Awal Pembentukan Identitas Barat

41 Sementara kebingungan Kristologis tetap bertahan, dekrit Theodosius menetapkan keutamaan Kristen di Kekaisaran Romawi Barat dan Timur. 34 Abad kelima merupakan abad dimulainya invasi kaum barbar dan jatuhnya Kekaisaran Barat. Setelah kematian Augustine pada tahun 430, ada pandangan yang muncul di kalangan akademisi bahwa abad tersebut menjadi waktu terjadinya tindakan destruktif, yang bagaimanapun sangat menentukan garis sejarah yang penting dalam perkembangan Eropa. Abad ini waktu dimana suku Inggris menginvasi Britania yang menyebabkan wilayah tersebut menjadi wilayah Inggris, abad ini juga dimana invasi suku Frank mengubah wilayah Gaul menajadi Perancis, dan suku Goth menginvasi Spanyol kemudian memberikan nama wilayah tersebut seperti sebutan Andalusia. St Patrick, selama bertahun-tahun dalam pertengahan abad ini, mengubah orang-orang Irlandia menjadi pemeluk Kristian. Di seluruh Eropa Barat, kerajaan Jermanik menggantikan birokrasi Kekaisaran Romawi Barat yang terpusat. Pos kekaisaran berhenti, jalan-jalan besar rusak, peperangan di antara kaum barbar telah menghentikan perdagangan skala besar yang telah dibangun oleh Kekaisaran Romawi, dan kehidupan kembali menjadi lokal baik secara politik maupun ekonomi. Pusat kewenangan hanya tersisa dalam Gereja, dan dengan banyak kesulitan. 35 Periode yang dikenal dengan Abad Kegelapan mungkin telah menghancurkan agama Kristen ortodoks di Eropa. Serbuan kaum barbar di abad ke-5 dan ke-6 menghancurkan Kekaisaran Romawi di sana. Eropa menjadi daerah primitif. Reruntuhan periode Romawi menjadi masa lalu yang dimiliki oleh ras besar, yang saat itu memiliki pencapaian yang menakjubkan. Budaya Kekaisaran lenyap bersama sebagian besar kearifan dari masa kuno. Rakyat bahkan tidak dapat bertani secara memadai dan pemukiman-pemukiman mereka rapuh tersapu

2. Awal Pembentukan Identitas Barat

34 David Levering Lewis.Op. Cit.,Hlm. 39-40. 35 Bertrand Russell. 2013. History of Western Philosophy. London: Routledge. Hlm. 341. Universitas Sumatera Utara 42 habis oleh siklus kelaparan, banjir, dan penyakit yang tak kunjung habis. Seolah- olah keimanan sejati benar-benar dihancurkan oleh “kehidupan duniawi” karena penduduk barbar yang baru di Eropa adalah orang bid’ah atau pemuja berhala. Di Eropa daerah selatan, agama Kristen peninggalan dari masa kuno berhasil bertahan. Di perbatasan biara-biara, para rahib atau pendeta berhasil menjaga tulisan-tulisan dari beberapa Bapak gereja dan sedikit teks klasik. Tapi di provinsi-provinsi utara Kekaisaran lama, yang selalu jauh dari pusat utama kekuatan politik, tampak seakan masyarakat akan terjatuh tanpa harapan pada situasi-tak-bertuhan dan penuh kesalahan. Namun, Gereja Barat bukan hanya berhasil bertahan hidup, ia bahkan memungkinkan Barat untuk bangkit dengan kekuatan baru selama periode Perang Salib. Para paus mengirim misionaris ke kerajaan-kerajaan barbar di utara pengunungan Alpen dan mencapai beberapa keberhasilan yang patut diperhitungkan. Mereka berhasil mengalihkan kaum Anglo-Saxon di Inggris dan kaum Frank di Gaul ke agama Kristen Romawi “yang benar”. Tapi kedua kaum itu sebagian besar buta huruf dan tak terdidik. Keimanan mereka sering kali merupakan campuran membingungkan antara ajaran Kristen dan gagasan-gagasan pagan. Jelas bahwa masih banyak sekali yang harus dilakukan sebelum Eropa sepenuhnya pulih dari runtuhnya kekaisaran itu. Namun, Eropa memiliki tetangga-Kristen