Doa bangun tidur Dzikir pagi hari

commit to user 162

2. Perkara tentang ibadah

Terdapat tiga perkara yang berkaitan dengan ibadah yaitu perbuatan anggota, pengingatan hati dan perkataan lidah. Ketiga perkara tersebut merupakan penjabaran dari kusyuk. Perbuatan hati merupakan amalan badan seperti bersikap tenang ketika salat atau melakukan ibadah lain. Pengingatan hati dimaknai sebagai perasaan takut dan menundukkan diri kepada Allah. Perasaan takut yang dimaksud adalah perasaan takut kepada Allah di dalam melaksanakan amal, yakni takut akan tidak diterima amal yang dilakukan karena kurang sempurnanya ibadah yang telah dilakukan. Perkataan lidah dapat dimaknai sebagai menjaga tutur kata agar terhindar dari perbuatan- perbuatan riya, munafik, dan sebagainya. Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelasakan bahwa kusyuk kehadiran hati merupakan syarat sah salat. Kusyuk merupakan jiwa dan sari pati salat. Tidak akan ada harga shalat yang tidak ada khusyuk di dalamnya, karena Allah telah mengaitkan kemenangan orang mukmin dengan khusyuk di dalam salatnya. Pernyataan ini sesuai dengan kutipan teks berikut. Ketahui olehmu hai orang yang menutup akan akhirat bahwasanya segala ibadah itu tiga perkara. Pertama perbuatan anggota. Kedua pengingatan hati. ketiga perkataan lidah. Maka tiada memberi manfaat segala ibadah itu melainkan dengan khusuk dan hadir hati kepada Allah taalaTSBAS h. 6 br. 3 –7.

3. Doa bangun tidur

Berdasarkan H.R. Bukhari, hadis dari Hudzaifah, dan riwayat Muslim dari al- Barra‟ sebagaimana dikutip dalam Munajat Al-Ghazali 1998:185, apabila telah bangun tidur di waktu pagi hari, maka berdoalah: Al-hamdu li- „l-Lāhi „l-Ladzi achyāna ba‟dama amā tanā wa ilaihi „n-nusyur, artinya commit to user 163 segala puji adalah milik Allah yang telah menghidupkan membangunkan kami setelah mematikan menidurkan kami, dan kepada-Nya kami dikumpulkan. Hal ini sesuai dengan kutipan teks berikut. Lā ilāha illā „l-Lah wa „h-dahu lā syarīkalahu. Saksi aku bahwasanya tiada yang disembah dengan sebenar melainkan Allah padahal esanya tiada yang sekutu baginya. Wa asy- hadu „anna Muhammadan „abdihi wa rasūluh. Saksi aku bahwasanya Nabi Muhammad itu hambanya dan pesuruhnya. Al-hamdu li- „l-Lāhi „l-Ladzi achyāna ba‟dama amā tanā wa ilaihi „n-nusyur. Segala puja pujian bagi Allah salladzī yang berhimpun ia akan kami kemudian daripada mati kami dan kepadanya berhambur sekalian makhluk. TSBAS h. 7 br. 6 –12.

4. Dzikir pagi hari

Berdasarkan H.R. ath-Thabrani dalam al-Awsath dalam Munajat Al Ghazali, 1998:186, hadis dari Aisyah r.a. sebagai berikut. Ash-bachna wa ashabcha „l-mulku wa „l-chamdu wa „l-chaula wa „l-quwwata wa „l-qudratu wa shulthanu wa „s-samwātu wa „l-ardhu wa kullu syai`in li „l-Lahi rabbi „l- „ālamīn, artinya, kami telah memasuki waktu pagi, dan di pagi ini kerajaan, pujian, daya upaya dan kekuatan, kemampuan, kekuasaan, langit, bumi, dan segala sesuatu adalam milik Allah Tuhan semesta Alam. Masih juga menurut ath-Thabrani dalam ad-Doa dalam Munajat Al Ghazali, 1998:186 hadis dari ibnu Abi Aufa adalah sebagai berikut. Ash- bachtu wa ashabcha „l-mulku wa „l-kibriya‟u wa „l-adlamatu wa „l-khalqu wa „l-lailu wa „l-nahāru wa mā sakana fīhimā li „l-Lah. Artinya aku telah memasuki waktu pagi, dan di pagi ini kerajaan, kebesaran, keagungan, makhluk, malam, siang, dan apa saja yang berada di siang dan malam adalah milik Allah. Sanad kedua hadis ini adalah dha‟if. Sementara itu menurut riwayat Im am Muslim, hadis dari Ibnu Mas‟ud adalah sebagai berikut. Ash-bachna commit to user 164 wa ashabcha „l-mulku li „l-Lah. Artinya kami telah memasuki waktu pagi dan di pagi ini kerajaan adalah milik Allah. Rujukan hadis-hadis tersebut sesuai dengan kutipan teks berikut. Ash-bach na wa ashabcha „l-mulku li-„l-Lah, wal fadhamatu wa „s-sulthanu li-„l-Lah. Berpagi-pagi kami berbuat ibadah bagi Allah dan pagi-pagi kerajaan itu bagi Allah. Bermula kebesaran dan kerajaan itu bagi Allah. Wa „l-„izzatu wa „l-qudratu li-„l-Lah. Bermula kemulyaan dan kuasa itu bagi Allah. Ashba chna „ala fithrati „l-islami wa „ala kalimati „l-ikhlash. Dan berpagi-pagi kami atas agama islam dan atas yang kalimat yang ikhlas yakni atas menyebut kalimat Lā ilāha illa „l- Lah wa dīni Nabiyyina Muhammad shalla „l-Lahu „alaihi wa „s- Sallama wa millati abīnā ibrāhīma „alaihi „s-sallam chanīfān muslimā wa mā mina „l-musyrikīn . Dan atas agama Nabi kita Muhammad shalla „l-Lahu „alaihi wa „s-sallam. Dan atas agama bapa kita Nabi Ibrahim „alaihi „s-sallam yang cenderung kepada agama yang batin kepada yang sebenarnya adalah ia muslim. Dan tiada ia daripada orang yang menyekutui Tuhan. Allahumma bika ashbachna wa bika amsainia wa bika nakhya wa bika namūtu wa ilaika „l-masyīr. Hai Tuhanku dengan dikau kami berpagi-pagi dan dengan dikau kami berpetang- petang dan dengan dikau hidup kami dan dan dengan dikau mati kami dan dengan dikau dan kepadamu kami kembali. Allahumma inna as`aluka an taba‟tsana fī hadza „l-yauma illa kulli khairin wa naud-dzu bika min kulli basyar. Hai Tuhanku bahwasanya kami pinta daripadamu bahwa engkau yang katakan akan kami di dalam hari ini kepada tiap-tiap kebajikan. Dan kami minta peliharakan dengan dikau daripada tiap-tiap kejahatan. Wa na‟ūdzu bika an-najtarich fīhi sū‟ān au najurrahu illā muslimin as`aluka khaira hadza „l-yaum wa khaira ma fīhi wa a‟ūdzubika min-syara wa syara mā fīhi. Dan kami minta peliharakan dengan dikau daripada bahwa kami hilangkan di dalamnya itu akan kejahatannya atau kami hilangkan akan dia kepada orang yang islam kami pintakan daripadamu akan kebajikan hari ini dan kebajikan barang yang di dalamnya. TSBAS h. 7 br. 72 s.d. h. 9 br. 11.

5. Adab memasuki kakus