i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus 74
Lampiran 2a RPP Kelas Eksperimen 78
Lampiran 2b RPP Kelas Kontrol 87
Lampiran 3 Materi Pembelajaran 93
Lampiran 4 Soal Instrumen Penelitian 98
Lampiran 5 Kunci Jawaban 106
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Tes 107
Lampiran 7 Tabel Perhitungan Validitas Tes 108
Lampiran 8 Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 109
Lampiran 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes 110
Lampiran 10 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes 111
Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda Tes 112
Lampiran 12 Tabel Uji Daya Pembeda Tes 113
Lampiran 13 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 115
Lampiran 14 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 116
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian 118
Lampiran 16 Tabel r-Product Moment 119
Lampiran 17 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 120
Lampiran 18 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 121
Lampiran 19 Nilai-Nilai Distribusi F 122
Lampiran 20 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t 124
Lampiran 21 Riwayat Hidup 125
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyelenggaraan pembelajaran tidak terlepas dari peran sekolah, guru dan siswa. Sekolah digunakan sebagai wadah untuk menyelenggarakan pembelajaran.
Guru berperan dalam membimbing siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa. Sedangkan siswa sebagai objek dan sekaligus subjek
pembelajaran itu sendiri. Peran guru sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan
efektif, sebab gurulah pengelola pembelajaran learning manager yang akan mendesain pembelajaran. Sebagai pengelola pembelajaran guru harus
menempatkan siswa sebagai subjek belajar atau Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa PBAS. Jadi PBAS akan menuntut guru mampu membuat
pembelajaran aktif yang berorientasi pada belajarnya siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Dimyati dan Mudjiono, 2012. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam
diri siswa, salah satunya adalah motivasi. Motivasi berhubungan dengan semangat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor yang bersumber dari luar diri siswa, salah satunya adalah guru terkhususnya pemilihan metode pembelajaran yang digunakan guru. Antara
motivasi siswa dan pemilihan metode pembelajaran memiliki hubungan yang kuat dan saling terkait. Bila dilakukan perbaikan terhadap pemilihan metode
pembelajaran tentu akan memperbaiki motivasi belajar siswa. Untuk itu guru diharapkan menggunakan metode pembelajaran aktif untuk meningkatkan
motivasi belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi saat ini, pembelajaran pada umumnya masih terpusat kepada guru
metode konvensional, salah satunya adalah metode ceramah. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif. Menurut Istarani
2014 tidak ada suatu metode mengajar yang lebih baik dari pada metode yang lainnya. Tiap metode memiliki kelemahan dan kekurangan. Dalam hal ini, metode
konvensional yaitu metode ceramah bukanlah metode pembelajaran yang salah. Tetapi permasalahannya adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai
dengan situasi belajarlah yang perlu diperhatikan. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi motivasi, minat dan gairah belajar
siswa. Sedangkan pemilihan metode pembelajaran ceramah yang tergolong kurang tepat akan menurunkan motivasi, minat, gairah siswa untuk belajar dan
akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu, pemanfaatan metode dan strategi pembelajaran aktif sangatlah
dibutuhkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi pembelajaran itu adalah strategi mastery learning yang dibantu dengan kartu soal.
Strategi pembelajaran tuntas ini menekankan siswanya mampu menguasai pembelajaran. Menurut Wena dalam Wirasa dkk, 2014 mengemukakan bahwa
mastery learning bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerja peserta didik dalam mencapai penguasaan terhadap kompetensi tertentu baik secara perseorangan
maupun kelompok. Mastery Learning ini menyajikan suatu cara yang menarik
dan ringkas dalam mencapai suatu pokok bahasa yang dilaksanakan melalui lima tahapan yaitu tahap orientasi, penyajian, latihan terstruktur, latihan terbimbing dan
latihan mandiri. Sedangkan kartu soal yang digunakan berisi soal latihan yang harus diselesaikan siswa.
Dengan strategi pembelajaran mastery learning berbantu kartu soal pembelajaran akan lebih terstruktur dan memperkecil perbedaan kemampuan
siswa. Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran yang diajarkan oleh guru melalui latihan dari kartu soal dan tentunya akan meningkatkan rasa
percaya diri siswa. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Suwarti 2013 hasil belajar lebih meningkat dengan penerapan strategi pembelajaran
mastery learning. Maka secara umum, strategi pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun hasil belajar yang ingin dicapai adalah hasil belajar akuntansi dan materi akuntansi yang akan diteliti penulis adalah ayat jurnal penyesuaian. Dari
hasil penelitian Wulandari dkk 2014 menyatakan dalam mempelajari materi jurnal penyesuaian siswa mengalami kesulitan karena belum menguasai materi
yang dipelajarinya. Kesulitan yang dialami siswa misalnya saat menentukan akun beban dan pendapatan dibayar dimuka dicatat sebagai harta atau dicatat sebagai
beban atau membedakan jenis akun perlengkapan yang tersisa atau terpakai sehingga siswa salah dalam menjurnal. Alasan kesulitan siswa memahami materi
jurnal penyesuaian menjadikan materi ini harus dipelajari secara tuntas melalui strategi pembelajaran mastery learning berbantu kartu soal. Jika siswa sudah
memahami secara tuntas materi jurnal penyesuaian maka diharapkan hasil belajar akuntansi siswa akan meningkat pula.
Penulis tertarik melakukan penelitian di salah satu SMA di Kecamatan Sipoholon yaitu SMAN 1 Sipoholon. SMAN 1 Sipoholon adalah SMA terbaik di
Kecamatan Sipoholon dan berstandar SSN Sekolah Standar Nasional sejak tahun 2010 dan berakreditas A. Bila sudah berstandar SSN dan berakreditas A
maka hasil belajar siswa SMAN 1 Sipoholon seharusnya lebih baik dibanding sekolah lain. Akan tetapi data yang diperoleh dari guru akuntansi menunjukkan
hasil belajar yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan rendahnya persentase ketuntasan ulangan harian akuntansi XI IPS di SMAN 1
Sipoholon dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Akuntansi XI IPS di SMAN 1
Sipoholon T.P 20152016
Kelas UH
KKM Siswa yang
mencapai KKM
Siswa yang tidak mencapai KKM
XI IPS 1 UH 1
70 8
32 17
68 UH 2
70 9
36 16
64 UH 3
70 8
32 17
68
Jumlah 25
100 50
200 Rata-Rata
8,3 33,3
16,6 66,7
XI IPS 2 UH 1
70 6
24 19
76 UH 2
70 9
36 16
64 UH 3
70 8
32 17
68
Jumlah 23
92 52
208 Rata-Rata
7,6 30,6
17,3 69,4
XI IPS 3 UH 1
70 3
11 25
89 UH 2
70 3
11 25
89 UH 3
70 3
11 25
89
Jumlah 9
33 75
267 Rata-Rata
3 11
25 89
Sumber : Ibu E.Marpaung Sebagai Guru Akuntansi di SMAN 1 Sipoholon