yang kuat. Walaupun kekaisaran telah dihancurkan di barat, bagian timur kekaisaran yang beribukota Konstantinopel tetaplah utuh dan oleh orang Eropa saat itu dikenal dengan Byzantium. Kaisar Konstantinopel, yang menjadi kepala gereja dan negara, adalah keturunan para kaisar Romawi. Ia masih memerintah dalam negara yang kuat dan terpusat serta bertempur dengan mahir dalam operasi-diplomatik-dan-militer yang hebat untuk menjaga agar tentara Islam tidak bergerak mendekat. Sebagai satu- satunya kaisar yang tersisa, ia menjadi penguasa Italia, yang belum dimasuki sama sekali oleh kaum barbar. Sang kaisar memiliki pusat pemerintahan di Ravenna. Karena itu, kekaisaran Yunani Byzantium menikmati keberlanjutan yang tak terputus dan menjadi satu-satunya tempat agama Kristen kuno dari Universitas Sumatera Utara 43 Kekaisaran Romawi dapat bertahan hidup di dunia. Gereja Timur memiliki pendekatan pada masalah teologi dan konsep kesucian Tuhan yang tradisinya banyak berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gereja Latin di Roma. Namun, belum ada perbedaan doktrinal antara agama Kristen Timur dan Barat. Perbedaan mereka lebih bersifat psikologis daripada teologis. Setelah hancurnya Kekaisaran Romawi Barat, orang-orang Latin merasa cemas terhadap tradisi dan identitas Latin mereka. Orang-orang Latin tidak ingin tersapu oleh pengaruh orang-orang Yunani walaupun kebanyakan paus pada awal Abad Pertengahan berasal dari Yunani atau kaum Kristen Timur. Para pemeluk Kristen yang dulunya kaum barbar di antara kaum Anglo- Saxon dan kaum Frank secara khusus adalah para pembela ritus Latin dan mereka amat gelisah. Menurut mereka, Barat tidak boleh menjadi sekedar pos luar Gereja Ortodoks Yunani dari Byzantium. Mereka merasa tersinggung dengan cara orang- orang Yunani yang jelas-jelas memandang rendah mereka dan mereka juga benci pada fakta bahwa Romawi, satu-satunya kejayaan yang tertinggal di Eropa, harus didominasi oleh Byzantium, dan bahwa di sana mereka lebih banyak yang berbicara dalam bahasa Yunani daripada bahasa latin, dan bahwa Paus adalah seorang Yunani. Para pemeluk Kristen Barat tidak ingin menciptakan Gereja yang terpisah. Mereka sekedar ingin diperlakukan dengan rasa hormat dan dimuliakan. Sementara itu, para paus melihat bahwa para kaisar Byzantium cenderung menyaingi klaim mereka sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Ketika pada tahun 729, Kaisar ternyata berani mengirim instruksi kepada Paus Gregory II mengenai masalah-masalah doktrinal, Paus mengamuk dan memobilisasi –paling tidak dalam semangatnya– gereja-gereja Barat untuk melawan saudara Yunani mereka yang mulia. Ia mengumumkan bahwa ia akan mengirimkan misionaris baru ke “bagian-Barat yang paling jauh” dan bersumpah bahwa ia akan pergi sendiri untuk membaptis para pemeluk Kristen baru tersebut.Gereja Romawi Roman Church mulai terorganisasi dengan baik di zaman Paus Gregorius I 590-604 Universitas Sumatera Utara 44 yang dikenal sebagai the “Great”. Dialah yang membangun awal mula birokrasi kepausan masa Abad Pertengahan dan memperkuat kekuasaan kepausan papacy’s power. Gregorius menggunakan administrasi Romawi untuk mengorganisasikan kekayaan Gereja di Italia, Sisilia, Sardinia, Gaul, dan wilayah lainnya. Ia memperkuat otoritas kepausan atas uskup dan para pastur lainnya, mengirimkan misionaris untuk menaklukkan Anglo-Saxon, dan melakukan aliansi dengan kaum Frank Perancis. Paus Gregorius juga melakukan aktivitas ekonomi dengan mengimpor gandung untuk memberi makan prajurit Romawi dan mengirimkan pasukan untuk melawan kelompok heretic Lombard. 