Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Baghdad

73 dalam persaingan kuat dan sehat yang memberikan laba ke kota tersebut. Dirham ‘Abdu Al-Rahman III adalah bagian dari remonetisasi perdagangan dunia, fenomena dinamis yang dimungkinkan oleh kontrol dan akses ekumene Arab ke sumber daya berlimpah perak dan tembaga. Harus dicacat bahwa ekonomi Kordoba dioperasikan di bawah kontrol harga yang ditetapkan oleh negara. Ini adalah ekonomi tanpa bunga yang dibebankan pada pinjaman. Meskipun hubungan antara Al-Andalus Umayyah dan Irak Abbasiyah sering mendektai perang terbuka, permusuhan politik bersama hanya berdampak sedikit pada hubungan perdagangan. 81 Baghdad merupakan ibukota Kerajaan Abbasiyah yang menggantikan Damaskus sebagai ibukota kerajaan Umayyah. Sejarah dan legenda menyebutkan bahwa zaman keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifaan Harun Al- Rasyid 786-809. Meskipun usianya kurang dari setengah abad, Bagdad pada saat itu muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran internasional yang luar biasa. Baghdad menjadi saingan satu-satunya bagi Byzantium.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Baghdad

82 Etimologi kata “baghdad” sebenarnya berasal dari bahasa Persia Kuno, “bagh” Tuhan dan “dadh” didirikandasar yang dari kata tersebut dapat diartikan sebagai “kota yang didirikan oleh Tuhan” teks asli dalam bahasa Inggris, yaitu “founded by God” yang juga bisa bermakna didirikan berdasarkan Tuhanhukum Tuhan. 83 Berbicara mengenai perkembangan ilmu pengetahuan di Baghdad tidak terlepas dari pemerintahan Kerajaan Abbasiyah. Kekuasaan Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti 81 David Levering Lewis. Op. Cit., Hlm. 310-312. 82 Philip Khuri Hitti. Op. Cit., Hlm. 375. 83 Guy Le Strange. 2011. Baghdad: During the Abbasid Caliphate. New York: Cosimo Inc. Hlm. 10-11. Universitas Sumatera Utara 74 Abbasiyah didirikan oleh ‘Abdullah Al-Saffah ibnu Muhammad ibnu Ali ibnu ‘Abdullah ibnu Al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 750-1258 132-656 H. Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode: 1. Periode Pertamaantara tahun 750-847 132-232 H, disebut periode pengaruh Persia pertama. 2. Periode Kedua antara tahun 847-945 232-334 H, disebut masa pengaruh Turki pertama. 3. Periode Ketiga antara tahun 945-1055 334-447 H, masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua. 4. Periode Keempat antara tahun 1055-1194 447-590 H, masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua. 5. Periode Kelima antara tahun 1194-1258 590-656 H, masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Baghdad. Pada periode pertama, pemerintahan Bani Abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai Universitas Sumatera Utara 75 menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Masa pemerintahan Abu Al-Abbas, pendiri dinasti ini, sangat singkat, yaitu dari tahun 750 sampai 754. Karena itu, Pembina sebenarnya dari daulat Abbasyiah adalah Abu Ja’far Al Mansur 754-775. Dia dengan keras menghadapi lawan-lawannya dari Bani Umayyah, Khawarij, dan juga Syi’ah yang merasa dikucilkan dari kekuasaan. Untuk mengamankan kekuasaannya, tokoh-tokoh besar yang mungkin menjadi saingan baginya satu per satu disingkirkannya. ‘Abdullah bin Ali dan Shalih bin Ali, keduanya adalah pamannya sendiri yang ditunjuk sebagai gubernur oleh khalifah sebelumnya di Syiria dan Mesir, karena tidak bersedia membaiatnya, dibunuh oleh Abu Muslim Al-Khurasani atas perintah Abu Ja’far. Abu Muslim sendiri karena dikhawatirkan akan menjadi pesaing baginya, dihukum mati pada tahun 755. Pada masa pemerintahan Al-Mansur, dia melakukan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Di bidang pemerintahan, dia menciptakan tradisi baru dengan mengangkat Wazir sebagai koordinator departemen. Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balkan, Persia. Dia juga membentuk lembaga protokol negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara di samping membenahi angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad ibnu ‘Abdu Al-Rahman sebagai hakim pada lembaga kehaiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak Bani Umayyah ditingkatkan peranannya dengan tambahan tugas. Kalau dulu hanya sekedar untuk mengantar surat, pada masa Al-Mansur, jawatan pos ditugaskan untuk menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah, sehingga administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar. Para direktur jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur setempat kepada khalifah. 84 84 Badri Yatim. Op. Cit.,Hlm. 49-51. Universitas Sumatera Utara 76 Sebelum perkembangan ilmu pengetahuan di Baghdad perlu diketahui bahwa kebanyakan sumber ilmu pengetahuan dibawa dari Kekaisaran Romawi Timur di Bizantium,kekaisaran yang masih mewarisi ilmu pengetahuan dari masa Yunani Klasik. Menjelang abad keenam, ciri Kekaisaran Romawi berubah drastis dari masa Kaisar Augustus. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan bahasa Latin menjadi bahasa Yunani sebagai bahasa utama ibukota dan ajaran Kristiani menggantikan posisi dewa-dewa Yunani dan Romawi. Dari masa itu mereka cenderung menyebut Bizantium bukannya Romawi lagi. Kaisar Justinian mematahkan hubungan langsung terakhir Romawi dengan zaman klasik pada tahun 529 dikeluarkannya dekrit yang melarang kaum pagan untuk mengajar. Akibatnya Akademi Plato yang kuno itu di Athena ditutup. Sebelumnya, Akademi Plato di Alexandria dan Perpustakaan Umum Alexandria dimusnahkan beserta semua kuil-kuil pagan karena berada dalam wilayah Kekaisaran Romawi pada saat itu setelah dikeluarkannya dekrit Kaisar Theodosius pada tahun 391. Meskipun Akademi Plato ditutup oleh kaisar Justinian, budaya Yunani klasik bertahan di Bizantium. Bukan hanya di Konstantinopel melainkan juga di propinsi-propinsi di tenggara kekaisaran terutama di antara para penganut Kristen schisme , yang sudah menerjemahkan buku-buku berbahasa Yunani ke dalam bahasa Syria. 85 Abu Ja’far Al-Mansur, saudara khalifah pertama Kerajaan Abbasiyah yang juga menjadi penggantinya pada tahun 754, mendirikan Baghdad sebagai ibukota barunya pada tahun 762-765. Kota Baghdad berada di dekat bekas ibukota Persia yang telah ditaklukkan, Ctesiphon. Baghdad mencapai puncaknya sebagai pusat kebudayaan di bawah pimpinan Al-Mansur dan empat generasi penerusnya, di mana yang paling terkenal adalah Harun Al-Rasyid berkuasa antara tahun 786- 809. Menurut sejarawan Al-Mas’udi wafat 956, Al-Mansur mengawali sebuah program yaitu memerintahkan buku-buku filsafat dan sains dalam bahasa Yunani dan bahasa-bahasa asing lainnya untuk diterjemahkan ke bahasa Arab, termasuk, 85 John Freely. Op. Cit.,Hlm. 55-58. Universitas Sumatera Utara 77 buku-buku karya Aristoteles mengenai logika, buku Almagera karya Ptolomeus, Arithmetic karya Nichomacus of Gerasa, buku Element karya Euclid, dan buku- buku klasik lainnya dari zaman Yunani klasik. Buku-buku tersebut dipublikasikan untuk publik yang berminat mempelajari dan mengabdikan diri mereka untuk memahami buku-buku. Salah satu alasan mengapa Al-Mansur memulai kampanye penerjemahan adalah rasa ketertarikannya yang mendalam terhadap bidang astrologi, di mana sumber-sumber yang paling penting tertulis dalam bahasa Yunani. Sejarawan Al- Mas’udi menulis tentang minat besar Al-Mansur pada astrologi yang kemudian membuatnya mempekerjakan beberapa ahli astrologi di istananya. “Dalam grupnya disertakan olehnya Nawbakht Si Zoroaster, yang pindah agama menjadi Islam atas anjurannya. Di grupnya itupun ada ahli astrologi Ibrahim Al-Fazari, penulis karya ode tentang bintang-bintang dan benda-benda astrologi lainnya juga sejumlah buku astronomi, dan ada ahli astrologi ‘Ali ibnu ‘Isa Si Ahli Astrolabe”. 