92 mendapat dukungan pada Perang Salib. Adapun yang menjadi penyebab utama
Perang Salib sebenarnya adalah keberadaan Dinasti Saljuk cikal bakal Turki Utsmani atau Turki Ottaman
Selain itu, kalangan Kristen Barat sudah mulai mengidap Islamophobia, dengan pertimbangan, Dinasti Saljuk sebagai bangsa yang masih baru memeluk
Islam, mereka belum memiliki pandangan luas dan masih fanatik sekali. Hal tersebut dianggap membahayakan masyarakat Barat yang akan berziarah ke
Yerusalem, dan mengancam kekuasaan Bizantium di Konstantinopel. Juga adanya kedisiplinan Turki Saljuk dan tindakan keras terhadap para peziarah yang
berziarah ke Holy Spulchure di Yerusalem, misalnya mengenai cukai lalu lintas yang tidak pernah terjadi pada zaman pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.
yang sedang mencapai masa puncak. Seperti yang diketahui, tujuan Perang Salib adalah untuk merebut Bait Al-Maqdis serta
mendirikan Kerajaan Kristen di negeri Asia Afrika. Sedangkan potensi ancaman terbesar saat itu adalah kekuasaan Bani Saljuk.
103
Hal itulah yang menggugah Kaisar Bizantium, Alexius Commenus, yang menghimbau
Paus Urban II untuk mengusir dan menaklukkan Kerajaan Islam tersebut.
104
Demokrasi seperti yang kita pahami di Abad 21, merupakan satu sistem politik yang berlandaskan pada ide demokrasi. Yaitu suatu ide tentang kedudukan
antara negara dan masyarakat. Dalam ide demokrasi, kekuasaan dalam negara dipegang oleh rakyat. Dengan prinsip tersebut, pengakuan hak manusia,
persamaan individu, keadilan dalam hukum akan terwujud karena proses pengambilan kebijakan dilakukan bersama-sama.
B. Pengaruh InteraksiTerhadap Ide Demokrasi
103
Ibid .
Lihat juga Gustav Edmund Von Grunebaum. 1970. Classical Islam: A History, 600-1258. New Jersey: Transaction Publishers. Hlm. 115.
104
Lihat lebih jelas dalam W Montgomery Watt. 1995. Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam Atas Eropa Abad Pertengahan
. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 120.
Universitas Sumatera Utara
93 Sistem demokrasi yang pernah diterapkan di Athena, menjadi inspirasi
masyarakat Barat untuk memperoleh suatu kehidupan baru yang lebih baik. Walaupun para filsuf Yunani pada masa tersebut mengkritisi sistem politik
demokrasi, negara-negara saat ini percaya bahwa sistem demokrasi merupakan sistem yang paling ideal untuk diterapkan di abad modern. Plato sendiri
memberikan pilihan yang paling baik yaitu monarki konstitusi. Karena sistem politik demokrasi pada masa Yunani Klasik terlalu banyak menyita waktu dalam
pengambilan keputusan dan adanya kecenderungan akan terjebak ke dalam anarki yang disebabkan persamaan hak dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain,
tidak adanya satu figur yang kuat untuk mengambil keputusan penting karena semua kebijakan harus melalui suara terbanyak. Dan untuk catatan, hak
persamaan yang dimaksud tidak berlaku bagi budak. Yunani membenarkan adanya perbudakan.
Akan tetapi yang menjadi penting bagi masyarakat Barat adalah prinsip- prinsip dari sistem politik tersebut, yang kemudian disebut sebagai ideologi
demokrasi atau paham demokrasi. Persamaan hak dijunjung tinggi dan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan telah menjamin tegaknya
keadilan. Perbedaan sistem demokrasi Athena dan Republik Romawi hanya pada istilah saja. Kedua sistem tersebut mengikutsertakan keterlibatan masyarakat
dalam pengambilan keputusan dan bahkan posisi dewan atau senat yang menjadi wakil rakyat berada di atas kaisar. Namun dalam perkembangan kekaisaran
tersebut, Republik Romawi tidak berjalan seperti yang diharapkandan berubah menjadi suatu sistem monarki. Dewan tetap diperbolehkan membahas suatu
kebijakan akan tetapi kaisar sendiri yang akan memutuskan kebijakan. Dengan bercermin dari masa lalu, baik John Locke ataupun Montesquieu,
memberikan satu alternatif dengan memisahkan kekuasaan negara kepada tiga lembaga yang berbeda agar kekuasaan raja dan para dewan setara, dengan harapan
keadilan akan dapat terwujud. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, perlu adanya suatu konstitusi yang merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat.
