Analisa Hukum Tentang Tanggung Jawab Direksi Dalam Pelepasan Asset

Tetap Badan Usaha Milik Negara sudah diubah dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-06MBU2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-02MBU2010 Tata Cara Penghapusbukuan Dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik Negara, dimana dalam pasal 21 dijelaskan sebagai berikut : Pasal 21 : Kewajiban menawarkan terlebih dahulu kepada karyawan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20, tidak berlaku apabila : a. Pemindahtanganan dilakukan karena diperuntukkan bagi kepentingan umum diperlukan oleh Kementerian atau lembaga negarapemerintah, bagian dari program restrukturisasi dan penyehatan BUMN danatau dijadikan penyertaan modal, sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 1, pasal 10 ayat 1 dan pasal 12. b Penjualan aktiva tetap berupa tanah dalam satu paket rumah dinas yang terdapat diatasnya, dengan ketentuan berdasarkan hasil kajian direksi menunjukkan bahwa penjualan dalam satu paket lebih menguntungkan perusahaan.

J. Analisa Hukum Tentang Tanggung Jawab Direksi Dalam Pelepasan Asset

Tidak Bergerak Pada BUMN Terhadap Putusan Nomor : 1491PID.B2006PN-LP Direktur Utama PTPN.II Suwandi ditetapkan sebagai tersangka oleh Jaksa Penuntut Umum dalam pelepasan hak atas tanah eks HGU PTPN.II sehingga mengakibatkan kerugian negara. Suwandi didakwa telah melakukan perbuatan melawan hukum yang memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. 107 107 Putusan Pengadilan Negeri Kelas I-B Lubuk Pakam Nomor 1491Pid.B2006PN-LP tertanggal 26 Maret 2007, hlm.3. Kasus ini bermula dari Suwandi sebagai direktur utama melakukan pelepasan hak atas tanah Eks HGU PTPN.II yang terletak di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa Universitas Sumatera Utara seluas + 59 Ha tersebut berawal dari adanya niat untuk memiliki lahan di lokasi pengembangan kota Tanjung Morawa sebagaimana tercantum dalam rencana umum tata ruang kota RUTK dan selanjutnya sekitar bulan April 2004 M.Suprianto sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah datang menemui Suwandi untuk membeli tanah eks HGU tersebut. 108 Untuk merealisasikan niat dari M.Suprianto sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah, Suwandi membentuk panitia penaksir harga jual aktiva non produktif milik PTPN.II. Pada awalnya tanah yang ingin dilepas adalah tanah seluas + 59 Ha, namun kemudian yang disepakati bahwa yang akan dilepas adalah seluas 78,16 Ha. 109 Selanjutnya berdasarkan kesepakatan panitia penaksir harga dengan M.Suprianto sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah maka disepakati harga jual sebesar Rp.11.051.165.000. 110 Setelah lunas pembayaran ke PTPN.II Persero atas tanah Eks HGU PTPN.II yang terletak di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa barulah dibuat akta notaris No.13 tanggal 16 Nopember 2005 antara terdakwa dengan Suprianto.Tetapi berdasarkan hasil audit dari BPKP terdapat perbedaan harga yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp.21.151.291.000.- atau setidak-tidaknya sebesar Rp.11.208.323.150.-. Akibat perbuatan Terdakwa Ir.Suwandi bersama-sama dengan Drs.Sukardi,MM, Ir.Masdin Sipayung, Indro Suhito,SH dan M.Suprianto negara telah dirugikan sebesar Rp.21.151.291.000.- atau setidak-tidaknya sebesar Rp.11.208.323.150.-. 111 108 Ibid., hlm.4. Adapun 109 Ibid., hlm.7. 110 Ibid., hlm.8. 