KESIMPULAN DAN SARAN 70 PENGARUH MASTERY LEARNING STRATEGY BERBANTU KARTU SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 SIPOHOLON T.P 2015/2016.

i DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus 74 Lampiran 2a RPP Kelas Eksperimen 78 Lampiran 2b RPP Kelas Kontrol 87 Lampiran 3 Materi Pembelajaran 93 Lampiran 4 Soal Instrumen Penelitian 98 Lampiran 5 Kunci Jawaban 106 Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Tes 107 Lampiran 7 Tabel Perhitungan Validitas Tes 108 Lampiran 8 Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas Tes 109 Lampiran 9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes 110 Lampiran 10 Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes 111 Lampiran 11 Hasil Uji Daya Pembeda Tes 112 Lampiran 12 Tabel Uji Daya Pembeda Tes 113 Lampiran 13 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 115 Lampiran 14 Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 116 Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian 118 Lampiran 16 Tabel r-Product Moment 119 Lampiran 17 Tabel Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal 0 ke Z 120 Lampiran 18 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 121 Lampiran 19 Nilai-Nilai Distribusi F 122 Lampiran 20 Nilai-Nilai Dalam Distribusi t 124 Lampiran 21 Riwayat Hidup 125 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pembelajaran tidak terlepas dari peran sekolah, guru dan siswa. Sekolah digunakan sebagai wadah untuk menyelenggarakan pembelajaran. Guru berperan dalam membimbing siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa. Sedangkan siswa sebagai objek dan sekaligus subjek pembelajaran itu sendiri. Peran guru sangat penting dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan efektif, sebab gurulah pengelola pembelajaran learning manager yang akan mendesain pembelajaran. Sebagai pengelola pembelajaran guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar atau Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa PBAS. Jadi PBAS akan menuntut guru mampu membuat pembelajaran aktif yang berorientasi pada belajarnya siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Dimyati dan Mudjiono, 2012. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, salah satunya adalah motivasi. Motivasi berhubungan dengan semangat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri siswa, salah satunya adalah guru terkhususnya pemilihan metode pembelajaran yang digunakan guru. Antara motivasi siswa dan pemilihan metode pembelajaran memiliki hubungan yang kuat dan saling terkait. Bila dilakukan perbaikan terhadap pemilihan metode pembelajaran tentu akan memperbaiki motivasi belajar siswa. Untuk itu guru diharapkan menggunakan metode pembelajaran aktif untuk meningkatkan motivasi belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi saat ini, pembelajaran pada umumnya masih terpusat kepada guru metode konvensional, salah satunya adalah metode ceramah. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan kreatif. Menurut Istarani 2014 tidak ada suatu metode mengajar yang lebih baik dari pada metode yang lainnya. Tiap metode memiliki kelemahan dan kekurangan. Dalam hal ini, metode konvensional yaitu metode ceramah bukanlah metode pembelajaran yang salah. Tetapi permasalahannya adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi belajarlah yang perlu diperhatikan. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi motivasi, minat dan gairah belajar siswa. Sedangkan pemilihan metode pembelajaran ceramah yang tergolong kurang tepat akan menurunkan motivasi, minat, gairah siswa untuk belajar dan akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk itu, pemanfaatan metode dan strategi pembelajaran aktif sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu strategi pembelajaran itu adalah strategi mastery learning yang dibantu dengan kartu soal. Strategi pembelajaran tuntas ini menekankan siswanya mampu menguasai pembelajaran. Menurut Wena dalam Wirasa dkk, 2014 mengemukakan bahwa mastery learning bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerja peserta didik dalam mencapai penguasaan terhadap kompetensi tertentu baik secara perseorangan maupun kelompok. Mastery Learning ini menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas dalam mencapai suatu pokok bahasa yang dilaksanakan melalui lima tahapan yaitu tahap orientasi, penyajian, latihan terstruktur, latihan terbimbing dan latihan mandiri. Sedangkan kartu soal yang digunakan berisi soal latihan yang harus diselesaikan siswa. Dengan strategi pembelajaran mastery learning berbantu kartu soal pembelajaran akan lebih terstruktur dan memperkecil perbedaan kemampuan siswa. Siswa dengan mudah dapat menguasai isi pembelajaran yang diajarkan oleh guru melalui latihan dari kartu soal dan tentunya akan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Suwarti 2013 hasil belajar lebih meningkat dengan penerapan strategi pembelajaran mastery learning. Maka secara umum, strategi pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun hasil belajar yang ingin dicapai adalah hasil belajar akuntansi dan materi akuntansi yang akan diteliti penulis adalah ayat jurnal penyesuaian. Dari hasil penelitian Wulandari dkk 2014 menyatakan dalam mempelajari materi jurnal penyesuaian siswa mengalami kesulitan karena belum menguasai materi yang dipelajarinya. Kesulitan yang dialami siswa misalnya saat menentukan akun beban dan pendapatan dibayar dimuka dicatat sebagai harta atau dicatat sebagai beban atau membedakan jenis akun perlengkapan yang tersisa atau terpakai sehingga siswa salah dalam menjurnal. Alasan kesulitan siswa memahami materi jurnal penyesuaian menjadikan materi ini harus dipelajari secara tuntas melalui strategi pembelajaran mastery learning berbantu kartu soal. Jika siswa sudah memahami secara tuntas materi jurnal penyesuaian maka diharapkan hasil belajar akuntansi siswa akan meningkat pula. Penulis tertarik melakukan penelitian di salah satu SMA di Kecamatan Sipoholon yaitu SMAN 1 Sipoholon. SMAN 1 Sipoholon adalah SMA terbaik di Kecamatan Sipoholon dan berstandar SSN Sekolah Standar Nasional sejak tahun 2010 dan berakreditas A. Bila sudah berstandar SSN dan berakreditas A maka hasil belajar siswa SMAN 1 Sipoholon seharusnya lebih baik dibanding sekolah lain. Akan tetapi data yang diperoleh dari guru akuntansi menunjukkan hasil belajar yang masih rendah. Rendahnya hasil belajar ditandai dengan rendahnya persentase ketuntasan ulangan harian akuntansi XI IPS di SMAN 1 Sipoholon dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Ulangan Harian Akuntansi XI IPS di SMAN 1 Sipoholon T.P 20152016 Kelas UH KKM Siswa yang mencapai KKM Siswa yang tidak mencapai KKM XI IPS 1 UH 1 70 8 32 17 68 UH 2 70 9 36 16 64 UH 3 70 8 32 17 68 Jumlah 25 100 50 200 Rata-Rata 8,3 33,3 16,6 66,7 XI IPS 2 UH 1 70 6 24 19 76 UH 2 70 9 36 16 64 UH 3 70 8 32 17 68 Jumlah 23 92 52 208 Rata-Rata 7,6 30,6 17,3 69,4 XI IPS 3 UH 1 70 3 11 25 89 UH 2 70 3 11 25 89 UH 3 70 3 11 25 89 Jumlah 9 33 75 267 Rata-Rata 3 11 25 89 Sumber : Ibu E.Marpaung Sebagai Guru Akuntansi di SMAN 1 Sipoholon