Universitas Sumatera Utara
94 Semua lembaga negara harus tunduk pada konstitusi tersebut dan konstitusi harus
dijunjung tinggi. Meskipun masyarakat Barat pada masa itu masih berada di bawah pengaruh kekuasaan raja dan paus, namun pemikiran John Locke tersebut
kemudian banyak diterima oleh sarjana-saraja Barat baik ketika dia masih hidup atau sesudahnya. Hal itu disebabkan dari argumen yang dia jelaskan tentang
hakikat negara dan hubungan negara dengan masyarakat. Dia mengemukakan bahwa negara itu lahir dari sutu kontrak sosial yang dibuat oleh masyarakat baik
secara sadar atau tidak untuk menjamin kepentingan dari masyarakat tersebut dan bukan atas keinginan Tuhan. Oleh karena itu, kekuasaan raja bukan berasal dari
Tuhan tetapi dari kekuasaan yang diberikan oleh masyarakat yang terikat dengan perjanjian tersebut. Dengan demikian, segala kebijakan yang dibuat oleh negara
harus sesuai dengan atau berdasarkan kepentingan masyarakat. Pemikiran dari filsuf-filsuf Barat tidak dapat dipisahkan dari adanya
Renaissance. Juga, pemikiran mereka tidak dapat dipisahkan dari kondisi masyarakat Barat pada masa itu dan hubungan masyarakat Barat dengan
masyarakat luar, yaitu masyarakat Muslim.Peradaban Islam melalui tradisi keilmuan yang dicanangkan oleh para amir di Kerajaan Islam Spanyol masa
Kerajaan Umayyah telah menjembatani peradaban Yunani Klasik dengan peradaban Barat. Pengenalan pemikiran-pemikiran filsuf Yunani oleh sarjana
Muslim, telah memberikan masyarakat Barat sebuah perbandingan antara masyarakat maju dengan kondisi masyarakat mereka.
Pada Golden Age of Islamic science masa keemasanilmu pengetahuan Islam, dari abad kedelapan sampai ketigabelas, para sarjana Muslim menetapkan
panggung untuk Renaisans Eropa. The Golden Age of Islam dimulai pada masa Khalifah Mamun, yang mendirikan House of Science di Baghdad perpustakaan,
pusat penerjemahan, dan observatorium astronomi, dan berlangsung sampai dengan kematian Averroes Ibnu Rusyid, yang merupakan filsuf terakhir dari
para filsuf muslim, pada tahun 1198 di usia 72 tahun. Bahwa Renaissance terjadi disebabkan karena keturunan pengikut asli Muhammad SAW tetap menjaga
Universitas Sumatera Utara
95 kebudayaan nilai-nilai dalam ajaran Islam sementara Eropa terjebak dalam
kegelapan di Abad Pertengahan. Menurut sebagian sarjana, ilmu pengetahuan modern di Eropa tidak lebih dari perluasan ilmu-ilmu yang dikembangkan di
dunia Muslim pada abad kedelapan sampai abad ketigabelas. Transformasi ini terjadi melalui Spanyol dan Sisilia. Menurut E.J. Holmyard, Pada masa awal
perkembangan Islam,orang-orang Muslim merupakan pencari ilmu pengetahuan yang sangat antusias dan menjadikan Baghdad pusat intelektual dunia. Selama
berabad-abad, umat Islam mendominasi penelitian ilmiah dan pemikiran, mereka merupakan para ahli dari ilmu-ilmu pengetahuan di masanya. Dalam kata-kata Sir
John Glubb, Selama lima abad setelah Muhammad SAW, umat Islam mendominasi dunia baik secara kultural maupun militer persis seperti yang
dilakukan oleh negara-negara di Eropa dan negara Amerika Serikat selama 250 tahun belakangan ini.
105
Menurut J.B. Bury, gerakan sosial dan intelektual yang mempersiapkan masyarakat Barat memasuki awal masa Renaissance, dimulai di kota-kota
pelabuhan Italia di abad ke-13. Keadaan ini dimungkinkan karena kota-kota pelabuhan tersebut masih bisa berhubungan dengan pedagang-pedagang Timur
tanpa dipengaruhi oleh sentimen keagamaan akibat Perang Salib, yang dengan demikian memberikan kemajuan dan kesejahteraan yang lebih baik kepada
penduduknya. Pemicunya adalah minat terhadap kebudayaan Yunani Klasik yang mengutamakan kebebasan akal, pengalaman manusia, dan kehidupan duniawi.
Pada mulanya minat tersebut tumbuh di kalangan perorangan kelas menengah atas saja yang tidak puas dengan suasana terkekang Abad Pertengahan. Individu-
individu kelas menengah yang gelisah tersebut memiliki perpustakaan pribadi atau akses terhadap perpustakaan yang menghimpun karya-karya Yunani Klasik.
Mereka yang biasanya merupakan kaum bangsawan atau pemuka-pemuka agama juga memiliki kemampuan untuk membaca literatur Yunani Klasik. Minat ini
serta gagasan-gagasan yang terkandung di dalamnya –kesadarantentang
105
Abubakr Asadulla. Loc. cit.
Universitas Sumatera Utara
96 kepribadian dan harga diri, lingkungan yang lebih luas dan dunia pada umumnya–
lambat laun menyebar ke seluruh Italia, terus ke Eropa Utara terutama Jerman, yang kemudian melahirkan gerakan pembaruan atau Reformasi dalam agama
Katolik. Dalam istilah yang lain, masyarakat Eropa sejak abad ke-14 mulai memasuki masa awal Renaissance, awal abad modern, dan mengenal serta
menghayati paham baru yang disebut humanisme. Humanisme bertumpu pada keutamaan akal dan kebebasan berpikir yang kemudian dikenal dengan paham
liberal liberalisme. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan humanisme tersebut merupakan antitesa dari paradigma kehidupan yang
berkembang di masa sebelumnya yang menundukkan pemikiran manusia di bawah otoritas gereja dan raja-raja absolut. Liberalisme pada tahap awal
perkembangannya dikenal sebagai liberalisme klasik. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dengan liberalisme modern awal abad ke-20, juga dengan
neoliberalisme yang mulai dipopulerkan sejak penghujung abad ke-20. Tatanan liberalisme klasik pada penyempurnaan demokrasi politik dan sistem ekonomi
kapitalis berdasarkan kepada prinsip persaingan bebas.