36 Dua puluh tahun kemudian, seorang paus menyeberangi pengunungan Alpen, yakni ketika Stephen II bersekutu dengan Pepin, raja baru kaum Frank dan putranya Charlemagneyang terkenal dalam buku lain disebutkan dengan nama Charles Martel. Dia membantu Stephen II menyebrangi pengunungan Alpen. 37 36 Adian Husaini. 2005.Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal. Jakarta: Gema Insani.Hlm. 32. 37 John Drinkwater dan Hugh Elton. 2002. Fifth-Century Gaul: A Crisis of Identity?. Cambridge: Cambridge University Press. Hlm. 45 Akibatnya, Pepin memosisikan Kaisar Yunani sebagai pelindung sekuler Paus. Walaupun Pepin belum menjadi kaisar, orang-orang Byzantium memandang Paus Stephen II sebagai pengkhianat dan Pepin sebagai seorang barbar yang congkak. Tetapi di Barat, orang-orang sangat senang pada menonjolnya kekuatan Barat yang baru ini dan memandang Pepin dengan penuh kekaguman, yang sedang membangun kekaisaran-kaum-Frank yang kuat akan disebut sebagai Kekaisaran Romawi Suci pada abad berikutnya, yang memaksa lebih banyak lagi kaum pagan untuk masuk ke dalam Kristen dalam upaya besar untuk menjadikan Eropa sebagai kekuatan kokoh dan bersatu. Perang-perang suci untuk ekspansi dilanjutkan oleh putranya, Charlemagne, yang pada akhirnya meneruskan kekuasaan Pepin pada tahun 771 dan secara menakjubkan memperluas wilayah kekuasaan.Pada tahun 800, Paus Leo III menobatkan Charlemagne sebagai Kaisar Romawi Suci di Barat pada Hari Natal.Pada saat itulah Kekaisaran Romawi Suci Universitas Sumatera Utara 45 yang dulunya merupakan Kekaisaran Romawi Barat berdiri sebagai Kekaisaran yang berdaulat dan terpisah secara politik sekaligus religius dari Kekaisaran Romawi Timur. Penobatan ini merupakan tantangan terbuka terhadap Byzantium sebagaimana disadari baik oleh Charlemagne maupun Paus Leo III. Charlemagne yang tidak dapat membaca dan menulis, duduk di keagungan singgasana kekaisaran dan menjajarkan dirinya dengan Kaisar Yunani yang terpelajar. Bagi orang-orang Byzantium, hal itu menyakitkan saat menyadari bahwa keturunan kaum barbar, yang telah menghancurkan kekaisaran di barat, duduk di singgasana kekaisaran. Tapi bagi banyak orang di Eropa, tampak bahwa Barat siap menentukan nasib mereka sendiri dan menampakkan kemerdekaan dari orang- orang Yunani yang angkuh. Katedral St. Maria yang agung dari Charlemagne di ibukota kekaisarannya di Aachen dimodelkan pada basilica kekaisaran Byzantium di Ravenna. Ia secara cukup sadar merancang dirinya sebagai rekan setara dengan Kaisar dari Kekaisaran Romawi Timur. 38 Charlemagne memerintahkan semua rakyat taklukannya untuk menjadi Kristen. Ia memerintahkan agar setiap orang Saxon yang menolak dibaptis, dibunuh. Ia tegaskan bahwa tata cara Roma dan bahasa Latin digunakan dalam liturgi. Ia ingin semua orang di kekaisaran itu melakukan ibadah dalam satu bahasa. ia sangat terpengaruh atas hubungannya dengan Roma, hingga tahun 781 ia meminta Paus Adrianus untuk memberinya sebuah Sacramentary. 39 38 Michael Frassetto. 2003. Encyclopedia of Barbarian Europe: Society in Transformation. Santa Barbara: ABC-CLIO. Hlm. 110-111. 39 Michael Collins dan Matthew APrice. 