c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Menurut Roestiyah dalam Istrani, 2014:11 “metode ceramah adalah metode mengajar yang tradisional dan digunakan oleh setiap guru sudah lama sekali namun kita
masih mengakui bahwa metode cermah ini me miliki keunggulan”. Menurut Sanjaya
2013:148-149 kelebihan metode ini adalah: 1. Ceramah merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untuk dilakukan, titik
murah karena tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap. Sedangkan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru.
2. Ceramah dapat bisa dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. 3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan artinya
guru dapat mengatur pokok pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru memberikan ceramah.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi sederhana ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit.
Sedangkan kekurangan metode ceramah menurut Sanjaya 2013:148-149 mengemukakan bahwa:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa terbatas pada apa yang dikuasai guru. 2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Oleh karena itu dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa mengandalkan kemampuan auditifnya.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik ceramah sering dianggap sebagai yang membosankan.
4. Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Dari kelebihan dan kekurangan metode ceramah, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode ini dalam proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila digunakan sesuai situasi belajar yang tepat. Dengan menempatkan metode ceramah
yang sesuai situasi belajar akan menutupi segala kekurangan yang ada pada metode ini.
Sehingga bila penggunaannya sudah tepat, proses belajar mengajar akan berjalan dengan efektif dan efisien.
2.1.6 Penelitian yang Relevan
Suwarti 2013 : “Pengaruh Strategi Pembelajaran Mastery Learning Terhadap
Hasil Belajar Bekerja Sama Dengan Kolega dan Pelanggan Siswa Kelas X SMK ”.
Penelitian ini terdapat dalam skripsi Universitas Negeri Medan, tahun 2013. Hasil analisis data dengan strategi Mastery Learning nilai rata-rata pretes = 64,37 dan nilai
rata-rata post test = 79,68. Sedangkan nilai rata-rata pretes siswa kelas kontrol = 60,62 dan nilai rata-rata post test siswa = 70,00. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang positif dan signifikan antara stategi pembelajaran Mastery Learning terhadap hasil belajar bekerja sama dengan kolega dan pelanggan siswa kelas X SMKN 7 Medan.
Azizahwati 2009:
“Penerapan Strategi Mastery Learning Untuk Mendeskripsikan Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
UNRI”. Penelitian ini terdapat dalam jurnal Geliga Sains 3, 29-33, tahun 2009. Maka dapat disimpulkan bahwa daya serap rata-rata mahasiswa melalui penerapan strategi
pembelajaran tuntas pada konsep deret fourier adalah 70,5 dengan kategori baik yang menunjukkan bahwa mahasiswa sebagian besar telah menguasai konsep.
Perdana, Dimas Dian dkk 2014 “Upaya Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Materi Hidrokarbon Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berbantukan Kartu Soal Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 8 Surakarta T.P 20122013”. Jurnal Pendidikan Kimia.Vol 3 No 1, tahun
2016 . Hal ini