106
Perpustakaan pribadi milik para golongan kelas menengah atas atau akses kepada literatur-literatur Yunani Klasik diperoleh dari adanya kegiatan
penerjemahan yang dilakukan oleh Kerajaan Islam di Spanyol. Karena dalam masyarakat Barat, sistem pendidikan hanya dilakukan di dalam gereja dan rumah-
rumah para biarawan yang menyebabkan hanya para goloongan elite saja yang mendapatkan pendidikan. Akan tetapi dengan adanya kegiatan penerjemahan
tersebut, ilmu pengetahuan tersebar ke Eropa melalui perdagangan di kawasan Laut Mediterania. Interaksi antara peradaban Islam dengan peradaban Barat telah
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dalam masyarakat Barat yang ditandai lahirnya Renaissance. Dan dengan adanya gerakan ini,sistem
pemerintahan yang baik dan hubungan antara masyarakat dengan negara menjadi
106
Zulfikri Suleman. 2010. Demokrasi Untuk Indonesia: Pemikiran Politik Bung Hatta. Jakarta: Buku Kompas. Hlm. 92.
Universitas Sumatera Utara
97 isu yang penting di kalangan para cendekiawan Barat pada masa tersebut dan ide
demokrasi kemudian muncul pada abad-abad setelahnya sebagai jawaban atas tuntutan perubahan di dalam tatanan masyarakat Barat.
107
Kaitan antara konflik peradaban Islam-Barat dengan munculnya ide demokrasi memang jauh. Namun dampak dari konflik tersebut, seperti konflik
yang paling lama yaitu Perang Salib, menjadi penting dalam kaitannya dengan pemikiran para filsuf Barat tentang ide demokrasi karena telah membuat
hubungan negara dengan masyarakat dalam peradaban Barat bergeser dari apa yang semestinya. Konflik ini menjadi penting bagi pergeseran nilai-nilai yang
telah tertanam di dalam masyarakat Barat yang selama beratus tahun telah berusaha dijaga oleh para pemuka agama dan raja dengan berbagai kebijakan.
Banyak para ahli sejarah mengatakan bahwa interaksi peradaban Islam dan Barat memang memiliki pengaruhterhadap perubahan dalam masyarakat Barat
Abad Pertengahan disebabkan oleh interaksi dalam bentuk kerja sama, yaitu melalui kerja sama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi jika mengkaji lewat teori konflik, interaksi yang berbentuk konflik di antara kedua peradaban juga memiliki
pengaruh terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat Barat dalam hal ini perubahan sistem politik mereka, yang dari monarki dan teokrasi menjadi negara-
bangsa yang demokratis. Perubahan tersebut terlihat jelas dari masyarakat Perancis yang mendirikan pemerintahan Republik melalui revolusi.
108
Usaha para bangsawan dalam Perang Salib telah meningkatkan prestise pengaruh dari kewibawaan atau nama raja-raja di Eropa. Dahulu mereka tidak
lebih dari bangsawan biasa yang kuasanya lebih besar sedikit dibandingkan dari bangsawan-bangsawan lainnya, dan yang selalu berperang sama seperti yang lain.
107
Menurut pandangan mereka sesuai dengan istilah renaissance yang digunakan, yaitu kelahiran kembali budaya Yunani. Akan tetapi penulis berpendapat, itu merupakan yang pertama kalinya karena masyarakat
Barat bukan bagian dari Yunani Klasik.
108
Seperti Konsili Nicea dan Konsili Toledo pada Abad Pertengahan.
Universitas Sumatera Utara
98 PerangSalib menjadikan mereka menjadi pemimpin-pemimpin yang lebih berarti
dalam masyarakat Barat perhatikan peran raja Perancis dan Inggris serta kaisar Jerman dalam Perang Salib. Khususnya di Perancis, raja menjadi begitu kuat
sehingga ia dapat mempersatukan negaranya dan kemudian kekuasaan tersebut disalahgunakan oleh penerusnya yang menjadikan kelahiran negara-negara
nasional –dalamarti modern– dipercepat. Sejajar dengan perkembangan ini, pengaruh paus menurun. Paus sebagai pemimpin rohani dan juga politik dalam
Perang Salib kehilangan prestise karena setelah Perang Salib yang pertama, perang-perang sesudahnya dapat dikatakan tidak mencapai hasil. Pemindahan
pusat Gereja ke Avignon selama abad ke-14 “Pembuangan Babel Gereja” dan “Skisma Barat” antara tahun 1378-1415 menuntaskan perkembangan tersebut.
109
Akibat langsung dari Perang Salib yang negatif bagi Gereja adalah dibenarkannya kekerasan. Senjata diterima sebagai alat untuk mempropagandakan
iman dan memberantas orang-orang yang mempunyai ajaran yang berbeda dengan ajaran Katolik Roma, baik di luar maupun di dalam masyarakat Barat. Karena
paus telah menjanjikan pengampunan dosa bagi orang-orang yang terkena hukuman gereja kalau mereka ikut serta dalam Perang Salib, maka surat
penghapusan dosa menjadi jauh lebih penting dari dahulu dan sistem surat penghapusan dosa dikembangkan sampai terjadi ekses-ekses yang ditentang oleh
Martin Luther.