111 Ibid., hlm.11. Universitas Sumatera Utara dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum adalah sebagai berikut : 1. Dakwaan pertama primair terdakwa Ir.H.Suwandi dipersalahkan dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat 1 Jo pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 112 2. Dakwaan kedua subsidair terdakwa Suwandi dipersalahkan dan diancam pidana dalam pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 15 Jo pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 113 3. Dakwaan kedua primair terdakwa Suwandi dipersalahkan dan diancam pidana dalam pasal 3 Jo pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 114 4. Dakwaan kedua subsidair terdakwa Suwandi dipersalahkan dan diancam pidana dalam pasal 3 Jo Pasal 15 Jo pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang nomor 20 tahun 112 Ibid., hlm.12. 113 Ibid., hlm.21. 114 Ibid., hlm.31. Universitas Sumatera Utara 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. 115 Adapun Tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum 116 1. Menjatuhkan terdakwa Suwandi telah terbukti secara sahdan menyakinkan melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana diatur dalam pasal 3 Jo pasal 18 undang-undang nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi Jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. adalah sebagai berikut : 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana penjara selama 1 satu tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dan ditambah dengan denda sebesar RP.100.000.000.- subsidair selama 6 enam bulan kurungan. 3. Menetapkan barang bukti berupa : a. uang sebesar Rp.1.402.055.343,40 pembulatan Rp.44.800.000 terdiri dari Rp.1.301.832.343.40 = Rp.55.343.000.- yang disita dari kas PTPN.II dikembalikan kepada PTPN.II. b. 1satu set Sertifikat HGU No.1 tahun 1989, dikembalikan kepada BPN Kabupaten Deli Serdang. 115 Ibid., hlm.41. 116 Ibid., hlm.113-114. Universitas Sumatera Utara c. Surat-surat atau dokumen sebagaimana tersebut dalam daftar barang bukti, dijadikan barang bukti dalam perkara lain. 4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000.- Atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-B Lubuk Pakam telah memutus perkara Nomor 1491Pid.B2006PN-LP tertanggal 26 Maret 2007, dengan amar putusan 117 “ yaitu : M E NG A D I L I 1. Menyatakan Terdakwa Ir.H.Suwandi telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “korupsi secara bersama-sama; : 2. Menghukum Terdakwa H.Suwandi oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 satu tahun dan 6 enambulan denda sebesar Rp.100.000.000.- seratus juta rupiah, subsidair selama 6 enam bulan kurungan; 3. Menghukum PTPN.II agar membayar uang pengganti sebesar RP.8.805.730.030,60.- delapan milyar delapan seratus lima juta tujuh ratus tiga puluh ribu tiga puluh rupiah enam puluh sen untuk disetor ke Kas Negara; 4. Menetapkan masa tahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 5. Menetapkan bukti surat : 1. 1 satu lembar asli Surat Menteri BUMN Nomor: S-351MBU2004, tanggal 30 Juni 2004, perihal Persetujuan Pelepasan Aktiva Milik PTPN.II Persero yang ditujukan kepada Direksi PTPN-II ; 2. 3 tiga lembar Keputusan Direksi PTPN-II Nomor : II.0KptsR.04III2005 tentang Pembentukan Panitia Penaksir Harga Jual Aktiva Tetap Non Produktif milik PTPN-II berupa tanah selas + 3. 1 satu lembar lampiran Surat Keputusan Direksi PTPN-II Nomor : II.0KptsR.04III2005 tentang Pembentukan Panitia Penaksir Harga Jual Aktiva Tetap Non Produktif milik PTPN-II berupa tanah selas 59 Ha yang terletkak di kebun Tamora Desa Dagang Kerawang ; + 4. 3 tiga lembar asli Surat Perjanjian Pembayaran Nomor : II.0SP-V012005 tanggal 10 Mei 2005 oleh Notaris Ernawaty Lubis ; 59 Ha yang terletkak di kebun Tamora Desa Dagang Kerawang ; 5. 1 satu lembar fotocopy bukti penyetoran dengan slip Nomor : 226228 dan 226236 tanggal 14 Nopember 2005 berupa pembayaran ganti rugi tanah eks HGU PTPN-II senilai Rp.10.475.000.000.- dan Rp.314.250.000.- ; 6. 1 satu lembar asli Surat Sekretaris Kementrian Negara BUMN Nomor : S- 08MBU.S2006 tanggal 20 Januari 2006 ; 7. 2 dua berkas asli Surat Direksi PTPN-II Nomor : II.0X367V2004 tanggal 15 April 2004 hal Permohonan persetujuan penghapus bukan areal lahan 117 Ibid., hlm.184-188. Universitas Sumatera Utara Kebun Tamora milik PTPN Nusantara II yang diinvestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah; 8. 5 lima lembar asli Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 42HGUBPN2002 tentang Pemberian Perpanjangan Jangka Waktu Hak Guna Usaha atas tanah terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara ; 9. 6 enam lembar asli lampiran Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 42HGUBPN2002 tentang Pemberian Perpanjangan Jangka Waktu Hak Guna Usaha atas tanah terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara ; 10. 2 dua lembar asli Surat Bupati Deli Serdang Nomor :5935083 tanggal 23 Desember 2005, hal Penjelasan atas Pelepasan areal 78,16 Ha eks HGU PTPN-II Tanjung Morawa di Desa Dagang Kerawang Tanjung Morawa ; 11. 1 satu lembar asli Surat Direksi PTPN-II Nomor : II.0X176.AV2005 tanggal 9 Mei 2005 hal Penangguhan Surat Perintah Setor ; 12. 1 satu lembar asli Surat Ketua Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah Nomor : 55YPNATMV2005 tanggal 04 Mei 2005 perihal Penangguhan Surat perintah Setor SPS ; 13. 1 satu lembar asli Surat Direksi PTPN-II Nomor : II.0X139IV2004 tanggal 12 April 2005 perihal Pelepasan areal eks HGU PTPN-II Kebun Tamora di Desa Dagang Kerawang Kecamatan Tanjung Morawa ; 14. 3 tiga lembar fotocopy Notulen Rapat Panitia Penaksiran Harga Jual Aktiva Tetap Non Produktif milik PTPN-II berupa tanah + 59 Ha yang terletak di kebun tamora Desa Dagang Kerawang Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang tanggal 23 Maret 2005 ; 15. 1 satu lembar asli Surat Komisaris PTPN-II Nomor : DK.PTPN-IIV2004- 25 tanggal 17 Mei 2004 ; 16. 1 satu lembar asli Surat Direksi PTPN-II Nomor : II.0X136IV2005 tanggal 08 April 2005 perihal Pemberitahuan Pembayaran Surat Perintah SetorPSP ; 17. 2 dua lembar asli Surat Gubernur Sumut Nomor : 59319412004 tanggal 14 April 2004 hal Pengaturan Pemanfaatkan Tanah yang ditujukan kepada Menteri BUMN dp Direktur PTPN-II ; 18. 1 satu lembar asli Surat Estimasi HargaNilai Ganti Rugi Asset ; 19. 1 satu Examplar Sertifikat Hak Guna Usaha Asli Nomor : 1Dagang Kerawang ; 20. 1 satu lembar fotocopy Berita Acara Serah Terima tanggal 21 Mei 2003 ; 21. 1 satu lembar fotocopy Tanda Terima Sertifikat dari Ir.Dermawan kepada Drs.MM.Damanik selaku pegawai BPN Deli Serdang ; 22. 1 satu lembar Peta Ukur Nomor :731997 ;Terhadap bukti Surat yang asli dikembalikan kepada yang berhak dan terhadap bukti surat fotocopy tetap dilampirkan dalam berkas perkara ini ; Dan : a. uang sebesar Rp.1.402.055.343,40 pembulatan Rp.1.402.055.600.- terdiri dari Rp.1.301.832,343,40 + Rp.55.343.000.- + Rp.44.880.000.- yang disita dari Kas PTPN II Tanjung Morawa disetor ke Kas Negara ; b. 1 satu set Sertifikat HGU No.1 tahun 1989 dikembalikan kepada BPN Kabupaten Deli Serdang ; 6. Menghukum Terdakwa Ir.H.Suwandi untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp.5.000.- lima ribu rupiah “; Universitas Sumatera Utara Atas putusan dari Pengadilan Negeri Kelas I-B Lubuk Pakam, Terdakwa mengajukan banding. Atas banding tersebut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan menerima permintaan banding dari Terdakwa Ir.H.Suwandi dengan register perkara nomor : 397PID2007PT-MDN tertanggal 29 Oktober 2007. Adapun putusan Hakim Pengadilan Tinggi Medan Nomor:397PID2007PT-MDN tertanggal 29 Oktober 2007 yaitu membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam dan menyatakan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa Suwandi terbukti, tetapi perbuatan itu bukan merupakan suatu tindak pidana dan juga mengembalikan uang yang disita oleh Jaksa Penuntut Umum sebesar Rp.1.402.055.343,40 ke kas PTPN.II. 118 Atas putusan dari Pengadilan Tinggi Medan, Jaksa Penuntut Umum Yang dimaksud dari Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan tentang perbuatan tersebut bukan merupakan suatu tindak pidana, karena terdakwa dalam melakukan pelepasan asset tidak bergerak atas tanah seluas 78,16 ha sudah mendapat izin dari Menteri BUMN dan Gubernur Sumatera Utara dimana pelepasan asset tidak bergerak dipergunakan untuk pembangunan daerah yang akan dibuat sarana-sarana pendidikan. Dengan adanya izin dari Menteri BUMN dan Gubernur Sumatera Utara terhadap pelepasan asset tidak bergerak atas tanah seluas 78,16 ha, maka pelepasan asset tidak bergerak atas tanah seluas 78,16 ha adalah sah dan tidak merupakan perbuatan melawan hukum. 118 Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor:397PID2007PT-MDN tertanggal 29 Oktober 2007, hlm.40. Universitas Sumatera Utara mengajukan kasasi. Atas kasasi tersebut Majelis Hakim Mahkamah Agung RI mengabulkan permohonan kasasi dari Jaksa Penuntut Umum dengan register pekara nomor : 798 KPid.Sus2008 tertanggal 12 September 2008. Adapun putusan Hakim Mahkamah Agung RI nomor : 798 KPid.Sus2008 tertanggal 12 September 2008 yaitu membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Medan, menghukum Terdakwa Ir.H.Suwandi dengan pidana penjara selama 2 dua tahun, menghukum terdakwa dengan pidana sebesar Rp.100.000.000.- seratus juta rupiah dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka terdakwa dikenakan hukuman pengganti berupa pidana kurungan selama 6 enam bulan dan juga menghukum PTPN.II agar membayar uang pengganti sebesar Rp.8.805.730.030,60.- delapan milyar delapan ratus lima juta tujuh ratus tiga puluh ribu tiga puluh rupiah enam puluh sen untuk disetor ke kas negara. 119 Dalam kasus tersebut di atas ini berkaitan dengan tanggung jawab direksi BUMN terhadap tindakannya yang melakukan pelepasan asset tidak bergerak tanpa persetujuan dari BUMN dan perbedaan luas tanah yang akan dilepaskan. Padahal dilihat dari pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan : 1. Tentang luas tanah, dimana pada awalnya telah dimohonkan seluas + 59 ha kemudian disetujui Gubernur Sumatera Utara 59 ha sampai dengan persetujuan dari Menteri BUMN seluas 59 ha, selanjutnya dengan Nomor : S-08MPU.S2006 tertanggal 20 Januari 2006 tentang penegasan atas selisih areal lahan kebun 119 Putusan Mahkamah Agung RI nomor : 798 KPid.Sus2008 tertanggal 12 September 2008, hlm.47. Universitas Sumatera Utara tamora milik PTPN.II yang didivestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah, yang pada pokoknya menyetujui luas areal 78,16 ha di hapus bukukan dan diganti rugikan kepada Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah. 2. Dengan surat Nomor : S-08MPU.S2006 tertanggal 20 Januari 2006 tentang penegasan atas selisih areal lahan kebun Tamora milik PTPN.II yang didivestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah, maka Menteri BUMN telah menyetujui seluas 78,16 ha yang tadinya seluas 59 ha. 3. Selain hal tersebut di atas gambar yang dimaksud atas tanah seluas 59 ha dibandingkan dengan gambar dari BPN tanah seluas 78,16 ha adalah sama dan sebangun, padahal Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah pada permohonan ini menitik beratkan pada gambar yang ada ternyata tanah seluas 78,16 ha, maka Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah memohon tanah seluas 78,16 ha, kalau pun dikabulkan tanah seluas 78,16 ha adalah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah juga telah disetujui. 