Teori Ketuhanan Teori Kekuatan

22

2. Teori Ketuhanan

Doktrin ketuhanan ini memperoleh bentuknya yang sempurna dalam tulisan-tulisan sarjana-sarjana Eropa pada Abad Pertengahan yang menggunakan teori ini untuk membenarkan kekuasaan raja-raja yang mutlak.Doktrin ketuhanan lahir sebagai resultante-resultante kontroversial dari kekuasaan politik dalammasa Abad Pertengahan. Kaum monarchomach, yaitu mereka yang berpendapat bahwa raja yang berkuasa secara tiranik dapat diturunkan dari mahkotanya, bahkan dapat dibunuh, menganggap sumber kekuasaan adalah rakyat, sedangkan raja-raja pada waktu itu menganggap sumber kekuasaan mereka diperoleh dari Tuhan. Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin negara ditunjuk oleh Tuhan. Raja dan pemimpin-pemimpin negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak kepada siapa pun. Teori ketuhanan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu teori ketuhanan yang langsung dan teori ketuhanan tidak langsung. Pengertian teori ketuhanan yang langsung adalah untuk menunjukkan bahwa yang berkuasa dalam negara itu langsung berasal dariTuhan. Dan adanya negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan dan yang memerintah adalah Tuhan. Adapun yang dimaksud dengan teori ketuhanan yang tidak langsung ialah manakala bukan Tuhan sendiri yang memerintah melainkan raja atas nama Tuhan. Raja memerintah atas kehendak Tuhan sebagai karunia. Dengan doktrin tersebut diusahakan agar kekuasaan raja mendapatkan sifatnya yang suci dalam arti “Ketuhanan”, sehingga pelanggaran terhadap kekuasaan raja merupakan pelanggaran terhadap Tuhan. 16 Dalam teori kekuatan negara yang pertama adalah hasil dominasi dari kelompok yang kuat terhadap kelompok yang lemah. Negara terbentuk dari

3. Teori Kekuatan

16 Ibid . Hlm. 44-45. Universitas Sumatera Utara 23 penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah dimulailah proses pembentukan negara. Negara merupakan resultante positif dari sengketa dan penaklukan. Dalam teori kekuatan, faktor kekuatanlah yang dianggap sebagai faktor tunggal dan terutama yang menimbulkan negara. Negara dilahirkan karena pertarungan kekuatan dan yang keluar sebagai pemenang adalah pendiri negara itu. Menurut Hobbes, syarat penting untuk menjadi seorang raja adalah orang yang fisiknya kuat melebihi yang lainnya agar dapat mengatasi segala kekacauan yang timbul dalam masyarakat. Demikian pula pendapat Machiavelli, bahwa seorang raja harus kuat dan caranya untuk mengatasi segala kekacauan yang dihadapi negara, ia dapat mempergunakan segala alat yang menguntungkan baginya. Kalau perlu alat yang dipergunakan boleh melanggar perikemanusiaan. Menurut teori kekuataan ekonomi sebagaimana yang dinyatakan oleh Marx, yang menganggap bahwa negara itu merupakan alat kekuasaan bagi segolongan manusia di dalam masyarakat untuk menindas golongan lainnya guna mencapai tujuannya. Marx mengaggap ada pertentangan kelas di dalam masyarakat karena adanya perbedaan kekuatan ekonomi, yakni kaum yang ekonominya kuat dan kaum yang ekonominya lemah. Pertentangan antara dua kelas itu ditujukan untuk merebut kekuasaan negara sebab negara adalah alat kekuasaan. 17

6. Doktrin Ide Demokrasi Modern 1. John Locke 1632-1704