110
Selain raja-raja, Perang Salib juga berdampak pada penduduk kota-kota. Pengaruh feodal di kota-kota berkurang sebab para lord tuanfeodal atau pemilik
tanah, kaum bangsawan, sibuk berperang dalam Perang Salib, sehingga tidak sempat menjalankan pemerintahan di kota-kota itu secara efektif. Kebutuhan
mereka akan uang memaksa mereka untuk memberi hak-hak istimewa privilese kepada kota-kota mungkin para keluarga yang berpengaruh seperti keluarga
pedagang sebagai imbalan uang yang diberikan. Hak-hak istimewa ini, yang
109
Thomas van den End dan Christiaan de Jonge. Op. Cit., Hlm. 83-84.
110
Ibid . Hlm. 85.
Universitas Sumatera Utara
99 memberi kebebasan yang lebih besar, memperkuat kedudukan kota-kota tersebut.
Disebabkan Perang Salib, hubungan-hubungan dengan dunia Timur menjadi lebih intensif, tidak hanya di medan pertempuran, tetapi juga di bidang perdagangan.
Perdagangan meningkat, kota-kota perdagangan seperti Kota Venezia, kota-kota di Perancis dan di tepi Sungai Rhein, berkembang dan kaum saudagar menjadi
kelas masyarakat yang menentukan seperti keluarga De Medici di Florence di Italia. Demikianlah Perang-perang Salib mendorong perkembangan masyarakat
Barat dari masyarakat feodal ke masyarakat modern. Dengan adanya Perang Salib, semangat baru mulai menjiwai masyarakat
Barat. Semangat baru ini tidak hanya nyata dalam keinginan berziarah atau ikut serta dalam Perang Salib. Semangat yang baru juga menghasilkan pembentukan
universitas-universitas sekitar tahun 1200 dan sebelumnya telah menghasilkan pembaruan teologi yang mulai sekitar tahun 1100 Anselmus, Abaelardus dan
yang memuncak dalam karya Thomas Aquinas Thomas dari Aquino. Pada zaman yang sama, juga terjadi perkembangan dalam kesenian seni bangunan,
seni pahat, dan seni lukis. Perkembangan ini disebut dengan istilah “Renaissance abad ke-12” yang sebagian sarjana membedakannya dengan “Renaissance abad
ke-14”. Renaissance inilah yang menjadikan masyarakat Barat terbuka untuk menerima apa saja dari luar, juga dari Spanyol dan Byzantium.
111
Tidak hanya isinya yang diterimaoleh masyarakat Barat, yaitu filsafat Aristoteles, tetapi juga
bungkusnya, yaitu bentuk yang diberikan filsuf-filsuf Arab kepada filsafat Aristoteles untuk menyesuaikan Aristoteles dengan ajaran Islam. Perlu disebut di
sini nama Avicenna Ibnu Sina, 980-1037, di Persia, Averroes Ibnu Rusyd, 1126-1198, di Spanyol dan juga nama seorang Yahudi, Maimonides Mosyed
Maimon, 1135-1204, yang menulis dalam bahasa Arab.
112
Akhirnya pengalaman dari Perang Salib mendorong masyarakat Barat untuk mencari jalan ke Timur Jauh, daerah penghasil barang-barang mewah
111
Yang dimaksud adalah kebudayaan dari masyarakat Muslim Spanyol dan pemikiran dari YunaniKlasik.
112
Ibid . Hlm. 95.
Universitas Sumatera Utara
100 seperti rempah-rempah dan kain sutera India, Indonesia, Tiongkok, supaya
mereka tidak bergantung lagi pada Kerajaan Islam. Hal itu berarti harus mencari jalan laut yang menghindari wilayah orang-orang Islam, yaitu Timur Tengah.
Demikianlah ditemukan Amerika dan jalan laut melalui Afrika Selatan Tanjung Harapan. Dengan penemuan benua Amerika, masyarakat Barat yang ingin
merasakan kebebasan, melarikan diri dari Eropa dan menetap di Amerika yang masih merupakan koloni-koloni di bawah kekuasaan para raja di Eropa.
Walaupun demikian, sebuah daerah baru yang jauh dari Eropa memungkinkan masyarakat Barat yang tidak terbagi ke dalam kasta tidak adanya golongan
bangsawan untuk mewujudkan suatu negara yang tidak berbentuk monarki.Akan tetapi sesuai dengan pemikiran para filsuf-filsuf Barat yang mencita-citakan
persamaan dan keadilan seperti yang pernah dilakukan di Perancis, yang dikenal dengan Revolusi Perancis.