86 Kampanye penerjemahan juga dibantu oleh klan Barmakid, sebuah keluarga yang memegang beberapa jabatan menteri yang paling penting di tahun- tahun pertama Kerajaan Abbasiyah, memangku kekuasaan dari tahun 750-803. Penasehat khalifah Harus Al-rasyid, yaitu Yahya Si Barmakid, menjadi salah satu pendukung utama kampanye penerjemahan, berasal dari kota Marw Merv, ibukota Khurasan, propinsi timur laut Persia kini di Turkmenistan. DeLacy O’Leary mencatat bahwa di saat itu Marw menjadi salah satu pusat orang-orang terpelajar Yunani. Yahya dikenal oleh cendekiawan Tunisia Afrika di abad kesepuluh bernama Abdullah ibnu Abu Zayid sebagai orang yang mempelopori ‘kebijakan Abbasiyah’ dengan menghidupkan sains Yunani dalam Islam, membawa masuk buku-buku berbahasa Yunani dari kerajaan Bizantium, dan menerjemahkannya ke bahasa Arab. 86 Ibid . Hlm. 61-63. Universitas Sumatera Utara 78 Penerus khalifah Al-Mansur, Muhammad Al-Mahdi berkuasa antara tahun 775-785 melanjutkan penerjemahan tersebut. Dia memerintahkan penerjemahan buku Aristoteles berjudul Topics yang berbahasa Syria ke dalam bahasa Arab, yang mana sudah diterjemahkan dari bahasa Yunani sebelumnya. Di kemudian hari buku tersebut diterjemahkan langsung dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Alasan penerjemahan buku Topics adalah bahwa buku itu mengajarkan seni argumentasi sistematis, yang dianggap vital dalam percakapan antara cendekiawan muslim dan cendekiawan dari agama-agama lain, dan dalam mengubah orang-orang yang bukan penganut Islam untuk masuk memeluk agama Islam, yang menjadi kebijakan Kerajaan Abbasiyah. 87 Kampanye penerjemahan di Baghdad di bawah kepemimpinan Kerajaan Abbasiyah terpusat di Bait Al-Hikmah atau yang disebut “House of Wisdom”, yang dahulunya adalah sebuah perpustakaan. Manuskrip-manuskrip berbahasa Pahlavi disimpan di sana dan pada masa awal dinasti Abbasiyah sejumlah manuskrip tersebut diterjemahkan ke bahasa Arab. Sumber utama penerjemah- penerjemah untuk menerjemahkan buku-buku tersebut adalah Abu Al-Faraj Muhammad ibnu Al-Nadim, seorang penjual buku Baghdad yang membuat katalog buku-buku yang ada di kota di saat itupada tahun 987-988. 88 Tiga perempat abad setelah berdirinya Baghdad, dunia literatur Arab telah memiliki karya-karya filsafat utama Aristoteles, karya para komentator neo- Platonis, dan tulisan-tulisan kedokteran Galen, juga karya-karya ilmiah Persia dan India. Hanya dalam waktu beberapa puluh tahun para sarjana Arab telah menyerap ilmu dan budaya yang dikembangkan selama berabad-abad oleh orang Yunani dan dibelokkan kembali ke Eropa oleh orang Arab di Spanyol dan Sisilia, yang membidani lahirnya Renaissance Eropa. 89 87 Ibid . Hlm. 72-74. 88 Ibid . Hlm. 77. 89 Philip Khuri Hitti. Op. Cit., Hlm. 382. Universitas Sumatera Utara 79 Bahkan ada yang berpendapat bahwa perkembangan abad ke-12 dan ke-13 di Barat bukan disebabkan oleh Perang Salib. Karena para cendekiawan Barat Abad Pertengahan yang tidak ikut dalam Perang Salib atau para Tentara Salib itu sendiri tidak pernah ke pusat peradaban Islam Baghdad, Damaskus, Toledo, dan Kordoba. Perkembangan Barat lebih disebabkan oleh kebangkitan perdagangan dan adanya aktivitas para sarjana dan penerjemah di Spanyol dan Sisilia. Juga adanya permintaan pasar yang semakin tinggi atas produk-produk dari Timur dan lahirnya perbankan. Kota Venice, Genoa dan Pisa mendapat keuntungan dari monopoli perdagangan di sekitar Laut Mediterania. Dia juga menambahkan, bagaimanapun juga Perang Salib telah memberikan pengaruh pada ilmu pengetahuan bidang geografi dan memberikan keberanian kepada masyarakat Barat untuk melakukan perjalanan dan penjelajahan. 90 Penulis puisi istana sang amir yang juga ahli astrologi adalah ‘Abbas ibnu Firnas wafat 887, lahir di Roda asal Berber, yang juga adalah seorang astronom, dokter, inventor dan pemusik. Ibnu Firnas memperkenalkan tabel-tabel astronomi versi Al-Khawrizmi yang berjudul the Zij Al-Shindind, yang selanjutnya memberi pengaruh cukup penting pada perkembangan astronomi di Eropa. Atas dukungan 5.Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Kordoba ‘Abdu Al-Rahman II berkuasa antara tahun 822 sampai 852 memulai perkembangan ilmu pengetahuan di Al-Andalus dengan mengirim seorang utusan ke Timur untuk membeli buku-buku, termasuk tabel-tabel astronomi dan juga karya-karya tulis di bidang astronomi, filsafat, kedokteran dan musik. Sang amir sangat tertarik pada bidang astronomi dan astrologi, diperkirakan karena peristiwa gerhana total yang terjadi pada tanggal 17 September 833, yang begitu menakutkan orang-orang di Kordoba sampai-sampai mereka semua cepat-cepat berkumpul di Masjid Agung Kordoba untuk memohon ampun pada Yang Kuasa. 90 Harold E Rogers. 2006. The History of Democracy: From the Middle East to Western Civilizations. Bloomington: AuthorHouse. Hlm. 42. Universitas Sumatera Utara 80 sang amir, Ibnu Firnas mendirikan sebuah observatorium di Kordoba, berikut sebuah planetarium, armillary sphere dan sebuah jam-air yang bisa menunjukkan waktu untuk shalat. Ibnu Firnas menemukan alat metronome, juga cara untuk memotong kuarsa, dan membuat bola langit buatan yang bisa dibuatnya agar terlihat berawan atau jernih sesuai dengan cuaca. Ibnu Firnas mencoba untuk terbang dengan meloncat dari puncak istana Rusafa di Kordoba menggunakan sayap terbang layang hasil ciptaannya sendiri yang terbuat dari bulu-bulu yang ditempelkan ke kerangka kayu. Dia kelihatannya bisa melayang sampai jarak yang cukup jauh namun menderita cedera saat mendarat keras, di mana para kritikus mengatakan itu karena kesalahannya dalam mengamati cara burung menggunakan bulu-bulunya ketika mereka hinggap di dahan. 91 Kordoba di abad ketujuh dikenal karena keberadaan sekolah kedokterannya, yang dipimpin oleh seorang dokter Yahudi bernama Hasday ibnu Shaprut sekitar tahun 915 sampai sekitar 990, kepala penasehat vezir ‘Abdu Al-Rahman III dan yang kemudian menjadi dokter pribadi Hisham II. Hasday juga ikut dalam memimpin aktivitas-aktivitas penerjemahan di kerajaan dan menjalankan misi-misi diplomatik atas nama sang khalifah. 92 Tak seorang pun di Kordoba yang paham betul mengenai bahasa Yunani untuk bisa membaca manuskrip-manuskrip tersebut, sehingga sang utusan mengutus seorang rahib Bizantium bernama Nicholas untuk dikirim ke Kordoba, Salah satu tugas diplomatiknya termasuk menerima duta dari ibukota Bizantium yaitu Konstantinopel di tahun 949. Rombongan tersebut membawa hadiah-hadiah untuk ‘Abdu Al-Rahman III dari raja Constantine VII, Porphyrogenitus berkuasa antara tahun 913 sampai 959, salah satunya adalah manuskrip penting Yunani yang berjudul De Materia Medica karya Dioscorides. 91 Dalam sumber lain disebutkan dengan menggunakan bulu elang. Bahkan nama salah satu bandara di utara kota Baghdad sekarang dinamakan sesuai dengan namanya. Sally Ganchy dan Sarah Gancher. 2009. Islam and Science, Medicine, and Technology. New York: The Rosen Publishing Group. Hlm. 37-38. 92 D Fairchild Ruggles. 2002. Gardens, Landscape, and Vision in the Palaces of Islamic Spain. University Park: Penn State Press. Hlm. 20. Universitas Sumatera Utara 81 di mana dia tiba di tahun 951 bersama seorang Arab yang menguasai bahasa Yunani dari Sicilia. Nicholas dan si orang Arab itupun lalu menjelaskan tentang karya Dioscorides ke sebuah kelompok akademisi Kordoba yang diketuai oleh Hasday, dan sejak itu dimulailah studi tentang farmakologi di Al-Andalus. Buku De Materia Medica selanjutnya diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dalam rangka mendidik ahli-ahli farmasi dan dokter di Eropa Kristen. Hasday kemudian terlibat korespondensi dengan Ratu Hellena, istri dari Constantine Porphyrogenitus, memintanya untuk melindungi orang-orang Yahudi di Konstantinopel dari penganiayaan. Dia juga bersurat-suratan dengan Khan Joseph, penguasa bangsa Khazar, suku Turki di Crimea, yang di akhir abad kedelapan atau awal abad kesembilan telah beralih memeluk agama Yudaisme. Dokter Yahudi yang juga seorang filsuf, yaitu Isaac ben Solomon Israeli 93 93 Israeli merupakan seorang filsuf neo-platonis yang tulisannya mempengaruhi para sarjana setelahnya. Eliezer Schweid. 2008. The Classic Jewish Philosophers: From Saadia Through the Renaissance trans. Leonard Levin. Leiden: BRILL. hlm 39. sekitar tahun 855 sampai sekitar 955 merupakan rekanan Hasday. Israeli menulis sejumlah dokumen medis dalam bahasa Arab yang terkenal di dunia Islam, dan setelah diterjemahkan ke bahasa Latin, menjadi banyak digunakan juga di Eropa Kristen. Dokumen-dokumen tersebut juga diterjemahkan ke bahasa Hebrew. Yang paling terkenal dari buku medisnya adalah berjudul Books of Fevers . Karya filsafat Israeli, yang mana semuanya ditulis dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke bahasa Latin dan Hebrew, banyak dipengaruhi oleh tulisan- tulisan Al-Kindi. Karya tulisnya yang penting adalah yang berjudul Book of Defenition , Book of Substances, Book on Spirit and Soul, Chapter on the Elements , dan Book on the Elements. Tulisan-tulisannya memberi pengaruh pada kaum intelektual Kristen, termasuk Albertus magnus, Thomas Aquinas, Roger Bacon dan Nichlas dari Cusa, juga pada penulis puisi dan filsuf besar Yahudi bernama Solomon ben Gabirol. Universitas Sumatera Utara 82 Sumber informasi utama tentang sekolah kedokteran Cordoba adalah Sulaiman ibnu Hasan ibnu Juljul Al-Andalusi 944 sampai sekitar 994. Ibnu Juljul belajar kedokteran di Kordoba antara usia empat belas sampai dua puluh empat tahun bersama sebuah kelompok yang diketuai Hasday ibnu Shaprut dan seorang rahib Bizantium bernama Nicholas yang telah diungkapkan dalam paragraf sebelumnya. Kemudian Ibnu Juljul menjadi dokter pribadi Khalifah Al- Rahman III. Karya tulisnya yang paling penting, yang berjudul Generation of Physician And Wise Men , merupakan sumber paling lengkap dalam bahasa Arab mengenai sejarah pengobatan. Buku tersebut terutamanya sangat menarik karena Ibnu Juljul bukan hanya menggunakan sumber-sumber Yunani dan Islam melainkan juga informasi dari dokter-dokter Kristen Barat yang pernah merawat para amir Andalusia terdahulu, di mana karya-karya tulis mereka itu sudah diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Arab di Kordoba pada abad kedelapan dan kesembilan. Dikatakannya bahwa kebanyakan dari dokter-dokter yang berpraktek di Al-Andalusia sampai zaman ‘Abdu Al-Rahman III adalah dari bangsa Muzarab, atau orang Kristen yang tinggal di bawah kekuasaan Arab, dan bahwa sumber utama mengenai ilmu pengetahuan mereka merupakan salah satu buku-buku orang Kristen yang sudah diterjemahkan. Ibnu Juljul juga menulis sebuah esai mengenai De Materia Medica tulisan Dioscorides, diperkirakan berdasarkan manuskrip-masnuskrip yang sudah dikirim dari Konstantinopel. Dia juga menulis buku lainnya mengenai tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan yang belum pernah dijelaskan oleh Dioscorides. Kedua karya tulis tersebut menandai dimulainya ilmu botani dan farmakologi Arab-Spanyol. Karya-karya dari Ibnu Juljul tetap terkenal di Al-Andalusia selama berabad-abad, dan salah satunya diperkirakan sudah diterjemahkan ke bahasa Latin karena Albertus Magnus mengutip dari sebuah buku yang berjudul De Secretis yang menyebut nama Gilgil , diperkirakan salah eja dari ‘Juljul”. Dokter dan ahli farmakologi bernama Abu Al-Qasim Al-Zahrawi sekitar tahun 936 sampai sekitar 1013, Si Latin Abulcasis, merupakan rekanan Ibnu Universitas Sumatera Utara 83 Juljul. Nama belakangnya berasal dari tempat kelahirannya, daerah pinggiran Manidah Al-Zahra di Kordoba, di mana di sana Al-Zahrawi menghabiskan sebagian besar hidupnya. Karya tulisnya yang dikenal hanya Kitab Al-Tasrif, sebuah insklopedia medis dalam tiga puluh jilid, yang diselesaikannya di sekitar tahun 1000, mencakup pengalamannya selama hampir setengah abad sebagai dokter. Ensiklopedia tersebut berisi semua aspek pengobatan, termasuk desain dan pembuatan alat-alat bedah, ilmu kebidanan, peracikan farmasi, diet, higinietas, istilah-istilah kedokteran, berat dan ukuran, kimia kedokteran, anatomi manusia dan fisiologi, terapi penyembuhan dan psikoterapi. Al-Zahrawi menganjurkan para dokter seharusnya mengkhususkan keahliannya pada sebuah bidang kedokteran tertentu karena, “kalau terlalu banyak mempelajari bidang lain dan berusaha menguasai banyak bidang sebelum menguasai betul-betul salah satunya bisa menyebabkan frustasi dan letih mental.” Al-Zahrawi terutama menegaskan pentingnya pendekatan klinis atau beside medicine, dan ikatan antara dokter dan pasien, menulis bahwa, “hanya dengan melakukan kunjungan berkala melihat pasiennya,sidokter bisa mengikuti kemajuan penanganan medis yang diberikannya”. Al-Zahrawi adalah seorang pendidik hebat dan menyemangati anak-anak muda untuk mempelajari kedokteran setelah menyelesaikan studi mereka di bidang kemanusiaan, filsafat, astronomi dan matematika. Dia juga seorang ilmuwan natural yang juga mempelajari kimia, dan menjelaskan tumbuh- tumbuhan obat Spanyol serta proses meracik farmasi dari bahan-bahan kimia. Dia merupakan perintis dalam penggunaan obat-obatan dari opium yang disebutnya, “pembawa kebahagiaan dan kegembiraan karena bahan ini membuat jiwa rileks, mengusir pikiran-pikiran jelek ataupun kekhawatiran, meredakan temperamen, dan berguna melawan kemurungan.” Karya tulisnya diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard of Cremona dan lainnya, dan menajdi sangat terkenal di Eropa Barat. Universitas Sumatera Utara 84 Perkembangan astronomi di Al-Andalus dimulai dengan buku yang ditulis Abu Maslama Al-Majriti, yang lahir di Madrid di pertengahan kedua abad kesepuluh dan belajar di Kordoba, di mana dia wafat di tahun 1007. Tampaknya Al-Majriti belajar bersama sekelompok akademisi yang dibimbing oleh ‘Abdu Al- Rahman III dan pernah bekerja untuk khalifah sebagai ahli astrologi. Al-Majriti dan muridnya, Ibnu Al-Saffar wafat pada tahun 1034, mengembangkan tabel-tabel astronomi buatan Al-Khawarizmi dan menerapkannya dalam