Kajian Teks Landasan Teori

commit to user 14 hilang. Tugas pokok kedua peneliti filologi dalam transliterasi adalah menyajikan teks sesuai dengan pedoman ejaan yang berlaku sekarang. e. Kritik Teks Setelah transliterasi, langkah selanjutnya dalam penelitian filologi adalah melakukan kritik teks. Kritik teks dalam filologi dilakukan dengan cara menentukan teks-teks sesuai dengan urutan umur teks sehingga tersusun perkembangan teks dari masa ke masa Bani Sudardi, 2003:82. Disinilah tugas pokok studi filologi, bersama kritik teks berusaha untuk memurnikan teks. Hasil yang dapat diperoleh adalah menghasilkan teks yang dekat dengan teks aslinya constitutio textus.

2. Kajian Teks

a. Sastra Kitab Seiring perkembangan agama Islam di Nusantara, lahirlah sebuah corak kesusastraan yang berhubungan dengan penyebaran agama Islam. Karya sastra tersebut mengandung ajaran agama Islam dan diciptakan untuk menyebarluaskan agama Islam. Roolvink dalam Liaw Yock Fang, 1991:204 menyatakan bahwa untuk sementara waktu, kaidah yang paling baik untuk mengkaji sastra yang dihasilkan dibawah pengaruh Islam itu adalah membaginya ke dalam beberapa jenis atau kategori, antara lain: 1 cerita Al-Quran, 2 cerita Nabi Muhammad, 3 cerita sahabat Nabi Muhammad, 4 cerita pahlawan Islam, dan 5 sastra kitab. Dengan demikian, Roolvink memasukkan sastra kitab ke dalam sastra yang bercorak Islam. commit to user 15 Sementara itu, kesusatraan yang bercorak Islam disebut oleh Liaw Yock Fang sebagai sastra Islam Liaw Yock Fang, 1978:131 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:147. Ia membagi sastra Islam yang lebih tepat dikatakannya sebagai cerita Islam menjadi lima golongan besar, yaitu: 1 cerita Nabi Muhammad, 2 cerita para sahabat Nabi Muhammad, 3 cerita para Nabi, 4 cerita para penyebar dan pahlawan Islam, dan 5 cerita khayalan yang timbul di Nusantara. Liaw Yock Fang juga masih menyebut adanya sastra keagamaan, maksudnya keagamaan Islam yaitu sastra Islam yang di dalamnya dikemukakan uraian tentang ilmu tasawuf, ilmu kalam, dan ilmu fikih Liaw Yock Fang, 1978:131 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:148. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat suatu bentuk kesusastraan yang terlahir pada masa perkembangan agama Islam di Nusantara dan berisi uraian mengenai ajaran agama Islam yang bersumber pada ilmu fikih, tasawuf, dan ilmu kalam. Jenis dan corak sastra tersebut dapat disebut sebagai sastra kitab. Sesuai dengan isi yang dikemukakannya, penciptaan karya sastra kitab bertujuan untuk menanamkan ajaran Islam, untuk menguatkan iman dan meluruskan ajaran yang sesat Siti Chamamah Soeratno, 1982:150. Siti Chamamah Soeratno 1982:151 menjelaskan bahwa sastra kitab ini, di Indonesia, merupakan corak yang khusus, yang tersebar luas bersama penyebaran agama Islam, tidak hanya di Melayu dan dalam sastra Melayu saja melainkan daerah-daerah Indonesia yang lain juga, misalnya Jawa dengan sastra Jawa, yang oleh Pigeaud digolongkan pada sastra commit to user 16 keagamaan di jawa diantaranya meliputi teks-teks yang berhubungan dengan renungan mistik, kumpulan doa-doa dan mantera-mantera yang berhubungan dengan Islam, risalah-risalah jawa tentang teologi Islam, dan buku-buku didaktik serta pendidikan jawa yang berhubungan dengan etika moral Islam Pigeaud, 1967:79-80 dalam Siti Chamamah Soeratno, 1982:151. b. Struktur Sastra Kitab Karya sastra merupakan struktur yang terdiri atas beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan membentuk satu makna yang bulat dan utuh Sangidu, 2004:172. Sebagai hasil sastra lama bercorak Islam, sastra kitab memiliki ciri-ciri khusus dalam hal strukturnya Siti Chamamah Soeratno, 1982:152. Struktur yang dimaksud merupakan struktur narasi atau penceritaan dalam sastra kitab. Struktur narasi sastra kitab merupakan struktur penyajian teks, sama halnya dengan struktur penceritaan dalam sastra fiksi yang berupa plot dan alur 1982:152. Struktur narasi tersebut merupakan satu unsur struktur utuh dan memiliki pola tetap, dimulai dari pendahuluan, pemaparan isi, dan diakhiri dengan penutup. a. Pendahuluan Pendahuluan dalam sastra kitab memiliki struktur yang relatif tetap, dimulai dengan bacaan bismillah , kemudian diikuti oleh do’a dan seruan, pengajaran-pengajaran mengenai ketaqwaan, dan sholawat kepada nabi Muhammad serta doa kepada para sahabat dan keluarga Nabi Muhammad s.a.w. Setelah itu, biasanya diikuti kata wa ba‟du sebagai ungkapan untuk commit to user 17 menyudahi bacaan pembukaan dan dilanjutkan dengan pembicaraan mengenai hal ihwal kepengarangan, seperti: nama pengarang, motivasi penulisan karangan, dan judul karangan. Di dalam pendahuluan, biasanya dipergunakan bahasa arab yang mengikuti terjemahannya secara interlinier. b. Isi Bagian isi berupa uraian masalah yang dibahas dan biasanya dibagi dalam bab-bab atau pasal-pasal. c. Penutup Bagian penutup biasanya berupa doa penutup yang dipanjatkan kepada Allah SWT yang ditulis dalam bahasa Arab dan diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu. Kemudian dilanjutkan dengan Sholawat kepada Nabi beserta keluarganya dalam bahasa Arab. Sebagai kata penutup, biasanya di akhiri dengan kata tammat atau kata penutup seperti Wa‟l-lahu a‟lam. commit to user 18

C. Kerangka pikir