2006. The Story Of Christianity, Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 90. Selama 400 tahun, karena peperangan diantara para masyarakat Barat yang baru ini, hanya sedikit karya tertulis yang bisa dibuat di Eropa. Para pengarang Kristen menulis dalam scriptoria, di mana naskah-naskah disalin dalam bahasa Latin. Sebuah naskah baru ditulis dan ejaannya distandarisasi oleh Alcuin dan murid-muridnya di istana kaisar di Aachen. Beberapa naskah bergambar yang terbaik dihasilkan Universitas Sumatera Utara 46 dalam masa ini. Charlemagne memahami pentingnya pendidikan dan bahkan sebelum menjadi kaisar.Ia mengeluarkan peraturan dalam tahun 787, yang memerintahkan agar semua biara dan rumah para uskup harus menjadi tempat pendidikan dan pembelajaran. Kebijakan Karel Agung ini disebut sebagai Renaissans Carolingian. 40 Kekaisaran Charlemagne dan seluruh pencapaiannya buyar setelah kematiannya pada 28 Januari 814.Selama abad ke-9 dan ke-10, Eropa mengalami serbuan-serbuan baru yang menunda kemajuannya. Orang-orang Viking menyerbu dari utara, kaum Magyar dari timur. Tapi lepas dari semua tekanan ini, Eropa tidak pernah melupakan Charlemagne. Masyarakat memandangnya dengan rasa nostalgia sebagai simbol kehormatan dan kemerdekaan Barat. Selama abad ke-10, kaum Frank kehilangan kepemimpinan Eropa. Kepemimpinan itu beralih ke Jerman, yang pernah ditaklukkan Charlemagne. Namun ada juga yang mengkritik kisah Charlemagne seperti John Drinkwater, yang tidak setuju dengan penyebutan kaisar atas Charlemagne. Dalam bukunya diasumsikan bahwa bahwa tulisan Paul the Deacon tentang kisah Charlemagne membingungkan. Dalam bukunya jugadisebutkan bahwa Charlemagne adalah seorang penakluk Hunnic Avars, renovator Kekaisaran Romawi, pemimpin dari semua suku-suku Jerman yang bersatu dalam mempertahankan Eropa Barat. Dia memindahkan sebuah patung Kaisar Theodosius yang terkenal dari Ravenna ke Aachen. 41 Pada tahun 882, terjadilah sesuatu yang sulit dipercaya. Paus Yohanes VIII dibunuh dan menjadi paus pertama yang meninggal karena dibunuh. Ia meninggal di tangan para pengiringnya yang tidak puas kepadanya. Ia diracuni dan kemudian dipukuli hingga meninggal. Hal ini kemudian disusul dengan hal-hal lain yang lebih buruk. Pada musim gugur tahun 896, Paus Stefanus VIII membawa jenazah pendahulunya, Paus Formosus, yang diambil dari makamnya dan dihadirkan dengan jubah kepausannya. Tuduhan atas almarhum paus itu kemudian dibacakan 40 Ibid . Hlm. 91-92. 41 John Drinkwater dan Hugh Elton. Op. Cit., Hlm. 44-46. Universitas Sumatera Utara 47 sebelum jari-jarinya yang menyampaikan berkat dipotong dan jenazahnya dilemparkan ke Sungai Tiber. Stefanus, yang jelas-jelas terganggu jiwanya, sejak lama telah melawan Formosus karena rasa iri hati. Karenanya, tidak mengherankan jika akhirnya Stefanus sendiri mengalami hal yang buruk di akhir hidupnya. Ia dimasukkan ke dalam penjara dan meninggal karena dicekik oleh sekelompok orang Roma. 42 Situasi buruk ini masih terus berlangsung sampai pada tahun 962 sumber lain menyebutkan pada tahun 963, 43 Otto I menjadi Kaisar Romawi Suci dan memulai membangkitkan Kekaisaran Romawi Suci. Dia seorang bangsawan dari Saxony, yaitu salah satu dari lima daerah yang luas di wilayah kekuasaan Charlemagne. Daerah yang lain adalah Bavaria, Franconia, Swabia, Lorraine yang kemudian menjadi negara Jerman pada saat ini. Ayah Otto, Henry the Fowler, juga seorang raja yang mendapat titel raja dan kekuasaan yang sama- samar di keempat wilayah tersebut. Dan pada saat Otto berkuasa titel raja tersebut berlaku secara resmi 44 Kedaulatan itu dia peroleh setelah dia berhasil mengalahkan