2.1.2 Bentuk – Bentuk Organisasi Bisnis
Terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas
keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut
juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh
harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan.
b. Perusahaan Persekutuan Firma
Persekutuan Firma dan Komanditer merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari
perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan
suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta – pesertanya langsung dan sendiri – sendiri bertanggung jawab
sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer CV adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng solider dan satu orang atau lebih sebagai
pihak lain yang mempercayakan uangnya Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998.
c. Perseroan Terbatas PT
Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu – individu yang memilikinya. Dalam
pengertiannya, perseroan terbatas PT merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang – Undang serta peraturan
pelaksanaannya.
d. Koperasi
Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu
berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas
kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal
tersebut.
2.1.3 Klasifikasi Bisnis Klasifikasi Bisnis menurut KLUI 1997, yaitu:
1. Usaha Pertanian
Adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan yang menghasilkan produksi pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan,
kehutanan, perburuan dan perikanan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan.
2. Usaha Pertambangan dan Penggalian
Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan unsur – unsur kimia, mineral, bijih – bijihan dan segala macam batuan
termasuk batu – batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.
3. Usaha Industri Pengolahan
Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau bahan mentah menjadi barang jadi. Atau barang setengah jadi work in
process danatau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang
lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakaian akhir untuk tujuan komersil.
4. Usaha Listrik, Gas dan Air
a Usaha Listrik adalah usaha yang melakukan kegiatan pembangkitan
tenaga listrik serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi dan konsumen lainnya
untuk tujuan komersil. Contoh PLN. b
Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada
rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara.
c Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan
penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air,
mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM.
5. Usaha Konstruksi
Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya dengan tujuan komersil.
6. Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa
Akomodasi Lapangan usaha ini meliputi:
a Perdagangan Besar grosirwholeseller adalah perdagangan barang
baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang
eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan dan jasa akomodasi.
b Perdagangan eceran retailer adalah perdagangan yang melakukan
penjualan kembali tanpa perubahan teknis barang – barang baru maupun bekas kepada konsumen rumah tangga.
c Restaurant, Rumah Makan, Bar dan Jasa Boga
7. Usaha Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
a Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk
mengangkut penumpang dan barangternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor baik melalui
darat, air maupun udara dengan mendapatkan balas jasa.
b Perusahaan Pergudangan adalah suatu usaha yang melakukan
kegiatan untuk menyimpan sementara barang – barang milik orang lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan
menerima balas jasa c
Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode atau tanda
komersil lainnya.
8. Usaha Lembaga Keuangan
Usaha Lembaga Keuangan mencakup: a
Usaha Perbankan b
Usaha Lembaga Pembiayaan c
Usaha Lembaga – Lembaga di Pasar Modal d
Usaha Asuransi e
Usaha Lain – Lain
2.1.4 Strategi Bisnis
Strategi bisnis business strategy merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi
bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industri atau segmen pasar tertentu Solihin 2012:196.
Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi kompetitif terhadap produk atau jasa perusahaan dalam industri yang
spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut Wheelen dan Hunger, 2011:13.
Strategi bisnis melibatkan pengambilan keputusan pada tingkat unit bisnis. Di dalam strategi tingkat ini yang ditujukan adalah bagaimana cara
bersaingnya. Pendekatan yang berguna di dalam merumuskan strategi bisnis sebaiknya didasarkan atas analisis persaingan yang dicetuskan oleh Michael
Porter.
Pendekatan Porter didasarkan atas analisis 5 kekuatan persaingan. Tekanan persaingan mencakup:
1. Ancaman Pendatang Baru, perusahaan yang memasuki industri yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik
dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya.
2. Daya Tawar Menawar Pemasok, pemasok dapat juga menjadi ancaman dalam suatu industri sebab pemasok dapat menaikkan harga produk yang
dijual atau mengurangi kualitas produk. Jika harga produk pemasok naik, maka harga pokok perusahaan juga naik sehingga akan menaikkan
harga jual produk. Jika harga jual produk naik, maka sesuai dengan hukum permintaan, permintaan produk akan menurun. Begitu pula jika
pemasok menurunkan kualitas produk, maka kualitas produk penghasil juga akan turun, sehingga akan mengurangi kepuasan konsumen.
3. Daya Tawar Menawar Pembeli, pembeli akan selalu berusaha mendapat produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap
pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang
cukup menentukan bagi perusahaan. Jika suatu produk dinilai harganya jauh lebih tinggi dari kualitas harganya tidak mencerminkan yang
sepantasnya maka pembeli konsumen tidak akan membeli produk perusahaan.
4. Daya Tawar Produk Pengganti, produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama asli, namun
memiliki kualitas produk dan harga yang lebih rendah. Umumnya, produk pengganti disenangi oleh orang yang berpenghasilan rendah akan
tetapi ingin tampil dengan status lebih tinggi dari keadaan sebenarnya.
5. Persaingan Antar Pesaing, persaingan konvensional selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain.
Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat memikat hati konsumen maka
perusahaan akan dapat memenangkan persaingan. Untuk dapat memikat konsumen maka berbagai cara dilakukan mulai dari memberikan fasilitas
khusus, pemberian kredit dengan syarat ringan, harga murah atau diskon.
Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen,
seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produksi atau Operasional, Strategi Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga dan Strategi –
strategi yang berhubungan dengan Keuangan. Berikut akan dijelaskan beberapa strategi bisnis yang diterapkan berdasarkan pembatasan masalah
pada penelitian ini :
2.1.4.1 Strategi Pemasaran Definisi Strategi Pemasaran
Tull dan Kahle 1990, strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran tersebut. Corey dalam Dolan, 1991, strategi pemasaran terdiri atas lima
elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah: 1.
Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan didasarkan pada faktor – faktor Jain, 1990:
a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi
yang dapat diproteksi dan didominasi. b.
Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan fokus yang lebih sempit.
c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial – and – error
di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d.
Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk
dilayani oleh perusahaan. 2.
Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan desain penawaran individual pada
masing – masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian.
Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan
teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual.
3. Penetapan Harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan
nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4.
Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya. 5.
Komunikasi Pemasaran Promosi, yang meliputi periklanan, personal selling
, promosi penjualan, direct marketing dan public relation.
2.1.4.1.1 STP Segmentation, Targeting dan Positioning
a. Segmentasi
Segmentation adalah upaya memetakan atau
pasar dengan memilah – milahkan konsumen sesuai persamaan di antara mereka. Pemilahan ini bisa berdasarkan usia, tempat tinggal,
penghasilan, gaya hidup
atau bagaimana cara mereka mengkonsumsi produk.
Dasar Segmentasi Segmentation
, dibagi beberapa bagian yaitu :
1. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat.
2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan adalah usia, gender, status perkawinan, pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, dll.
3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat – sifat diri atau hakiki konsumen perorangan.
4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup.
5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis kelompok dan antropologis budaya yaitu variabel sosial budaya.
6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa atau pemakaian merek, seperti tingkat
pemakaian.
7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian
8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen.
9. Segmentasi Gabungan
Dua pendekatan segmentasi gabungan hybrid segmentation approach adalah:
a. Profil Psikografis – Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil
maksimal jika digunakan bersama.
b. Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain
mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama.
b. Targetting