swasta 1,6 persen pertahun dan pertumbuhan perkebunan negara yang relatif kecil, yaitu meningkat rata-rata 1,03 persen pertahun Direktorat Jenderal
Perkebunan , 2010 .
2.2.1. Biaya Usahatani Kelapa Sawit
Biaya yang digunakan dalam berusahatani kelapa sawit dipengaruhi oleh jarak tanam. Jika jarak tanam yang diterapkan terlalu luas maka pertumbuhan
gulma pengganggu tanaman kelapa sawit akan cepat dan memerlukan biaya untuk membasmi gulma pengganggu. Jarak tanam juga berpengaruh terhadap
penyinaran matahari terhadap tanaman kelapa sawit. Jika jarak tanam yang digunakan terlalu rapat maka buah akan cepat busuk dan rawan terserang
penyakit, sehingga berpengaruh terhadap produksi tandan buah segar TBS. Selain jarak tanam kondisi lahan atau keadaan lahan kelapa sawit juga
mempengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani. Jika lahan yang dimiliki oleh petani berbukit atau berair tanah rawa maka perlu penanganan
perlakuan khusus, sehingga memerlukan biaya yang cukup tinggi. Perlakuan khusus misalnya, lahan yang berbukit dibuatkan jalan untuk mengeluarkan tandan
buah segar TBS dari lahan. Lahan rawa misalnya diberikan perlakuan khusus seperti membuatkan irigasi atau pengairan agar tanah atau lahan menjadi kering
sehingga tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik Mustapa, 2013. Untuk mencapai tingkat efisiensi biaya yang optimal, diperlukan skala
ekonomi untuk luasan perkebunan kelapa sawit yang akan dikelola. Dalam tingkat skala usaha yang optimal tersebut, seluruh komponen biaya tetap fixed cost akan
berfungsi secara maksimal sehingga harga pokok persatuan produk akan menjadi lebih kompetitif. Biaya diatas adalah biaya-biaya pokok yang dikeluarkan untuk
Universitas Sumatera Utara
sistem pegelolaan tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan sehingga dapat dimanfaatkan petani untuk meningkatkan pendapatannya. Pengelolaan yang baik
akan berdampak pada produktivitas tanaman dalam memberikan hasil produksi yang optimal bagi petani kelapa sawit sehingga mampu memberikan keuntungan secara
signifikan Lembaga Pertanian Perkebunan, 2000. Dalam mekanisme input-proses-output, mutu bahan baku sangat menentukan
produk yang dihasilkan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi kelapa sawit mencakup :
a. Biaya pemeliharaan tanaman seperti: pemberantasan gulma, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, tunas pokok pruning, konsolidasi, pemeliharaan
terasan dan tapak kuda, pemeliharaan prasarana. b. Biaya panen atau biaya yang dikeluarkan untuk melancarkan segala aktivitas untuk
mengeluarkan produksi TBS atau hasil panen dari lapangan areal ke agen pengepul atau kepabrik seperti biaya tenaga kerja panen, biaya pengadaan alat kerja
dan biaya angkutan Antoni, 1995. Rata – rata biaya produksi kelapa sawit didesa Buntu Bayu dalam setahun
sebesar Rp 11.486.004Ha. Dengan biaya produksi terbesar adalah tenaga kerja sebesar Rp 9.981.429Ha. Sedangkan biaya produksi terkecil adalah PBB sebesar
Rp 35.000Ha. Dapat dilihat dari biaya produksi usahatani karet diatas dan kelapa sawit bahwa biaya produksi tertiggi adalah usahatani kelapa sawit sebesar R
11.486.004HaTahun Natalia, 2013.
2.2.2. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit