– rata adalah lulusan Sekolah Menengah Atas SMA sebanyak 22 orang, angka tersebut melebihi setengah dari jumlah sampel. Pengalaman bertani sesudah
beralih komoditi ke kelapa sawit adalah 11,56 tahun. Dan rata - rata jumlah tanggungan petani sebelum beralih komoditi adalah 1 orang.
5.2. Alasan - Alasan Petani Untuk Beralih Komoditidari Tanaman Karet
ke Tanaman Kelapa Sawit
Dalam melakukan alih komoditi, tentunya para petani memiliki alasan – alasan tertentu yang mendorong mereka untuk melakukan alih komoditi. Menurut
Astuti 2011 ada 3 faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih komoditi yaitu dari aspek ekonomis Tingkat harga, Waktu panen, Tingkat keuntungan,
Biaya produksi, aspek lingkungan Keadaan cuaca, Tenaga kerja, aspek teknis Teknik budidaya, Pengadaan pupuk. Metode yang peneliti gunakan untuk
menyelesaikan masalah ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif. Dimana peneliti akan menjabarkan dan menjelaskan apa saja alasan – alasan petani
melakukan alih komoditi dari hasil wawancara peneliti dengan petani sampel. Pada dasaranya hampir semua variabel berpengaruh terhadap alih komoditi petani,
namun disini peneliti melihat variabel mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap alih komoditi petani dari tanaman karet ke tanaman kelapa sawit.
1. Aspek Ekonomis
Tabel 5.3 Alasan petani melakukan alih komoditi dari aspek ekonomis Aspek Ekonomis
Tingkat harga org
Waktu panen org
Tingkat keuntungan org
Biaya produksi org
6 2
5 17
Sumber: lampiran 2 Aspek ekonomis adalah aspek yang berhubungan dengan kegiatan usahatani
dengan mengorbankan biaya dan waktu untuk menghasilkan keuntungan. Secara
Universitas Sumatera Utara
ekonomis usahatani karet dan kelapa sawit diharapkan oleh para petanidapat memberi keuntungan yang besar dengan biaya yang sekecil – kecilnya. Namun
pada kenyataannya kedua tanaman ini meski sama – sama tanaman perkebunan, juga memiliki perbedaan, salah satunya dari aspek ekonomis yaitu waktu panen.
Dimana waktu panen antara karet dan kelapa sawit sangat berbeda. Tanaman karet dapat dipanen setiap hari, 3 hari sekali atau paling lama seminggu sekali.
Sedangkan kelapa sawit dapat dipanen minimal 2 minggu sekali. Dalam aspek ekonomis ini dibagi menjadi empat variabel, yaitu tingkat
harga, waktu panen, tingkat keuntungan, dan biaya produksi.Dari 30 petani sampel yang beralih dari tanaman karet ke tanaman kelapa sawit, variabel yang
memiliki jumlahtertinggi adalah biaya produksi. Dalam sebuah usahatani salah satu faktor yang paling penting adanya biaya untuk menunjang keberlanjutan
usahatani demi menghasilkan produksi yang maksimal. Biaya produksi menjadi salah satu faktor yang lebih banyak diakui oleh para petani sampel dalam
melakukan alih komoditi. Tingginya biaya produksi akan sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh, karena tidak dapat dipastikan dengan biaya
yang tinggi dapat menghasilkan produksi yang tinggi,sehingga pendapatan akan tinggi. Karena kebutuhan biaya produksi antara tanaman karet dan kelapa sawit
berbeda, baik dalam hal kebutuhan sarana produksi, tenaga kerja, serta alat – alat pertaniannya.
Tingkat harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi alih komoditi. Para petani sampel melakukan alih komoditi menjadi tanaman kelapa
sawit, karena harga kelapa sawit relatif lebih stabil dibanding dengan harga karet.
Universitas Sumatera Utara
Meski setiap tahunnya sama – sama mengalami fluktuasi harga, namun penurunan harga kelapa saawit tidak terlalu mendominasi.
