Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa upaya responden dalam mengingatkan penderita untuk minum obat masih kurang.
5.3.7 Peran Responden dalam Mengetahui Waktu Penderita harus Minum Obat
Dari hasil kuesioner dan wawancara dapat diketahui bahwa seluruh responden mengetahui waktu yang tepat bagi penderita untuk minum obat.
Hal ini sesuai dengan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Dinas kesehatan Deli Serdang 2006 yang menyatakan petugas kesehatan atau keluarga
dapat menganjurkan kepada penderita TBC agar meminum obat dipagi hari setengah jam sebelum makam, karena obat tersebut paling baik bekerja pada pagi hari dan
dalam keadaan perut kosong agar penyerapan obat lebih maksimal. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa responden sudah melakukan perannya
dengan baik dalam memberikan obat bagi penderita TBC. 5.3.8 Peran Responden dalam Mengetahui Berapa lama Penderita harus Minum
Obat
Dari tabel 4.28 dapat diketahui bahwa 95,5 responden mengetahui bahwa penderita TBC harus minum obat salama 6 bulan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Misnadiarly 2006 yaitu obat TBC diminum teratur sampai dinyatakan sembuh pada umumnya 6-8 bulan.
Peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui berapa lama penderita TBC harus minum obat sudah baik.
5.3.9 Peran Responden dalam Mengetahui Berapa kali Penderita harus Minum Obat dalam Sehari
Dari tabel 4.29 dapat diketahui bahwa 90,9 responden mengetahui bahwa penderita TBC minum obat 1 satu kali sehari.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Dinas kesehatan Deli Serdang 2006 yang menyatakan bahwa obat TBC diminum 1satu
kali dalam sehari sesuai dengan dosis yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
berapa kali penderita harus minum obat dalam sehari sudah baik.
5.3.10 Peran Responden dalam Mengetahui Berapa lama Penderita harus Minum Obat pada Fase Awal
Dari tabel 4.30 dapat diketahui bahwa 38,6 responden mengetahui bahwa penderita TBC harus minum obat selama 2 bulan pada fase awal. Sedangkan sebagian
besar responden 61,4 belum mengetahui berapa lama penderita TBC harus minum obat pada fase awal.
Hal ini sesuai dengan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Dinas kesehatan Deli Serdang 2006 yang menyatakan bahwa pada tahap intensif atau awal
penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua obat TBC, terutama ripamfisin. Bila pengobatan taap awal
tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Obat-obat tersebut diberikan setiap hari selama 2
bulan. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa peran responden dalam mengetahui
berapa lama penderita harus minum obat pada fase awal masih kurang. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat pendidikan responden yang rendah sehingga
menyebabkan responden kurang mendapatkan wawasan mengenai penyakit TBC.
Universitas Sumatera Utara
5.3.11 Peran Responden dalam Mengetahui Berapa lama Penderita harus Minum Obat pada Fase Lanjutan