9. Segmentasi Gabungan
Dua pendekatan segmentasi gabungan hybrid segmentation approach adalah:
a. Profil Psikografis – Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil
maksimal jika digunakan bersama.
b. Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain
mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup dan kebiasaan konsumsi yang sama.
b. Targetting
Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki, strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar
sasaran. Definisi umum dari targetting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa perusahaan.Langkah
Targetting yaitu dengan menganalisa permintaan konsumen,
penentuan sasaran pasar dan mengembangkan strategi pemasaran.
c. Positioning
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang suatu
produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan atau ciri khas tertentu diingatan konsumen.
Product positioning yang dapat dilakukan pemasar dalam
memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain: 1. Penentuan posisi berdasarkan nilai
2. Penentuan posisi berdasarkan atribut 3. Penentuan posisi berdasarkan kategori produk
4. Penentuan posisi berdasarkan manfaat a.
Positioning Berdasarkan Nilai Penentuan posisi menurut nilai adalah memposisikan produk
sebagai pemimpin dalam menawarkan nilai terbaik. Nilai dipengaruhi oleh kualitas dan harga.
b. Positioning Berdasarkan Atribut Penentuan posisi positioning berdasarkan atribut adalah
memposisikan produk berdasarkan atribut atau sifat, misalnya simbol, lambang, ukuran, warna, keberadaan, kedudukan dan
sebagainya. c. Positioning Berdasarkan Kategori
Positioning penentuan posisi menurut kategori produk
adalah memposisikan produk sebagai pemimpin dalam kategori produk. Kategori produk dapat kita kelompokkan
dalam kategori minuman dan makanan, kategori, produk rumah tangga, kategori obat – obatan.
d. Positioning Berdasarkan Manfaat Penentuan posisi positioning menurut manfaat adalah
memposisikan produk sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu. Manfaat mencakup manfat simbolis, manfaat fungsional dan manfaat berdasarkan pengalaman.
2.1.3.4 Bauran Pemasaran Marketing Mix
Pemasar menggunakan alat untuk mendapat tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran, alat–alat itu selanjutnya membentuk suatu
bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk terus–menerus mencapai tujuan pemasarannya di
pasar sasaran Sunarto, 2006:9. Istilah bauran pemasaran dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran
sebuah organisasi yaitu produk product, harga price, promosi promotion, tempat place.
Keempat unsur dalam bauran pemasaran berkaitan satu sama lain dalam suatu konsep sistem. Namun keempat unsur tersebut masih dirasa
kurang mencakupi untuk diterapkan pada produk dan jasa. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu orang people, proses
proses dan pelayanan pelanggan customer service. Beberapa penulis memasukkan bukti–bukti fisik physical evidence sebagai tambahan 4P
Tjiptono, 2005:30. Keputusan dalam suatu bagian mempengaruhi bagian yang lainnya. Pada akhirnya, dari berbagai variasi yang ada manajemen
harus memilih kombinasi yang paling sesuai dengan lingkungannya Stanton, 1999:46.
1. Produk Product
Menurut Kotler dalam Mursid, 1993:71 produk adalah hasil akhir yang mengandung elemen–elemen fisik, jasa dan hal–hal yang
simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberi kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya. Didalam pengertian
produk mencakup segi fisik dan hal–hal lain yang lebih ditentukan oleh konsumen seperti masalah jasa yang menyertainya, masalah
psikologis seperti kepuasan pemakaian, simbol status, segi artistik dan lain sebagainya. Produk merupakan suatu hal yang menjadi daya tarik
ketika seorang pembeli ingin membeli barang atau menggunakan jasa yang ditawarkan produsen.
Keputusan pembeli dalam membeli barang atau menggunakan jasa apabila merasa suatu produk sesuai dengan kebutuhan mereka.
Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kasus seperti ini, produk perusahaan harus menyesuaikan terhadap pembeli bukan sebaliknya.