Tingkat keuntungan usahatani para petani juga menjadi alasan bagi para petani untuk melakukan alih komoditi. karena pada umumnya hal yang diinginkan
pateani dari usahataninya dapat memberikan keuntungan yang setinggi – tingginya. Namun dari 30 petani sampel, hanya 5 yang memilih variabel tingkat
keuntungan. Petani sampel yang tidak memilih memiliki alasan bahwa tingkat keuntungan tergantung pada biaya produksi, tingkat harga dan produksi usahatani
itu sendiri. Waktu panen merupakan salah satu yang mempengaruhi alih komoditi para
petani. Karena perbedaan waktu panen antara karet dengan kelapa sawit berbeda, dimana pemanenan kelapa sawit dilakukan minimal setiap 2 minggu sekali dan
pemanenan karet dilakukan 3 hari sekali, bahkan ada yang setiap hari dengan tujuan untuk menghindari pencurian.
2. Aspek Lingkungan
Tabel 5.4 Alasan petani melakukan alih komoditi dari aspek lingkungan Aspek Lingkungan
Keadaan Cuaca Org Tenaga Kerja Org
30 -
Sumber: Lampiran 2 Aspek lingkungan adalah aspek yang berkaitan antara usahatani dengan
kondisi lingkungan sekitarnya, yang dapat mendukung maupun menghambat usahatani. Keadaan lingkungan memang sangat mendukung keberhasilan dalam
melakukan usahatani. Begitu juga dengan usahatani karet dan kelapa sawit, ketika akan melakukan usahatani hal yang harus dilihat pertama kali adalah aspek
lingkungan. Yang menjadi variabel dalam aspek ini adalah cuaca dan tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan cuaca yang sangat berpengaruh terhadap alih komoditi yaitu curah hujan. Curah hujan minimum bagi tanaman karet adalah 1500 – 3000
mmtahun dengan distribusi merata. Curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada penyadap, dan meningkatkan serangan penyakit.
Serangan penyakit gugur daun yang berat terjadi pada curah hujan diatas 3000 mmtahun Basuki, 2012. Sedangkan pada tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
dengan baik pada suhu 27°c dengan suhu maksimum 33°c dan suhu minimum 22°c sepanjang tahun. Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit
berkisar 1.250 sampai 3.000 mm dengan penyebaran merata sepanjang tahun dan curah hujan optimal berkisar 1.750 – 2.500 mm Risza, 2010.
3. Aspek Teknis
Tabel 5.5 Alasan petani melakukan alih komoditi dari aspek teknis Aspek Teknis
Teknik Budidaya Org Pengadaan Pupuk Org
8 -
Sumber: Lampiran 2 Aspek teknis adalah aspek yang berhubungan dengan pengelolaan secara
teknis untuk kelangsungan usahatani. Membuka sebuah usahatani harus di ikuti dengan ilmu secara teknis, tidak hanya punya modal uang, tetapi juga harus
memiliki ilmu tentang usahatani yang akan dijalankan. Teknik budidaya juga merupakan faktor pendukung dalam kegiatan usaha
tani, dalam hal pembudidayaan seperti dalam hal pembibitan yang bagus dan cara pemeliharaan pertanian yang lebih mudah. Penerapan teknis budidaya yang baik
dan benar menjadi penentu keberhasilan pertanian. Walaupun semua komponen sudah dipersiapkan, tetapi jika teknis budidaya yang diterapkan tidak benar, maka
besar kemungkinan pertanian yang kita usahakan akan menemui kegagalan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena itu, dalam agribisnis mau tidak mau harus menguasai teknis budidaya dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Benih atau bibit tanaman merupakan
sarana pokok didalam budidaya tanaman. Benih atau bibit yang baik akan memberikan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi. Untuk tanaman
sawit, waktu yang dibutuhkan untuk pembibitan sampai pada menghasilkan antara 3 – 5 tahun jika perawatannya bagus. Sedangkan waktu yang dibutuhkan tanaman
karet dari pembibitan sampai menghasilkan dibutuhkan waktu 5 tahun. Pengadaan pupuk untuk tanaman karet maupun kelapa sawit memang
berbeda, tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk lebih banyak dalam satu pohon dibandingkan dengan tanaman karet. Pengadaan pupuk untuk kedua
tanaman tersebut juga tidak sulit untuk didapatkan. Karena sudah tersedia di toko- toko pertanian dekat dengan desa Ujung Rambe.
5.3. Analisis EkonomiUsahatani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke