peduli terhadap kebersihan lingkungan yang dapat menyebabkan berkembangnya penyakit TBC ini dan kurangnya mendapatkan informasi tentang penyakit TBC.
5.2.10 Peran Responden dalam dalam Menjaga Kebersihan Dirumah
Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 90,9 responden menyatakan membuka pintu dan jendela rumah setiap hari, hanya
sebagian kecil responden yaitu 9,1 yang menyatakan tidak membuka pintu dan jendela rumah setiap hari.
Hal ini sesuai dengan pendapat Yusri 2011 yang mengatakan bahwa kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang tertutup kecil dimana udara tidak bergerak.
Jika ventilasi ruangan masih kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan luar.
Dalam hal peneliti berasumsi bahwa responden sudah memiliki peran yang baik dalam menjaga kebersihan dirumah, hal ini dipengaruhi oleh petugas kesehatan yang
sering memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS setiap bulannya.
5.2.11 Peran Responden dalam Menangani Bayi dan Balita yang ada Dirumah
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa dari 44 responden 28 memiliki bayi atau balita dirumah, dan dari 28 responden yang memiliki bayi atau balita sebagian besar
yaitu sebanyak 53,3 membawa bayi atau balitanya untuk Imunisasi BCG, sedangkan sebagian kecil responden yaitu sebanyak 8,9 responden tidak membawa
bayi atau balitanya untuk Imunisasi BCG. Sebagian besar responden yaitu 45,5 menyatakan bahwa penderita tidak tidur
bersama bayi atau balita, sedangkan sebagian kecil responden yaitu 18,2
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa penderita tidur bersama bayi atau balitanya,hal ini disebabkan oleh karena penderita adalah orang tua dari bayi atau balita tersebut sehingga sulit
untuk menjauhkan bayi atau balita dari orang tuanya. BCG atau Bacillus Calmette Guerin merupakan imunisasi yang diberikan pada
bayi untuk mencegah penyakit TBC. Penyakit ini adalah salah satu penyakit yang sering menyerang anak usia di bawah 12 tahun. Untuk itulah imunisasi BCG sangat
diperlukan. Imunisasi BCG termasuk imunisasi yang wajib diberikan pada bayi. Hal tersebut mengingat Indonesia masih menjadi negara endemis penyakit TBC. Penyakit
ini juga merupakan penyakit infeksi serius yang tidak hanya menyerang paru-paru saja Catur,2012.
Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa sebagian responden sudah menjalankan perannya dengan baik dalam menangani upaya pencegahan terhadap bayi dan
balitanya.
5.2.12 Peran Responden dalam Menangani Penderita dalam Hal Merokok
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa dari 44 responden yang diwawancarai terdapat 25 penderita TBC adalah perokok yang berjenis kelamin laki-laki.
Sedangkan 19 penderita TBC adalah perempuan dan tidak merokok. Sebagian besar responden yaitu 54,5 tidak mengizinkan penderita TBC untuk merokok lagi,
sedangkan hanya sebagian kecil responden yaitu 2,3 yang membiarkan penderita TBC untuk tetap merokok. Dari data yang diperoleh dari responden umur penderita
yang merokok adalah 17-27 tahun sebanyak 5 orang, 28-38 tahun sebanyak 4 orang, 39-49 tahun sebanyak 9 orang, 50-60tahun sebanyak 4 orang dan 61-71 tahun
sebanyak 3 orang. Rata-rata penderita sudah mulai merokok dari umur 19 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.19 dapat dilihat peran responden dalam upaya yang dilakukan jika penderita TBC masih merokok menangani sebagian besar responden menjawab
benar 1 jawaban yaitu 34,1, 22,7 responden menjawab benar 2 jawaban. Sebanyak 34,1 responden mampu memberikan 1 jawaban benar. Jawaban
yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa marah jika penderita TBC masih merokok.
Sebanyak 22,7 responden mampu memberikan 2 jawaban benar. Jawaban yang terbanyak diberikan oleh responden yang mengatakan bahwa memberitahu
tentang bahaya merokok dan marah jika penderita TBC masih merokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Pramudiarja 2012 yang menyatakan bahwa
pengendalian tembakau merupakan elemen yang sangat kritis dalam pengendalian TB dan kesehatan paru-paru secara keseluruhan. Asap rokok dapat meningkatkan resiko
TB laten sebesar 2 kali lipat. TB laten merupakan infeksi TB yang tidak menyebabkan penyakit pada pasien, namun kuman TB akan tinggal didalam tubuh
tanpa menimbulkan gejala dan sewaktu-waktu bisa berkembang menjadi TB aktif saat daya tahan tubuhnya melemah. Asap rokok juga meningkatkan resiko kematian
karena infeksinya berkembang menjadi TB aktif. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden menjalankan
perannya dengan baik karena sudah mengetahui bahwa merokok dapat mempersulit proses pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.13 Peran Responden dalamMencari Sumber Informasi tentang Pencegahan Penyakit TBC