Ini untuk menciptakan chemistry yang terikat antara produk perusahaan dengan konsumen. Secara teknis marketing, konsumen
hanya dapat dipengaruhi dan tidak dapat dikendalikan. Dengan demikian hanya produk yang dapat dikendalikan dalam mempengaruhi
daya beli konsumen. Dalam mencapai dan mempertahankan posisi strategis produk
dalam persaingan pasar maka setiap pemasar harus mampu Winardi, 1989:443 :
a. Mengembangkan produk–produk baru b. Memodifikasi produk–produk yang ada
c. Menghapuskan produk–produk yang tidak lagi memenuhi kebutuhan para pembeli.
2. Harga Price
Dalam pemasaran seringkali hal yang dapat diubah untuk bereaksi terkait permintaan dan penawaran dari pembeli dan tekanan
dari pesaing adalah harga. Penetapan harga merupakan bagian penting dalam strategi pemasaran yang secara langsung berkaitan dengan
produk. Menurut Stanton dalam Angiopora, 1996:174, Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi
sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Secara esensi, harga memilki dampak psikologis pada pembeli yang dapat mempengaruhi
minat beli masyarakat. Maka dalam menentukan harga para pemasar harus menentukan berdasarkan aspek–aspek sosial yang dinamis dan
juga iklim persaingan pasar. Selain itu, untuk meningkatkan tujuan dari penetapan harga, para
pemasar juga harus mampu menetapkan sasaran–sasaran penetapan harga. Hal ini disebabkan sasaran–sasaran penetapan harga akan
mempengaruhi keputusan–keputusan dalam wilayah–wilayah fungsional seperti misalnya bidang keuangan, akunting dan produksi,
maka sasaran–sasaran tersebut harus konsisten pula dengan misi dan
tujuan menyeluruh dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan Winardi, 1989:379.
3. Tempat Place
Tempat dalam pelayanan merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyampaian produk kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana
perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. Dan dalam rangka kegiatan memperlancar arus barang dari produsen ke
konsumen, maka salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah memilih secara tepat saluran distribusi yang akan digunakan.
Menurut Rezvan, saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang–barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai
pada pemakai dalam Angiopora, 1996: 191. Pada dasarnya, pada waktu memilih saluran distribusi perusahaan
harus berpedoman ukuran 3C, yakni channel control pengendalian saluran, market coverage liputan pasar dan cost biaya yang cocok
dengan taraf pelayanan Stanton, 1984:83.
4. Promosi Promotion
Promosi dapat dimaknai sebagai suatu upaya untuk membujuk para calon pembeli dalam menerima, menjual kembali,
merekomendasikan atau menggunakan produk, servis atau ide yang
sedang dipromosikan yang didalam prosesnya terjadinya pula proses mempengaruhi pengetahuan, sikap serta perilaku pembeli.
Dalam kegiatannya promosi dapat dilakukan dalam beberapa cara sebagai berikut Mursid, 1993:96–99 :
a. Pengiklanan Merupakan kegiatan penawaran kepada suatu kelompok
masyarakat baik secara lisan maupun dengan penglihatan berupa berita tentang suatu produk, jasa atau ide. Kegiatan pengiklanan
dikenakan biaya, yang mana pihak sponsor membayar kepada media yang membawakan berita tersebut. Melalui pengiklanan,
seorang penjual menyampaikan sebuah pesan kepada pembeli melalui media seperti televisi, koran, radio, majalah dll
b. Publisitas Merupakan sejumlah informasi tentang seseorang, barang
atau organisasi atau perusahaan yang disebarluaskan ke masyarakat dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersil atau
berupa penyajian–penyajian yang bersifat positif. Dengan demikian suatu perusahaan dan produknya dapat menjadi perhatian umum.
Kegiatan publishing dilakukan dengan tidak perlu membayar. Biasanya publisitas ini berbentuk memuji suatu produk, jasa atau
organisasi.
5. Orang People
Bagi sebagian besar produk, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Dalam industri produk dan jasa, setiap orang
merupakan “part time marketer” yang tindakan dan perilakunya mempunyai dampak langsung pada output yang diterima pelanggan.