Interaksi yang terjadi memang memiliki pengaruh terhadap munculnya perkembangan ide demokrasi dalam peradaban Barat.Namun di samping itu, nilai-
nilai dalam ajaran Islam yang tercermin dalam peradaban Islam ada kemungkinan memiliki pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran para filsuf Barat yang
pemikiran mereka dijadikan doktrin dalam demokrasi modern. Karena nilai-nilai dalam ajaran Islam tersebut mencerminkan adanya kebebasan dan jaminan
terhadap hak-hak manusia. Nilai-nilai tersebut lebih menyempurnakan sistem demokrasi Yunani Klasik, karena dalam sistem demokrasi yang pernah diterapkan
di Athena masih membenarkan adanya perbudakan yang berarti menolak adanya persamaan hak. Sistem tersebut juga sering dikritik oleh para filsuf yang hidup
pada masa itu di Athena. Selain itu, dalam ajaran Islam juga diharuskan untuk memperhatikan suara minoritas.
Hal itu dapat dilihat dengan melakukan perbandingan antara nilai-nilai dalam ajaran Islam dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi modern.
Nilai-nilai yang dimaksud adalah seperti yang dikemukakan oleh Henry B Mayo yang telah disebutkan dalam Bab I yang meliputi, 1menyelesaikan perselisihan
Universitas Sumatera Utara
101 dengan damai dan secara melembaga;2menjamin terselenggaranya perubahan
secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah; 3menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur; 4membatasi pemakaian kekerasan sampai
minimum; 5mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta
tingkah laku; dan 6menjamin tegaknya keadilan. Semua nilai-nilai tersebut telah ditetapkan dalam ajaran Islam sesuai dengan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh Muhammad SAW sebagai Rasul Allah penyampai pesan Allah, yang tindakan-tindakan tersebut juga menjadi hukum atau ketentuan-ketentuan bagi
umat Muslim setelah ketetapan dalam Al Qur’an tentunya tidak akan ada pertentangan antara tindakan Muhammad dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam Al Qur’an. Peradaban Islam, seperti yang dijelaskan oleh Samuel P Huntington,
merupakan satu entitas kultural dan satu identitas masyarakat walaupun terkadang berbeda kesatuan secara politis. Dalam suatu peradaban terdapat budaya atau
nilai-nilai yang membentuk jiwa masyarakat tersebut. Pengakuan atas nilai-nilai tersebut yang menjadi alasan bagi masyarakat tadi untuk disebut sebagai satu
peradaban. Memang dalam istilah peradaban bukan hanya berbicara tentang nilai akan tetapi juga berbicara tentang pemerintahan dan teknologi. Namun
kebudayaan merupakan fondasi dasar dari peradaban. Dan di dalam kebudayaan sudah pasti terdapat satu masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang menyatukan
masyarakat tersebut. Nilai-nilai juga bisa diartikan sebagai norma-norma yang mengatur atau dengan pengertian modern saat ini dapat disebut hukum.
Peradaban Islam adalah sebuah peradaban baru yang dipisahkan dari peradaban Jazirah Arab atau orang-orang Arab. Karena orang-orang Arab
sebelum datangnya Islam sama sekali berbeda dengan kondisi setelah datangnya Islam baik dalam segi pemerintahan, ekonomi, kebudayaan, dan teknologi. Dan
pada masa awal datangnya Islam, masa awal saat diajarkannya nilai-nilai baru kepada orang-orang Arab yang kemudian disebut Islam, Muhammad SAW
Universitas Sumatera Utara
102 sebagai pembawa nilai-nilai tersebut telah memberikan penjelasan hukum-hukum
yang ditetapkan oleh Allah untuk diyakini sebagai ajaran yang benar. Dan segala perkataan, tindakan dan persetujuan oleh Muhammad SAW juga kemudian
menjadi hukum-hukum dalam ajaran Islam. Nilai-nilai tersebut yang kemudian memberikan satu identitas budaya baru kepada masyarakat Arab yang juga
disebarkan kepada masyarakat-masyarakat yang berada dalam wilayah taklukan kerajaan Islam pada abad-abad berikutnya. Budaya baru tersebut menjadi dasar
yang membentuk satu tatanan masyarakat yang semua para ahli setuju untuk menyebutnya sebagai peradaban Islam.
