commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kajian mengenai orientalisme khususnya dunia keislaman sudah menjadi fenomena yang menarik perhatian para ahli, khususnya dari barat. Untuk itulah
tidak jarang ditemukan hasil penelitian yang mengkaji aspek-aspek keislaman dari berbagai segi, mulai dari bahasa, sastra, sejarah dan lain sebagainya. Di antara
sarana-sarana yang ada, salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menggali khasanah ketimuran dan keislaman adalah dengan mempelajari teks sastra klasik
atau biasa disebut dengan naskah kuno. Naskah kuno merupakan pustaka tertulis peninggalan sejarah yang dapat digunakan sebagai saksi bagi sebuah bangsa yang
berbudaya. Di dalamnya mengandung nilai-nilai moral yang mengungkapkan tradisi peradaban manusia. Kandungan-kandungan teks yang terdapat dalam
naskah merupakan pencerminan bentuk pola pikir, gagasan, perasaan, kepercayaan, budaya, maupun tradisi sebuah peradaban yang melahirkannya.
Mempelajari naskah kuno, sama halnya dengan melakukan usaha penyelamatan jati diri bangsa. Penyelamatan ini dilakukan dengan mengumpulkan
serpihan-serpihan warisan kebudayaan tradisional Indonesia yang masih relevan dan mengandung nilai positif. Selain itu, mempelajari naskah kuno sebagai bagian
dari sejarah juga memiliki arti yang penting bagi kehidupan. Siti Baroroh Baried 1994:95 menyebutkan adanya tiga manfaat yang dapat ditemukan dalam
mempelajari sejarah yaitu, memberikan pendidikan, memberikan ilham atau inspirasi, dan memberikan kesenangan. Naskah kuno yang banyak mengandung
commit to user 2
fakta sejarah merupakan cermin masyarakat dan sangat penting dipelajari kaitannya dengan sejarah bangsa Indonesia. Dengan mempelajari sejarah bangsa
Indonesia pada masa lampau, arah pembentukan kepribadian bangsa Indonesia akan lebih jelas.
Indonesia merupakan khasanah raksasa bagi naskah klasik yang kebanyakan tertulis dalam bahasa dan huruf daerah Sulastin Sutrisno, 1981:11. Isi naskah-
naskah tersebut beraneka ragam, mulai dari naskah kesusastraan dalam arti terbatas sampai dengan sumber keagamaan, kemasyarakatan, sejarah, yang sangat
penting bagi pengetahuan mengenai kebudayaan tiap-tiap daerah dan yang sebagai keseluruhan dapat memberi gambaran lebih jelas mengenai kebudayaan Indonesia
pada umumnya Haryati, 1973:6 dalam Sulastin Sutrisno, 1981:11. Salah satu wilayah Nusantara yang kaya akan peninggalan naskah-naskah
kuno yang berharga adalah Provinsi Aceh Darussalam. Sebagai bekas pusat Kesultanan Pasai dan kerajaan Aceh yang berdiri pada tahun 1267 dan 1514, Aceh
menjadi ladang penelitian naskah-naskah kuno. Karena bencana tsunami pada tahun 2004 naskah-naskah tersebut mengalami banyak kerusakan dan bahkan
sebagian besar hilang. Naskah-naskah yang dapat diselamatkan merupakan bagian terakhir pustaka tertulis peninggalan sejarah dan budaya Aceh yang untuk dunia
pernaskahan dan juga dari sudut emosional mempunyai harga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Meskipun demikian, hingga kini penelitian filologis
mengenai naskah-naskah Aceh hampir belum tersentuh oleh tangan para peneliti. Sebagian besar peneliti lebih tertarik untuk mengkaji naskah yang tersimpan di
PNRI Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jakarta.
commit to user 3
Sebagai bentuk warisan kebudayaan, perhatian terhadap naskah tentunya tidak cukup hanya dengan merawat atau menyimpannya saja. Diperlukan
penggalian yang lebih mendalam terhadap kandungan atau isi teks dari naskah agar dapat dipahami oleh masyarakat luas. Robson 1994:12 menjelaskan bahwa
agar sebuah karya sastra klasik “terbaca atau dimengerti”, pada dasarnya ada dua hal yang harus dilakukan: menyajikan dan menafsirkannya. Dengan cara inilah,
salah satu bentuk penghormatan terhadap teks klasik dapat dilakukan. Sebagai bentuk penyelamatan terhadap hasil budaya masyarakat Aceh,
penulis menggarap naskah yang berjudul T harīqatu ‘s-Shālichīn fī Bayāni Aurādi
‘s-Sālikīn selanjutnya disingkat TSBAS. Naskah TSBAS yang digunakan dalam penelitian ini tercatat sebagai koleksi Museum Negeri Banda Aceh dengan kode
naskah dalam katalogus online ialah 07_00368. Pemilihan teks TSBAS sebagai objek penelitian didasarkan pada beberapa
alasan. Pertama, seperti telah disebutkan sebelumnya, perlu dilakukan usaha penyelamatan terhadap naskah dengan cara menggali berbagai manfaat positif dari
kandungan yang terdapat dalam teks. Kedua, bentuk tulisan dengan menggunakan huruf Jawi tidak mudah dipahami oleh generasi sekarang. Sesuai dengan tugas
seorang filolog yang telah disebutkan sebelumnya, penulis tergerak untuk menyajikan dan menafsirkan isi kandungan teks TSBAS. Ketiga, berdasarkan
studi lapangan yang dilakukan oleh penulis, belum ditemukan hasil penelitian menggunakan teks TSBAS dengan kode 07_00368. Hal ini diketahui setelah
meninjau beberapa penelitian terdahulu, di antaranya yang terdaftar dalam Direktori Edisi Naskah Nusantara yang disusun oleh Edi S. Ekadjati dan daftar-
daftar penelitian mahasiswa yang dilakukan di berbagai universitas seperti:
commit to user 4
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, maupun Universitas Diponegoro. Keempat, kondisi naskah TSBAS
yang masih baik telah memenuhi syarat untuk dijadikan objek kajian. Selain itu, naskah TSBAS juga merupakan satu kesatuan utuh dengan ciri struktur sastra
kitab yaitu, diawali dengan bacaan basmalah dan diakhiri dengan kata tamat. Kelima, teks TSBAS merupakan hasil karya seorang syeh terkenal,
Syamsudin as-Samatrani. Syamsuddin as-Samatrani adalah satu dari empat ulama Nusantara yang terkemuka. Ia berpengaruh serta berperan besar dalam sejarah
pembentukan dan pengembangan intelektualitas keislaman di Aceh pada kisaran abad ke-l7 dan beberapa dasawarsa sebelumnya. Keenam, isi kandungan teks
mengenai petunjuk-petunjuk untuk mencapai kemenangan dunia dan akhirat bagi kaum muslimin sangat menarik untuk diteliti dan masih relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan di masa kini. Berkaitan dengan penjelasan tersebut, naskah TSBAS, sebagai teks yang
menyimpan ajaran agama Islam dirasa perlu untuk diselamatkan dari kepunahan. Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan transliterasi dan disajikan dalam
bentuk suntingan agar lebih mudah dipahami dan dipetik manfaatnya.
B. Pembatasan Masalah