Oleh sebab itu setiap industri harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan dalam interaksinya dengan pelanggan.
6. Bukti Fisik Physical Evidance
Karakteristik tangible pada produk menyebabkan pelanggan potensial tidak dapat menilai suatu produk sebelum mengonsumsinya. Ini
menyebabkan resiko yang dipersiapkan konsumen dalam keputusan pembelian dapat diminimalisir. Oleh sebab itu, salah satu unsur
penting dalam bauran pemasaran adalah mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik produk.
7. Proses Process
Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen high contact services
. Dalam bisnis, proses berbicara tentang kemudahan administrasi dalam menggunakan produk.
8. Pelayanan Pelanggan Customer Services
Layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total produk dan jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung
jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak dapat dibatasi hanya pada
departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi, baik yang dipekerjakan oleh
organisasi maupun pemasok. Manajemen kualitas produk yang ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat dengan kebijakan desain
produk dan personalia.
2.1.4.2 Strategi Kepuasan Pelanggan
Strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para pesaing harus berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam usahanya untuk
merebut pelanggan. Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa kepuasan pelanggan merupakan strategi jangka panjang yang
membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia Schnaars, 1991.
Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing McKenna,
1991,yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai.
Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991, yang pada
akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan repeat bussines. Betapa pentingnya hubungan
ditunjukkan dengan pernyataan Levitt dalam Schnaars, 1991 bahwa “semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui
hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual”.
2. Strategi Superior Customer Service Schnaars, 1991, yaitu
menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia
dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali tetapi tidak harus perusahaan
yang menawarkan customer service uang lain akan membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka
biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya
laba gain yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan
konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan
bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba
modulnya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk
menukarmengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya selama tenggang waktu tertentu dan lain – lain.
3. Strategi Uncounditional Guarantees Hart, 1988. Strategi ini
berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme
penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan.
Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya.
4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien Schnaarss, 1991.
Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan
yang puas atau bahkan menjadi pelanggan abadi. 5.
Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan
secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship dan public relation kepada
pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan yang penilaiannya bisa didasarkan
pada survey pelanggan ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan empowermen yang lebih besar kepada para
karyawan dalam melaksanakan tugasnya. 6.
Menerapkan Quality Function Deployment QFD, yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
pelanggan.
2.2 Usaha Mikro Kecil dan Pengembangan Usaha 2.2.1 Usaha Mikro Kecil
Badan Pusat Statistik mendefenisikan Usaha Mikro sebagai usaha yang memiliki tenaga kerja lebih dari 4 orang. Sedangkan Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud Undang – Undang No. 9 Tahun 1995 adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih paling
banyak Rp.200.000.000,00 dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 satu milyar rupiah per tahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal diatas Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah
sampai dengan Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah. World Bank mendefenisikan Usaha Kecil atau Small Enterprise, dengan kriteria : Jumlah
karyawan kurang dari 30 orang; Pendapatan setahun tidak melebihi 3 juta; Jumlah aset tidak melebihi 3 juta.
Namun demikian pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut Undang – Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp.50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp.500.000.000,- lima ratus juta rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000,- tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling
banyak Rp.2.500.000.000,- dua milyar lima ratus juta rupiah. Beberapa karakteristik UMK secara umum, yaitu :
1. Manajemen pengelolaan masih sederhana 2. Rendahnya akses terhadap lembaga kredit
3. Belum memiliki status badan hukum 4. Terkonsentrasi pada kelompok usaha tertentu
5. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu – waktu dapat berganti
6. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu – waktu dapat pindah tempat
7. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
8. Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai
9. Tingkat pendidikan rata – rata relatif sangat rendah 10. Umumnya belum memiliki akses kepada perbankan, namun sebagian
sudah akses ke lembaga keuangan non bank 11. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP
World Bank , membagi UMKM ke dalam 3 jenis, yaitu :
a. Medium Enterprise, dengan kriteria :