Penjelasan nilai-nilai demokrasi sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Henry B Mayo akan dijelaskan implementasinya dalam peradaban Islam,
jauh sebelum para pemikir-pemikir Barat mencetuskan pemikirannya dimana pemikiran mereka digunakan masyarakat Barat sebagai dasar dari ide demokrasi
modern. Pertama, menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. Muhammad SAW pada saat melakukan ibadah pada tahun ke-6
Hijriah, membuat satu kesepakatan dengan para penduduk Mekkah untuk melakukan gencatan senjata walaupun posisi Muhammad pada saat itu
memungkinkan untuk melakukan serangan dan menguasai Mekkah. Hal itu menunjukkan adanya tujuan untuk mewujudkan perdamaian dengan penduduk
Mekkah yang menjadi musuh Muhammad SAW dan para pengikutnya pada masa itu walaupun tidak melembaga. Karena pengertian melembaga itu sendiri dalam
pengertian modern, harus berwujud adanya suatu lembaga institusiorganisasi yang berdasarkan undang-undang untuk mengatur suatu hal tertentu. Akan tetapi
pada masa Umar bin Khattab, khalifah kedua dalam Kekhalifahan Rasyidin, dia menunjuk seseorang sebagai qadhi setara hakim agung pada masa sekarang di
Mesir yang bertugas untuk menyelesaikan berbagai perselisihan yang terjadi di wilayah tersebut. Tentu saja penunjukkan hakim tersebut didorong oleh hukum-
hukum yang telah ditetapkan dalam ajaran Islam atau tidak terlepas dari adanya nilai-nilai yang telah disampaikan oleh Muhammad SAW. Dengan kata lain, nilai-
Universitas Sumatera Utara
103 nilai yang membentuk peradaban Islam tersebut memiliki kesamaan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam ide demokrasi modern. Kedua
, menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. Pengertian perubahan itu sendiri sangat luas
dan ruang lingkupnya jika dikaitkan kepada perubahan masyarakat akan meliputi berbagai bidang. Dalam ajaran Islam, jika perubahan tersebut berupa perubahan
dalam ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan atau perubahan hukum-hukum Islam sama sekali tidak akan terjamin kedamaian. Karena hukum-hukum tersebut
merupakan ketetapan Allah yang tidak dapat diubah dan bukan sebuah perjanjian atau kesepakatan. Hukum-hukum tersebut merupakan hukum dasar atau pedoman
hidup bagi seluruh Muslim. Hal tersebut dapat dilihat saat terjadinya perpecahan masyarakat Islam di dalam keyakinan terhadap hukum-hukum Islam dimana cucu
Muhammad tewas dibunuh saat perang Karbala. Dimana salah satu kelompok memiliki keyakinan yang berbeda tentang hukum-hukum Islam. Pada saat
Muhammad SAW masih hidup, semua masyarakat muslim itu berada dalam satu kesatuan. Setelah kematiannya, masyarakat Islam terpecah-pecah menjadi
beberapa bagian. Itu artinya telah terjadi perubahan dalam masyarakat yang sedang berubah, dan dalam ajaran Islam, hal itu tidak dijamin akan terselenggara
secara damai. Karena hukum dalam Islam itu sendiri melarang adanya bid’ah atau tindakan yang dibuat sebagai bagian dari keagamaan akan tetapi tidak sesuai atau
tidak berkaitan dengan keagamaan. Hal itu sama saja jika dikaitkan dengan masa sekarang, yaitu adanya jaminan bagi masyarakat yang berada dalam suatu wilayah
negara yang menganut demokrasi untuk menghapus demokrasi itu sendiri atau menerapkan ideologi lain seperti komunis atau monarki absolut. Tentu saja hal itu
tidak dapat dijamin akan terselenggara secara damai bahkan oleh negara yang mengaku paling demokratis sekalipun. Oleh karena itu, jika yang dimaksud oleh
Henry B Mayo adalah perubahan yang berada di luar konteks tersebut, maka dalam peradaban Islam sendiri hal itu telah dilakukan pada masa Kekhalifahan
Rasyidin. Banyak masyarakat Arab yang telah menyerap budaya-budaya lain
Universitas Sumatera Utara
104 berupa cara berpakaian, makan, dan ilmu pengetahuan selama tidak bertentangan
dengan hukum-hukum Islam. Perpaduan kebudayaan itu asimilasi terjadi pada masa Umar, dimana ekspansi telah dilakukan yang mengakibatkan masyarakat
Arab yang telah masuk Islam berinteraksi dengan masyarakat di luar Arab. Ketiga
, menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. Makna dari kata teratur disini juga memiliki dua arti, satu bermakna “secara tertibdamai atau
tidak ada kerusuhan” dan yang lain bermakna “secara berkala atau periode yang tetap”. Jika yang dimaksud secara tertib, maka hal itu telah diwujudkan dari
tindakan Muhammad SAW ketika menjadi pemimpin baik dalam agama maupun masyarakat Muslim dalam arti sosialpemerintahan. Ketika Muhammad SAW
sakit dan tidak dapat menjadi imam dalam shalat, Abu Bakar ditunjuk sebagai penggantinya tanpa ada kerusuhan yang terjadi. Begitu juga saat Abu Bakar
menjadi khalifah yang pertama. Akan tetapi hal itu berada dalam keadaan mutlak karena keputusan Muhammad SAW merupakan hukum bagi Muslim yang
membuat banyak para sarjana Barat modern mengatakan seperti berada dalam keadaan monarki absolut dimana semua keputusan Muhammad SAW berlaku
