Analisis EkonomiUsahatani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke

karena itu, dalam agribisnis mau tidak mau harus menguasai teknis budidaya dengan jenis tanaman yang dibudidayakan. Benih atau bibit tanaman merupakan sarana pokok didalam budidaya tanaman. Benih atau bibit yang baik akan memberikan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi. Untuk tanaman sawit, waktu yang dibutuhkan untuk pembibitan sampai pada menghasilkan antara 3 – 5 tahun jika perawatannya bagus. Sedangkan waktu yang dibutuhkan tanaman karet dari pembibitan sampai menghasilkan dibutuhkan waktu 5 tahun. Pengadaan pupuk untuk tanaman karet maupun kelapa sawit memang berbeda, tanaman kelapa sawit membutuhkan pupuk lebih banyak dalam satu pohon dibandingkan dengan tanaman karet. Pengadaan pupuk untuk kedua tanaman tersebut juga tidak sulit untuk didapatkan. Karena sudah tersedia di toko- toko pertanian dekat dengan desa Ujung Rambe.

5.3. Analisis EkonomiUsahatani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke

Komoditi Kelapa Sawit a. Sarana Produksi Dalam kegiatan usahatani, sarana produksi menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Karena keberlangsungan sebuah usahatani tidak terlepas dari kebutuhan akan sarana produksi terutama pupuk dan pestisida. Pada tanaman perkebunan yaitu karet dan kelapa sawit, umur sangat berpengaruh terhadap pemakaian pupuk. Umur produktif tanaman karet pada umumnya 15 – 30 tahun, sedangkan pada tanaman kelapa sawit 15 – 25 tahun. Semakin tua umur tanaman tersebut, maka dosis pupuk yang digunakan akan semakin rendah. Begitu juga dengan perawatan terhadap kedua tanaman tersebut akan semakin berkurang. Pengalihan komoditi dari tanaman karet ke kelapa sawit juga diharapkan dapat Universitas Sumatera Utara memperkecil penggunaan sarana produksi, sehingga dapat memperkecil biaya. Berikut rata – rata penggunaan sarana produksi sebelum dan sesudah beralih ke komoditi kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Rata – Rata Penggunaan danBiayaPupuk Sebelum Karet dan Sesudah Beralih KeKomoditi Kelapa Sawit No Pupuk Penggunaan dan Biaya Sebelum Sesudah Kg Rp Kg Rp 1 Dolomit 123,2 36.952 92,6 46.292 2 Urea 369,5 923.804 396,8 1.587.162 3 KCl 184,7 554.282 132,2 462.922 4 TSP - - 132,2 661.317 Total 677,4 1.515.011 886,1 2.757.693 Sumber: Lampiran 3,4 Tabel 5.7 Rata – Rata Penggunaan danBiayaPestisida Sebelum Karet dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit No Pestisida Penggunaan dan Biaya Sebelum Sesudah Liter Rp Liter Rp 1 Gramoxone 1,4 73.941 1,5 83.866 2 Roundup 0,5 34.667 0,4 28.000 Total 1,898 108.608 1,878 111.866 Sumber: Lampiran 3,4 Dari Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk sebelum beralih komoditi sebanyak 677,39 kg dengan biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp 1.515.011. penggunaan pupuk sesudah beralih komoditi sebanyak 886,063 dengan biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp 2.757.693. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan kebutuhan pupuk tertinggi yaitu sesudah beralih komoditi. Dan pengeluaran biaya pupuk yang tertinggi yaitu sesudah beralih komoditi. ini disebabkan karena penggunaan pupuk untuk satu pohon tanaman kelapa sawit sebanyak 1,5 – 2,0 kgpohon sedangkan pada tanaman karet, penggunaan pupuk untuk satu pohon tanaman karet sebesar 0,5 – 0,8 kgpohon sehingga untuk Universitas Sumatera Utara penggunaan pupuk, tanaman kelapa sawit lebih banyak dibandingkan dengan tanaman karet. Dari Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa penggunaan pestisida sebelum beralih komoditi sebanyak 1,898 liter dengan biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp 108.608. penggunaan pupuk sesudah beralih komoditi sebanyak 1,878 liter dengan biaya yang telah dikeluarkan sebesar Rp 111.866. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan kebutuhan pestisida tertinggi yaitu sebelum beralih komoditi. Dan pengeluaran biaya pestisida yang tertinggi yaitu sesudah beralih komoditi. ini disebabkan karena penggunaan pupuk untuk satu pohon tanaman kelapa sawit sebesar pohon sedangkan pada tanaman karet, penggunaan pupuk untuk satu pohon tanaman karet sebesar sehingga untuk penggunaan pupuk, tanaman kelapa sawit lebih banyak dibandingkan dengan tanaman karet

b. Tenaga Kerja

Dokumen yang terkait

Analisis Pendapatan Petani Padi Organik (Studi Kasus: Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang)

14 110 67

Sikap Petani Terhadap Kegiatan Legalisasi Aset Tanah Melalui Program PPAN (Studi Kasus : Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

3 77 69

Analisis Pendapatan dan Karakteristik Sosial Ekonomi Usaha Ternak Kambing (Studi kasus Desa Bangun Purba dan Desa Batu Gingging Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang)

14 142 127

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPETAN DELI SERDANG.

0 3 24

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 14

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 23

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

2 16 3

Analisis Komparatif Pendapatan Petani Sebelum dan Sesudah Beralih Ke Komoditi Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Ujung Rambe, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 44