Pandangan Pemikir Islam tentang Negara 1. Al-Mawardi Ibnu Khaldun

18 garis pemisah yang tegas antara permasalahan agama dan permasalahan keduniawian, khususnya di bidang pemerintahan. Ini dinamakan “pemisahan antara Gereja dan Negara”. Kedua aliran pikiran yang tersebut di atas mempersiapkan orang Eropa Barat memasuki masa “Aufklarung” Abad Pemikiran beserta Rasionalismesekitar tahun 1650-1800, suatu aliran pikiran yang ingin memerdekakan pemikiran manusia dari batas-batas yang ditentukan oleh Gereja dan mendasarkan pemikiran atas akal ratio semata-mata. Kebebasan berpikir membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik. Timbulah gagasan bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak boleh diselewengkan oleh raja dan mengakibatkan dilontarkannya kecaman-kecaman terhadap raja, yang menurut pola yang sudah lazim pada masa itu mempunyai kekuasaan tak terbatas. Pendobrakan terhadap kedudukan raja-raja absolut ini didasarkan atas suatu teori rasionalitas yang umumnya dikenal sebagai social contract kontrak sosial. 12

4. Pandangan Pemikir Islam tentang Negara 1. Al-Mawardi

Menurut Al-Mawardi, perbedaan bakat, pembawaan, dan kemampuan antara manusialah yang mendorong bagi mereka untuk saling membantu. Kelemahan manusia, yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi semua kebutuhannya sendiri, dan terdapatnya keanekaragaman dan perbedaan bakat, pembawaan, kecenderungan alami serta kemampuan, semua itu mendorong manusia untuk bersatu dan saling membantu, dan akhirnya sepakat untuk mendirikan negara. Suatu hal yang sangat menarik dari gagasan ketatanegaraan Al-Mawardi ialah hubungan antara Ahl al-‘Aqdi wa al-Halli atau Ahl al’Ikhtiar dan imam atau kepala negara itu merupakan hubungan antara dua pihak peserta kontrak sosial 12 Ni’matul Huda. 2012. Ilmu Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 195-199. Universitas Sumatera Utara 19 atau perjanjian masyarakat atas dasar sukarela, suatu kontrak atau persetujuan yang melahirkan kewajiban dan hakbagi kedua belah pihak atas dasar timbal balik. Oleh karena itu, imam, selain berhak untuk ditaati oleh rakyat dan untuk menuntut loyalitas penuh dari mereka, ia sebaliknya mempunyai kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi terhadap rakyatnya, seperti memberikan perlindungan kepada mereka dan mengelola kepentingan mereka dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. Al-Mawardi mengemukakan teori kontraknya itu pada abad XI, sedangkan di Eropa teori kontrak sosial baru muncul untuk pertama kalinya pada abad XVI. 13 Setelah organisasi kemasyarakatan terbentuk dan peradaban merupakan suatu kenyataan di dunia ini, maka masyarakat membutuhkan seseorang yang dengan pengaruhnya dapat bertindak sebagai penengah dan pemisah antara para anggota masyarakat. Tokoh yang mempunyai kekuasaan dan wibawa yang

2. Ibnu Khaldun

Adanya organisasi kemasyarakatan merupakan suatu keharusan bagi hidup manusia. Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk atau keadaan yang hanya mungkin hidup dan bertahan dengan bantuan makanan. Sementara itu, kemampuan manusia orang tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan. Manusia supaya hidup perlu makan dan untuk aman harus dapat membela diri terhadap serangan dari makhluk-makhluk hidup lain. Dua hal tersebut tidak dapat dilakukan seorang diri, maka diperlukan adanya kerjasama antar sesama manusia, dan itulah sebabnya mengapa organisasi kemasyarakatan merupakan suatu keharusan bagi hidup manusia. 13 Ibid . Hlm. 49-50. Universitas Sumatera Utara 20 memungkinkannya bertindak sebagai penengah, pemisah, dan sekaligus hakim itu adalah raja atau kepala negara. 14

5. Pandangan Pemikir Barat tentang Negara