20,5 responden menyimpan obat di sembarangan tempat dan 20,5 responden menyimpan obat ditempat yang sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak.
Hal ini terdapat dalam International Union Against Tuberculosis and Lung Disease 2007 yang menyatakan bahwa obat sebaiknya disimpan ditempat yang
kering dan bersih serta aman dari jangkauan anak-anak. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam menyimpan
obat TBC masih kurang tepat. Obat TBC seharusnya disimpan ditempat yang sejuk dan jauh dari jangkauan anak-anak.
5.3.17 Peran Responden dalam Mengetahui Efek Samping Obat TBC
Dari tabel 4.36 dapat diketahui bahwa peran responden dalam mengetahui Efek samping dari obat TBC sebagian besar responden yaitu 93,2 menjawab benar
3-4 jawaban, sedangkan sebagian kecil yaitu 6,8 menjawab benar 1-2 jawaban. Sebanyak 93,2 responden mampu memberikan 3-4 jawaban benar.
Jawaban yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa efek samping dari obat TBC ini adalah mual, sakit perut, air seni bewarna merah dan
kesemutan. Sebanyak 6,8 responden mampu memberikan 1-2 jawaban benar. Jawaban
yang terbanyak diberikan oleh responden adalah mual dan air seni bewarna merah. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
Efek samping dari obat TBC sudah baik.
Universitas Sumatera Utara
5.3.18 Peran Responden dalam Membawa Penderita TBC ke Dokter jika ada Efek Samping
Dari tabel 4.37 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 79,5 berkonsultasi ke dokter jika ada efek samping dari obat TBC yang dialami oleh
penderita. Sebagian kecil responden yaitu 20,5 tidak berkonsultasi ke dokter jika ada efek samping dari obat TBC yang dialami ole penderita.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam membawa penderita TBC ke dokter jika ada efek sampingsudah baik. Hal ini disebabkan oleh
karena responden mendapatkan informasi dari petugas TB di Puskesmas tentang efek samping dari obat TBC setiap kali datang untuk mengambil obat di Puskesmas.
5.3.19 Tingkat Peran Responden dalam Proses Pengobatan Penderita TBC
Dari tabel 4.38 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 90,9 memiliki peran dalam kategori sedang, sedangkan 9,1 responden lainnya
memiliki tingkat peran dalam kategori kurang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusmani Asih menunjukan bahwa
sumbangan terbesar dari seluruh variabel terhadap proses pengobatan ada pada peran keluarga dibandingkan dengan faktor lainnya. Artinya disamping faktor petugas
medis, pasien, obatnya, dan teknik serta cara pengobatan, maka peran keluarga sangat penting untuk membantu kelancaran pasien dalam manjalani terapinya.
Bagaimanapun pentingnya pengobatan, faktor peran keluarga dalam proses pengobatan akan lebih efisien dan efektif dibandingkan oleh petugas medis ataupun
kader lingkungannya. Peran responden terhadap penderita TBC dalam proses pengobatan penderita
TBC diwilayah kerja Puskesmas Kota Datar masih belum baik, hal ini disebabkan
Universitas Sumatera Utara
oleh karena peran keluarga yang belum maksimal dalam mendukung proses pengobatan dan ketaatan penderita TBC yang rendah dalam menjalani proses
pengobatan. Faktor- faktor yang menyebabkan rendahnya ketaatan penderita TBC adalah tingkat pendidikan, jarak puskesmas yang jauh, efek samping obat dan rejimen
pengobatan. 5.4 Peran Keluarga terhadap Upaya pemenuhan Nutrisi Penderita TBC
5.4.1 Peran Responden dalam Mengetahui Makanan yang Baik untuk
Dikonsumsi penderita TBC
Dari tabel 4.39 dapat diketahui bahwa peran responden dalam mengetahui makanan yang baik untuk dikonsumsi penderita TBCsebagian besar responden yaitu
54,5 menjawab benar 1-2 jawaban, sedangkan sebagian kecil yaitu 45,5 menjawab benar 3-4 jawaban.
Sebanyak 54,5 responden mampu memberikan 1-2 jawaban benar. Jawaban yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa makanan
yang baik dikonsumsi penderita TBC adalah susu, sayur dan buah.Sebanyak 45,5 responden mampu memberikan 3-4 jawaban benar. Jawaban yang terbanyak
diberikan oleh responden adalah karbohidrat, protein, susu, buah dan sayur. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
makanan yang baik untuk dikonsumsi penderita TBC belum baik. 5.4.2 Peran Responden dalam Mengetahui Fungsi Makanan bagi Penderita TBC
Dari tabel 4.40 dapat diketahui bahwa peran responden dalam mengetahui fungsi makanan bagi penderita TBCsebagian besar responden yaitu 52,3 menjawab
Universitas Sumatera Utara
benar 1-2 jawaban, sedangkan sebagian kecil yaitu 47,7 menjawab benar 3-4 jawaban.
Sebanyak 52,3 responden mampu memberikan 1-2 jawaban benar. Jawaban yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa fungsi
makanan adalahmenambah berat badan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sebanyak 47,7 responden mampu memberikan 3-4 jawaban benar. Jawaban
yang terbanyak diberikan oleh responden adalah membantu proses penyembuhan, menambah berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah tenaga.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
makanan yang baik untuk dikonsumsi penderita TBC belum baik. 5.4.3 Peran Responden dalam Mengetahui Jenis Makanan yang Mengandung
Karbohidrat
Dari tabel 4.41 dapat diketahui bahwa peran responden dalam mengetahui jenis makanan yang mengandung karbohidrat sebagian besar responden yaitu 56,8
menjawab benar 1-2 jawaban, 22,7 responden menjawab benar 3-4 jawaban dan 20,5 responden menjawab benar 4 jawaban.
Sebanyak 56,8 responden mampu memberikan 1-2 jawaban benar. Jawaban yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa jenis
makanan yang mengandung karbohidrat antara lain adalah nasi dan jagung. Sebanyak 22,7 responden mampu memberikan 3-4 jawaban benar. Jawaban
yang terbanyak diberikan oleh responden adalah nasi, jagung, ubi dan roti. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
jenis makanan yang mengandung karbohidrat belum baik.
Universitas Sumatera Utara
5.4.4 Peran Responden dalam Menyediakan Jenis Makanan yang Mengandung Karbohidrat di Rumah