Berengar yang menyerang wilayah Swabia dan menikahi Adelheid, ratu kerajaan tersebut. Hubungan kedua kerajaan menjadi erat yang kemudian disahkan oleh Paus John XII sebagai kaisar dan permaisuri, titel politik yang agung sekaligus sebagai status suci. 45 Gereja juga memulai upaya yang lebih efektif untuk mereformasi semangat kejiwaan Eropa. Reformasi ini dimulai pada akhir abad ke-10 di Biara Ordo Benedektin Cluny di Burgundy dan di banyak cabangnya. Para rahib Reformasi Cluny ingin mengkristenkan masyarakat Eropa dan mendidik mereka dalam cara Kristen sejati. Selalu ada perbedaan antara yang dimaksud oleh 42 Yosef Lalu. 2010. Gereja Katolik Memberi Kesaksian Tentang Makna Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 18. 43 Ibid . Hlm. 19. 44 Christopher Kleinhenz. 2004. Medieval Italy: An Encyclopedia, Volume 2. New York: Routledge. Hlm. 810. 45 Phyllis G Jestice. 2004. Holy People of the World: A Cross-cultural Encyclopedia. Santa Barbara: ABC- CLIO. Hlm. 11. Universitas Sumatera Utara 48 pendukung Reformasi Cluny dengan apa yang dipahami orang awam, tetapi reformasi itu sangat berhasil. Sebagian besar dari paus yang kuat dan berhasil di abad ke-11 berasal dari para pendukung Reformasi Cluny yang membantu menyebarkan berbagai gagasan tentang reformasi tersebut serta menjadikannya sebagai kebijakan resmi Gereja. Perlahan orang Eropa menjadi Kristen, baik dalam semangat maupun dalam sebutannya, tetapi semangat Kristen hanya dimiliki oleh kaum Cluny. Di Norwegia, Kristianitas diperkenalkan dengan cara yang tidak biasa, karena bukan biarawan yang berkhotbah, tetapi raja. Pada tahun 1016, Olaf I menjadi Raja Norwegia. Ia telah mempelajari dan menjadi pemeluk agama Kristen di Inggris. Seperti pemerintahan sebelumnya, ia memaksa para pengikutnya untuk mengikuti keyakinannya. Setelah wafatnya tahun 1030, ia dinobatkan sebagai santo pelindung Norwegia. 46 Salah satu jalan bagi gerakan-gerakan yang mengantarkan Eropa dalam identitas Kristen baru adalah proyek pembangunan mereka yang ambisius, yang pencapaian mereka telah dibandingkan dengan pembangunan orang-orang Romawi. Hal ini sangat mengesankan jika melihat betapa miskinnya Eropa pada saat itu. Ratusan gereja dibangun di sepanjang wilayah Kekaisaran Romawi Suci, bahkan di desa-desa atau pemukiman yang cukup kecil. Bangunan-bangunan batu yang mengesankan dengan gaya Romawi ini menjulang di antara gubuk-gubuk sederhana masyarakat dan dapat dipandang dari jarak bermil-mil jauhnya. Hal ini memberikan penampilan seragam di Eropa yang menunjukkan adanya semangat Kristen yang bersatu. Di gereja-gereja ini masyarakat mendengarkan misa dan diajarkan tentang keimanan. Orang-orang mempelajari berbagai pelajaran penting dalam patung-patung bergaya Romawi yang mengabadikan adegan Iblis berjuang melawan para Prajurit Tuhan. Hidup tampak terdiri dari pertempuran abadi dengan seluruh kekuatan Iblis dan hal ini tercermin dalam biara-biara Ordo 46 Michael Collins dan Matthew A Price. Op. Cit.,Hlm. 87. Universitas Sumatera Utara 49 Benediktin. Biara-biara ini selalu dipandang sebagai benteng-benteng, yang melancarakan perang suci melawan Iblis sebagaimana para ksatria bertempur melawan kaum Magyar, kaum Muslim, dan orang-orang Viking yang telah menyerang Eropa. Tak ada pemikiran untuk menawarkan gambaran kesan yang menenteramkan atau kedamaian pada kaum Kristen, karena di Eropa hidup masih sangat terlalu keras dan berbahaya. Gereja-gereja memang benar-benar