku.
Astaghfiruka wa atūbu ilaika fāghfirli kulu danbi wa tud „ala inaka anta at-tawabu „r-
Rachim. Aku ampun daripadamu dan aku taubat kepadamu. Maka ampun olehmu bagiku akan tiap-tiap dosaku dan anugerahi olehmu
taubat atasku karena bahwasanya engkau itu yang amat menerima
commit to user
175
taubat lagi yang amat mengasihi. Allahumma ajalni mina „t-
tawabīna wa ja‟alnī min „ibādika s-Shalichin. Hai Tuhanku
jadikan olehmu akan daripada orang yang menyatakan taubat. Dan jadikan olehmu akan daku daripada segala hambamu yang sholeh.
Wa ja‟alni „abdu chubura masyukura wa ja‟alni an adzakuraka dzikran katsira subchanaka
bukrata wā ashilā. Dan jadikan olehmu akan daku akan hambamu yang banyak sabar dan banyak syukur
akan dikau. Dan jadikan olehmu akan daku bahwa aku sebutkan akan dikau akan sebagai sebutan yang banyak. Dan aku menunjuk
tasbih akan dikau pada pagi-pagi dan petang-petang. TSBAS h. 15 br 12 sd. h 17 br. 1 .
7. Salat