secara mutlak bagi Muslim. Untuk itu, pada poin ketiga ini akan dikaitkan pada keempat khalifah sebagai penerus Muhammad SAW yang keputusan mereka
bukan merupakan hukum-hukum Islam atau dijadikan ketetapan-ketetapan dalam Islam. Kesepakatan diangkatnya Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan
dan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah tidak menimbulkan kerusuhan atau peperangan walaupun ada beberapa kelompok yang merasa tidak puas dengan
keputusan tersebut. Hal itu lebih disebabkan oleh fanatisme yang timbul dari pengaruh masing-masing khalifah dalam masyarakat Arab mengingat budaya
orang Arab yang memiliki semangat yang kuat dalam kesukuan. Hal itu juga merupakan sesuatu yang wajar dalam masyarakat yang menganut demokrasi
sekaligus merupakan konsekuensi dari demokrasi itu sendiri seperti yang akan dijelaskan pada poin berikutnya. Sedangkan jika makna teratur yang dimaksud
adalah pergantian secara berkala atau berperiode tetap, dalam peradaban Islam
Universitas Sumatera Utara
105 baik masa Kekhalifahan Rasyidin yang demokratis ataupun masa Kerajaan Islam
yang berbentuk monarki absolut, tidak menunjukkan adanya implementasi nilai demokrasi tersebut. Akan tetapi jika dilihat kembali pada poin ini dengan
pengertian teratur secara berkala, Henry B Mayo mungkin tidak akan dapat memberikan satu contoh negara modern yang telah mewujudkan nilai ini. Karena
presiden negara Amerika Serikat telah digantikan oleh wakilnya karena berada dalam keadaan diluar kondisi yang ditetapkan sebelum masa periode jabatannya
habis. Jika yang nilai demokrasi yang dimaksud adalah adanya pergantian secara berkala yang ditetapkan dalam konstitusi sebagai syarat negara demokrasi, dalam
Islam hal itu diserahkan kepada ummah. Tetapi jika pergantian pemimpin dilakukan secara berkala yang tidak tetap atau tidak ada waktu yang ditetapkan
dalam konstitusi maka dalam ajaran Islam sendiri, yaitu telah dijelaskan Muhammad SAW melalui persetujuan atas Abu Bakar yang menjadi imam dalam
shalat saat dia sakit, sudah memenuhi poin yang dimaksud oleh Henry B Mayo. Karena segala ucapan, tindakan dan persetujuan Muhammad merupakan hukum
dalam Islam, maka persetujuan menggantikan posisi imam tersebut telah menjadi dasar hukum dalam Islam, yaitu ketika pemimpin sedang sakit atau tidak dapat
lagi memimpin meninggal maka digantikan oleh pemimpin yang lain. Selain itu juga ditetapkan untuk tidak patuh kepada pemimpin yang tidak melaksanakan
hukum-hukum Islam atau melanggar ketetapan yang telah ditentukan dengan kata lain melanggar konstitusi maka pemimpin tersebut boleh digantikan. Dalam masa
Kekhalifahan Rasyidin, hal itu telah diimplementasikan dimana pergantian pemimpin dilakukan ketika pemimpin yang lama meninggal tidak dapat lagi
memimpin. Oleh karena itu, nilai-nilai dalam ajaran Islam yang telah membentuk tatanan masyarakat Islam sebagai peradaban Islam, memiliki nilai-nilai yang sama
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi modern sesuai dengan poin yang dikemukakan oleh Henry B Mayo.
Keempat , membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Dalam
ajaran Islam semua telah jelas tentang permasalahan yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
106 kekerasan. Sanksi-sanksi yang dikenakan kepada pelanggaran-pelanggaran
hukum-hukum Islam seperti membunuh memiliki sanksi yang cukup keras, yaitu hukuman mati. Namun jika keluarga yang dibunuh mau menerima diat dan
memaafkan si pembunuh, hukuman mati tidak dilaksanakan. Pelanggaran lain seperti mencuri juga memiliki sanksi yang keras, yaitu dengan pemotongan salah
satu anggota tubuh yang dimulai dari tangan. Selain itu, pelanggaran lain yang lebih bersifat rohani seperti meninggalkan shalat dan puasa, sanksinya lebih
bersifat tekanan batin berupa dosa dan bukan sanksi secara fisik. Karena hal tersebut merupakan hubungan kepada Allah, bukan hubungan sesama manusia.
Dalam masa pemerintahan Islam itu sendiri, melihat kepada masa Kerajaan Umayyah dan Abbasiyah, pemakaian kekerasan tidak begitu terlihat dalam
catatan-catatan sejarah kecuali yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran yang disebutkan tadi yang pasti dilaksanakan karena sudah merupakan ketetapan
dalam hukum-hukum Islam. Namun, bagi masyarakat non-muslim yang berada dalam wilayah pemerintahan Islam dzimmi, tidak dikenakan sanksi-sanksi
tersebut kecuali membunuh seorang muslim dan penghinaan kepada agama. Masyarakat yang masuk ke dalam kategori dzimmi ini diberikan kebebasan untuk
mennyelesaikan permasalahan sesuai dengan hukum agama atau ketentuan mereka sendiri. Hal ini yang membuat banyak para sarjana Barat berpendapat
bahwa Muhammad SAW menegakkan agama dengan pedang. Namun dari sisi muslim sendiri, itu merupakan ketegasan hukum.