menentukan garis bujur Kordoba, sebuah karya tulis yang diwariskan ke Eropa Barat lewat terjemahan bahasa Latinnya yang dibuat oleh Adelard of Bath. Dua karya Al-Majriti lainnya yang masih ada adalah Commercial Arithmetic dan sebuah esai singkat berjudul Treatise on the Astrolabe , sementara terjemahan bahasa Arab dari buku Ptolomeus yang berjudul Planisphaerium yang dibuatnya masih ada versi bahasa Latinnya yang diterjemahkan oleh Herman of Dalmatia. Ahli sejarah abad kesebelas bernama Ibnu Sa’id dari Toledo mengatakan kalau Al-Majriti, mencurahkan tenaganya untuk mengamati benda-benda angkasa dan untuk mempelajari buku Ptolomeus yang berjudul Almagest, dan bahwa dia menulis ringkasan mengenai tabel yang dibuat oleh Al-Battani menyangkut persamaan planet-planet.” Menurut astronom abad keempat belas Ibnu Al-Shatir, Al-Majriti merupakan salah satu dari sejumlah astronom Islam yang membuat teori-teori tentang pergerakan benda-benda angkasa yang berbeda dari model standar yang dibuat Ptolomeus. 94 Setelah runtuhnya Kordoba ke tangan orang Kristen di tahun 1252, sains Arab di Eropa Barat berlanjut di Granada di bawah kekuasaan kerajaan Islam terakhir di Al-Andalus, Kemudian Granada jatuh pada tahun 1492 yang mengakhiri sejarah kekuasaan kerajaan Islam di Al-Andalus. Peninggalan penting dari dunia intelektual kerajaan Islam di Granada adalah Casa de la Cienca House of Science , didirikan tahun 1349 oleh amir Yusuf I berkuasa antara tahun 1334- 94 John Freely. Op. Cit., Hlm. 250-257. Universitas Sumatera Utara 85 1354. Hanya fragmen dari bangunan Moorish orang Arab yang masih ada, tetapi masih disebut sesuai nama Spanyol aslinya yaitu La Madraza, dari kata madrasah , sekolah orang Muslim tingkat tinggi. La Madraza mengawali berdirinya University of Granada yang didirikan pada tahun 1531 oleh Raja Carlos V, karena Spanyol Kristen mengambil studi ilmu pengetahuan dari tempat di mana sains dikembangkan oleh orang Muslim Al-Andalus. 95 95 Ibid . Hlm. 264-268. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demokrasi yang dikenal pada Abad 21 merupakan suatu sistem pemerintahan. Demokrasi tidak dirancang untuk efisiensi, akan tetapi untuk pertanggungjawaban akan suatu kebijakan. Pemerintahan yang diktator, kebijakan dapat diambil tanpa perlu melakukan diskusi yang lama seperti dalam pemerintahan yang demokratis. Namun, kebijakan dalam pemerintahan yang demokratis merupakan kepentingan bersama setiap inividu yang berada di dalamnya karena didasarkan pada suara terbanyak. Dengan kata lain, sekalipun kebijakan tersebut belum tentu dapat menyelesaikan masalah bahkan merugikan negara tersebut tetap mendapat dukungan publik. Ide demokrasi merupakan satu ideologi politik yang berprinsip kepada persamaan hak, kebebasan dan keadilan. Ide demokrasi ini diwujudkan menjadi suatu sistem pemerintahan yang digunakan oleh suatu negara dengan adanya pembagian kekuasaan negara. Hal itu dimaksudkan untuk menjamin persamaan hak, kebebasan serta tegaknya keadilan. Demokrasi dikenalkan ke seluruh dunia pada Abad 21 melalui negara Amerika Serikat setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua sebagai satu gagasan yang menjunjung tinggi persamaan, kebebasan dan keadilan. Sejarah negara Amerika Serikat dalam kaitannya dengan ide demokrasi telah mengalami peristiwa penting yang menjadi pemicu diterapkannya gagasan tersebut, yaitu Perang Sipil antara negara-negara di utara dan negara-negara di selatan. Negara di belahan utara menginginkan dihapuskannya perbudakan sedangkan negara di belahan selatan yang masih tergantung kepada perbudakan Universitas Sumatera Utara