menjadi benteng bagi orang-orang biasa pada waktu perang. Selama abad ke-11, berbagai invasi tak ada lagi, tetapi masih tersisa perang feodal yang sengit dan keras. Para ksatria tidak lagi menjadi pembela Kekaisaran Romawi Suci, tetapi, dengan tidak adanya musuh bersama dari luar, mereka berperang satu sama lain. Selama pertempuran,kaum miskin yang terperangkap di antara dua tentara para ksatria yang sedang berperang, mereka dapat membarikade diri mereka sendiri dalam gereja dan berlindung di sana. Gereja berkata sangat jelas kepada mereka bahwa bukan hanya perang dalam pertempuran rohani mewakili masyarakat, tapi gereja juga melindungi mereka jauh lebih efektif dari para ksatria, yang tak punya perhatian pada kesejahteraan rakyat. Orang-orang jelata harus meminta bantuan dan bimbingan kepada Gereja, bukan kepada baron dan prajurit mereka. Namun, walaupun tak bisa disangkal bahwa proyek-proyek pembangunan ini sangat penting, masyarakat masih harus belajar banyak tentang fakta-fakta mendasar dari kehidupan Kristen. Reformasi Cluny berusaha menyediakan bimbingan dan bantuan yang lebih bersifat rohani bagi rakyat daripada menyediakan tempat-tempat berteduh yang murni fisik dalam gereja-gereja baru itu. Mereka percaya bahwa merekalah orang Eropa yang hidup sesuai dengan semangat Injil. Wajar saja ketika mereka mencoba meng-Kristen-kan Eropa mereka, mengajarkan orang Eropa untuk hidup seperti para rahib. Benar bahwa para rahib pendukung Reformasi Cluny hidup lebih nyaman daripada kebanyakan orang miskin pada waktu itu dan bahwa biara-biara pendukung Reformasi Cluny menjadi lembaga yang kaya dan berkuasa, jauh berbeda dari keadaan komunitas Universitas Sumatera Utara 50 Kristen di Yerusalem. Tetapi kaum Benediktin tidak memiliki hak milik pribadi dan mereka menjalani hidup komunal, dengan para rahib yang berbagi semuanya secara setara. Seorang rahib Benediktin juga mengambil sumpah keteguhan, yang berarti ia berjanji untuk menetap di sebuah biara selama hidupnya. Keteguhan adalah nilai yang penting dalam dunia yang tidak aman di Abad Pertengahan, masa ketika kondisi primitif membuat seluruh hidup tampak sangat singkat dan sementara. 47 Pada masa itu, musuh Barat bukanlah Islam, melainkan orang-orang Byzantium. Utusan orang-orang Byzantium digambarkan sebagai terampil tetapi bodoh dan jelas tidak sebanding dengan kaum Frank. Seiring dengan Eropa yang menampakkan kemerdekaan yang baru, mereka menyiapkan diri secara agresif melawan Gereja Timur dan memandang Byzantium sebagai musuh alamiah dari identitas Barat yang sedang berusaha dibangun.Pada tahun 1136, seorang uskup dari Timur menulis surat kepada seorang uskup di Barat, yang dengan ringkas merangkum akar permasalahan yang mengakibatkan jarak antara Gereja Barat dan Gereja Timur semakin lebar. Gereja TimurOrtodoks menganggap kepausan sebagai kehormatan yang diunggul-unggulkan dan pemimpin cinta kasih, tetapi mereka sama sekali tidak pernah mengakui bahwa kepausan mempunyai kekuatan untuk mengatur mereka secara hukum. 48 Hingga akhir masa pemerintahan Charlemagne seluruh masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan telah menjadi Kristen.Setiap hari Gereja menawarkan stimulasi harian dan tahunannya. Terpisah dari Ekaristi mingguan, hari-hari pesta, dengan adanya prosesi dan devosi, menandai adanya perbedaan dari ritme mingguan. Selain itu, dari acara-acara tersebut, masyarakay awam boleh

3. Masyarakat Barat Pada Abad Pertengahan