Kelima , mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
masyarakat yang tercermin dalam keanekaragaman pendapat, kepentingan, serta tingkah laku. Pendapat yang berbeda tidak dipermasalahkan dalam ajaran Islam
selama perbedaan itu tidak berkaitan dengan hal-hal mendasar dalam ajaran Islam, yaitu rukun Islam dan rukun Iman. Perbedaan pendapat dalam hukum-hukum
Islam yang sudah tetap dan jelas seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an ataupun telah dijelaskan oleh Muhammad SAW tidak dibolehkan. Misalnya, jumlah rakaat
dalam shalat, waktu shalat, jumlah hari puasa dan ketentuan lainnya. Di luar itu,
Universitas Sumatera Utara
107 perbedaan tidak masalah dan dalam ajaranIslam dikenal adanya Ijtihad, yaitu
kesepakatan para Ulama orang-orang berilmu karena adanya perbedaan pendapat. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam dikenal
adanya berbagai mazhab yang berkenaan dengan fiqih, seperti mazhab Syafi’i, Maliki, Hambali dan Hanafi. Serta dalam ilmu yang khusus untuk menentukan
benar atau tidaknya suatu hadits sering terjadi perbedaan di antara Ulama. Nilai- nilai tersebut telah ada sebelum Henry B Mayo mengungkapkan pendapatnya
tentang nilai-nilai demokrasi modern. Keenam
, menjamin tegaknya keadilan. Keadilan berkaitan dengan pengakuan akan adanya hak azasi manusia, yaitu hak hidup, hak milik dan hak
pengakuan persamaan derajat di dalam masyarakat dan hukum. Dan untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya hukum yang tertulis sebagai dasar
pedoman bagi suatu negara atau dalam istilah saat ini disebut konstitusi. Al- Qur’an dan Sunnah merupakan konstitusi dalam masyarakat Islam. Dalam ajaran
Islam, hukum dalam perdagangan, pembagian harta warisan, pembagian harta rampasan perang, dan perlakuan kepada tawanan perang atau budak, dan
hubungan sesama manusia telah ditetapkan. Namun melihat ke dalam peradaban Islam pada Abad Pertengahan berdasarkan sejarah yang tertulis, yaitu dari
kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh kerajaan Islam penguasa Umayyah, Abbasiyah, atau Ottoman sering kali terlihat adanya penyimpangan. Akan tetapi
jaminan terhadap tegaknya keadilan telah ditetapkan dalam ajaran Islam hanya saja pelaksanaan hukum tersebut sering kali berbeda. Seperti pembunuhan yang
dilakukan oleh keluarga Bani Abbas kepada keluarga Bani Umayyah yang tercatat dalam sejarah, dimana disebutkan bahwa pendiri Kerajaan Abbasiyah tersebut
tidak dihukum mati karena telah melakukan pembunuhan akan tetapi malah menjadi penguasa.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam demokrasi yang dikemukakan oleh Henry B Mayo juga sesuai dengan nilai-nilai dalam ajaran Islam. Namun nilai-
nilai yang menjadi dasar peradaban Islam tersebut, dalam perkembangan sejarah
Universitas Sumatera Utara
108 peradaban Islam mengalami kemunduran atau mulai diabaikan oleh masyarakat
Islam. Sehingga Kekhalifahan Rasyidin yang memiliki kekuasaan tunggal
113
Selain dari perbandingan yang dijelaskan di atas, teori filsuf Muslim Abad Pertengahan dengan teori filsuf Barat Abad Pencerahan memiliki kesamaan atau
kedekatan pemikiran. Kesamaan tersebut menunjukkan kemungkinan adanya pengaruh dari filsuf Muslim terhadap pemikiran filsuf Barat. Filsuf Muslim yang
dimaksud adalah Ibnu Khaldun dan filsuf Barat, John Locke, dalam pemikiran tentang negara. Pemikiran Ibnu Khaldun dan John Locke tentang negara sama-
sama berdasarkan dari suatu perjanjian yang dilakukan oleh masyarakat, yang juga adanya pengakuan atas hak-hak alamiah manusia yang diperoleh sejak dia
lahir. Karena perjanjian tersebut dilakukan untuk menjamin masyarakat yang melakukan perjanjian dapat memperoleh hak-hak mereka.Akan tetapi ada
perbedaan cara penyampaian tentang hak manusia di antara kedua filsuf tersebut. Ibnu Khaldun secara tidak langsung mengemukakan hak manusia itu dengan
mengatakan bahwa manusia agar bisa bertahan hidup harus makan dan berada dalam keadaan aman dari serangan makhluk-makhluk lain. Jika dijabarkan, Ibnu
Khaldun menganggap hak manusia merupakan hal yang sudah dianggap milik semua manusia dan penjagaan hidup itu yang ditekankan dalam pemikirannya,
seperti memperoleh makanan dan juga berada dalam keadaan aman dari serangan- serangan makhluk lain. Dengan kata lain, dalam menjaga hidup manusia
memerlukan adanya makanan hak milik dan berada dalam keadaan aman dari serangan-serangan makhluk lain hak kebebasan. Sedangkan John Locke
tidak seperti doktrin trias politica dan beberapa penguasa masa kerajaan yang masih memegang erat nilai-nilai dalam ajaran Islam, dapat dikatakan demokratis
meskipun tidak menganut sistem demokrasi seperti yang diterapkan oleh negara- negara modern saat ini. Karena nilai-nilai dalam ajaran Islam memiliki nilai-nilai
yang sama dengan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi modern.
113
Menurut penulis, sistem tersebut lebih dekat untuk diidentikkan kepada monarki konstitusional dimana Al Qur’an dan Sunnah sebagai konstitusi.
Universitas Sumatera Utara
109 mengemukakan secara eksplisit bahwa manusia memiliki hak alamiah, yakni hak
hidup, milik, dan kebebasan. Perbedaan tersebut bisa disebabkan kondisi lingkungan dari kedua filsuf. Ibnu Khaldun berada pada kondisi yang relatif
damai dan John Locke berada dalam kondisi sebaliknya, yaitu kondisi adanya perbedaan hak dalam masyarakat Barat yang sudah dianggap sebagai suatu bentuk
yang wajar. Tidak mengherankan John Locke dianggap bapak hak azasi manusia oleh masyarakat Barat mengingat pemikiran tersebut adalah hal yang baru bagi
mereka.
Universitas Sumatera Utara
110
BAB IV PENUTUP