4. Tanda tangan pada surat Nomor : S-08MBU.S2006 tertanggal 20 Januari 2006 adalah atas nama Menteri Negara BUMN, Sekretaris Kementerian Negara BUMN tertanda Muhammad Said Didu, dalam hal ini lembaga Kementerian BUMN adalah salah satu kesatuan selaku lembaga negara yang diberi wewenang untuk mengurusi BUMN karena negara sebagai pemegang saham, serta tanda tangan tersebut dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Negara BUMN selaku atas nama Menteri BUMN yang berarti tanda tangan tersebut adalah sebagai Menteri Negara BUMN. Dengan demikian surat tersebut dapat dikatakan mempunyai Universitas Sumatera Utara kualitas yang sama dengan surat yang di tanda tangani oleh Menteri Negara BUMN. 5. Perubahan luas tanah yang semula seluas 59 ha setelah diukur oleh BPN menjadi tanah seluas 78,16 ha adalah sah. 6. Masalah pelaksanaan ganti rugi menurut surat Menteri BUMN nomor : S.351MBU2004 tanggal 30 Juni 2004 diberi batas waktu 1 satu tahun, surat tersebut dibuat untuk dilaksanakannya, tetapi dengan Nomor : S-08MBU.S2006 tertanggal 20 Januari 2006, maka dapat diartikan diakui adanya perpanjangan waktu pelaksanaan pelepasan asset PTPN.II oleh Menteri Negara BUMN yang berarti masalah waktu yang melebihi 1 tahun adalah sah. Dari pertimbangan dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I-B Lubuk Pakam diatas, pelepasan asset dan perbedaan luas tanah yang akan dilepaskan adalah sah dan hal ini juga telah dikuatkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, sedangkan pertimbangan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI tentang pelepasan asset dan perbedaan luas tanah yang akan dilepaskan adalah tidak sah menyatakan : 1. Terdakwa Suwandi mempergunakan Surat Menteri BUMN nomor : S.351MBU2004 tanggal 30 Juni 2004 hal : persetujuan pelepasan aktiva milik PTP.Nusantara II Persero sebagai dasar untuk menyerahkan tanah seluas 78,16 Ha dengan ganti rugi kepada M.Suprianto, padahal surat tersebut sudah tidak berlaku, sebab transaksi dilakukan pada tanggal 16 Nopember 2005 dan pembayaran ganti rugi sudah diterima PTPN.II tanggal 14 Nopember 2005. Surat Universitas Sumatera Utara Menteri BUMN nomor : S.351MBU2004 tanggal 30 Juni 2004 hal : persetujuan pelepasan aktiva milik PTP.Nusantara II Persero tidak berlaku lagi, karena jangka waktu yang diberikan Menteri BUMN kepada direktur utama PTPN.II Persero untuk melakukan pelepasan asset tidak bergerak selama 1 tahun yaitu mulai dari tanggal 30 Juni 2004 sampai dengan tanggal 30 Juni 2005. 2. Memperhatikan surat Sekretaris Menteri Negara BUMN No.S-08MBU.S2006 tanggal 20 Januari 2006, perihal : penegasan atas selisih areal lahan kebun tamora milik PTPN.II yang didivestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah yang ditanda tangani oleh H.Muh.Said Didu saksi untuk menjelaskan keberadaan surat tersebut, yang menyatakan : a. Surat tersebut adalah penegasan dari lembaga dan bukan kewenangan RUPS seharusnya Dirut PTPN.II membuat surat kepada RUPS, bukan ke lembaga kementerian BUMN. b. Surat No.S-08MBU.S2006 tanggal 20 Januari 2006 tidak dapat dipakai sebagai landasan hukum pelepasan asset, karena pelepasan asset ada di Menteri BUMN sebagai RUPS. c. Saksi selaku Sekretaris Menteri BUMN hanya menjawab surat dari direksi PTPN.II tamora dan tulisan di dalam hal hanyalah mengulangi isi surat dari Dirut PTPN.II tamora. d. Saksi tidak pernah menegaskan bahwa tanah eks. HGU PTPN.II Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa, Kab.Deli Serdang tersebut diperuntukan kepada Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah. Universitas Sumatera Utara Dalam surat Sekretaris Menteri Negara BUMN No.S-08MBU.S2006 tanggal 20 Januari 2006, perihal : penegasan atas selisih areal lahan kebun tamora milik PTPN.II yang didivestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah yang ditanda tangani oleh H.Muh.Said Didu, H.Muh.Said Didu seharusnya menjelaskan dalam surat tersebut, bahwa selisih areal lahan kebun tamora milik PTPN.II tidak kewenangan H.Muh.Said Didu tetapi kewenangan Menteri BUMN selaku Pemegang Saham dan harus dituangkan dalam RUPS, sehingga direktur Utama PTPN.II Persero menjadi tahu langkah-langkah untuk menyelesaikan perselisihan areal lahan kebun Tamora. Dengan demikian direktur utama tidak dipersalahkan dalam melakukan pelepasan asset di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa. Pelepasan asset tidak bergerak PTPN.II Persero dilakukan pada tahun 2005, maka peraturan yang berlaku adalah Keputusan Menteri Keuangan No.89KMK.0131991 tentang pedoman pemindahtanganan aktiva tetap Badan Usaha Milik Negara. Tata cara pelepasan asset pada BUMN terdapat dalam pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 12 ayat 1 dan 2, pasal 13 dan pasal 16 dari Keputusan Menteri Keuangan No.89KMK.0131991 tentang pedoman pemindahtanganan aktiva tetap Badan Usaha Milik Negara, yang bunyinya dikutip sebagai berikut : Pasal 7 : 1. Permohonan pemindahantanganan aktiva tetap tidak bergerak dan aktiva tetap tidak bergerak yang unsur ekonomisnya diatas lima tahun diajukan oleh direksi BUMN kepada Menteri Keuangan dengan tembusan kepada dewan komisarisdewan pengawas. 2. Dewan komisarisdewan pengawas wajib memberikan penilaian dan pendapat kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 1 satu bulan sejak diterimanya permohonan pemindahtanganan aktiva tetap tersebut. 3. Menteri Keuangan memberikan keputusannya selambat-lambatnya dalam waktu 3 Universitas Sumatera Utara tiga bulan sejak diterimanya penilaian dan pendapat dari dewan komisarisdewan pengawas sebagaimana tersebut dalam ayat 2 pasal ini. Pasal 8 : Setiap permohonan oleh direksi kepada dewan komisaris dan Menteri Keuangan mengenai pemindahtanganan aktiva tetap dengan cara penjualan atau tukar menukar harus disertai taksiran harga jualharga tukaran aktiva tersebut yang ditetapkan sendiri oleh direksi tanpa membentuk suatu team penaksir harga. Pasal 9 : Permohonan pemindahtanganan aktiva tetap tersebut dalam pasal 6, pasal 7 dan pasal 8 diatas harus disertai dengan data sebagai berikut : 1. Lokasi. 2. Jenis barang. 3. Spesifikasi. 4. Nilai perolehan dan nilai buku. 5. Tahun perolehan. 6. Perkiraan harga jual. 7. Kondisikeadaan barang. Pasal 12 ayat 1 dan 2 : 1. Penjualan aktiva tetap Badan Usaha Milik Negara baik yang telah memperoleh persetujuan dari dewan komisarisdewan pengawas berdasarkan pasal 6 maupun dari Menteri Keuangan sesuai dengan ketentuan pasal 7 pelaksanaannya dilakukan oleh direksi dengan prosedur lelang melalui kantor lelang Negara. 2. Dengan pertimbangan tertentu menteri keuangan dapat memberikan persetujuan pelaksanaan penjualan aktiva tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 dan pasal 7 tanpa prosedur lelang melalui Kantor lelang Negara. Pasal 13 : 1. Untuk menetapkan harga jualharga tukaran atas aktiva tetap yang akan dijual atau dipertukarkan sebagaimana tersebut dalam pasal 8 taksirannya dapat dilakukan oleh perusahaan penilai appraisal company berdasarkan persetujuan Menteri Keuangan. 2. Menyimpang dari ketentuan pasal 8, khusus untuk penetapan harga jual atas rumah dinas dan kendaraan dinas yang akan dijual kepada penghunipemakai, direksi membentuk panitia penaksir harga dengan susunan keanggotaan terdiri dari wakil- wakil Departemen Keuangan, Departemen Teknis, Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan serta instansi lain yang dianggap perlu dengan ketentuan jumlah anggota sebanyak-banyaknya 5 lima orang. 3. Harga transaksi yang ditetapkan oleh panitia penaskir harga maupun oleh perusahaan penilai maksimum berlaku untuk jangka waktu 1 satu tahun. 4. Harga transaksi yang ditetapkan oleh panitia penaksir harga atau oleh perusahaan Universitas Sumatera Utara penilai berlaku sebagai pedoman bagi direksi untuk menetapkan harga aktiva tetap yang akan dijual atau dipertukarkan. Pasal 16 : Direksi Badan Usaha Milik Negara menyampaikan laporan pelaksanaan pemindahtanganan aktiva tetap kepada Menteri Keuangan dan Menteri Teknis dengan tembusan kepada dewan komisarisdewan pengawas, selambat-lambatnya 1 satu bulan setelah selesainya pelaksanaan pemindahtanganan tersebut. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, dinyatakan dalam pasal 18 ayat 1 dan 2 yaitu : 1. Apabila Hak Guna Usaha hapus dan tidak diperpanjang atau diperbaharui, bekas pemegang hak wajib membongkar bangunan-bangunan dan benda-benda yang ada di atasnya dan menyerahkan tanah dan tanaman yang ada di atas tanah bekas Hak Guna Usaha tersebut kepada Negara dalam batas waktu yang ditetapkan oleh Menteri. 2. Apabila bangunan, tanaman dan benda-benda sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 masih diperlukan untuk melangsungkan atau memulihkan pengusahaan tanahnya, maka kepada bekas pemegang hak diberikan ganti rugi yang bentuk dan jumlahnya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden. Dalam pasal 18 ayat 1 dan 2 dapat dijelaskan PTPN.II Persero masih mempunyai hak untuk menguasasi tanah eks HGU seluas 78,16 Ha, dimana direktur utama PTPN.II Persero sebagai wakil dari Pemegang Saham yaitu Menteri BUMN berhak untuk menjaga sampai ada pelepasan asset terhadap tanah eks HGU seluas 78,16 Ha yang ditentukan oleh Menteri BUMN sebagai pemegang saham. Dan menurut Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.42HGUBPN2002 tentang pemberian perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha atas tanah terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, yang menyatakan pada bagian memutuskan diktum 3,4 : Universitas Sumatera Utara Ketiga : Menegaskan bahwa atas sebagian tanah-tanah perkebunan sebagaimana diuraikan dalam peta pada daftar lampiran keputusan ini seluruhnya seluas 3.353,5900 ha terletak di Kecamatan Sunggal, Pancur Batu, Kutalimbaru, Tanjung Morawa, STM Hilir, Pagar Merbau, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Beringin, labuhan Deli, Batangkuis, Patumbak dan Perbauangan, kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara menjadi tanah yang langsung dikuasai oleh negara. Keempat : Menyerahkan pengaturan, penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan penggunaan tersebut dalam diktum ketiga keputusan ini kepada Gubernur Sumatera Utara untuk selanjutnya diproses sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah memperoleh ijin pelepasan asset dari Menteri yang berwenang. Dapat dijelaskan diktum ketiga dan keempat tersebut diatas, tanah eks HGU seluas 78,16 Ha terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, yang sudah habis Hak Guna Usaha dikuasai langsung oleh negara dalam hal ini adalah Menteri BUMN, dimana Menteri BUMN sebagai pemegang saham pada PTPN.II Persero tetapi direktur utama PTPN.II Persero sebagai wakil dari Menteri BUMN berhak untuk menguasai tanah eks HGU seluas 78,16 Ha sampai ada izin pengaturan, penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan pengunaan tersebut harus mendapat persetujuan Menteri BUMN selaku pemegang saham setelah itu harus memperoleh persetujuan dari Gubernur Sumatera Utara. PTPN.II Persero tidak dapat mengalihkanmenjual tanah eks HGU sebelum dapat pemanfaatpemilik tanah yang baru. Yang menjadi pemanfaatpemlilik tanah yang baru dalam mendapatkan tanah eks HGU tersebut, harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Tetapi pelepasan asset tidak bergerak atas tanah seluas 78,16 ha tersebut dilakukan pada Universitas Sumatera Utara tahun 2005 maka yang berlaku Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Asset BUMN merupakan kekayaan BUMN, karena kekayaan negara yang dipisahkan dalam BUMN secara fisik adalah berbentuk saham yang dipegang oleh negara, bukan harta kekayaan dari BUMN, sehingga yang dapat dikenakan perbuatan melanggar hukum adalah menjual saham. Apabila asset BUMN merupakan kekayaan negara maka utang dari BUMN itu sendiri menjadi utang negara. Jadi dapat dikatakan direksi BUMN berhak melakukan pelepasan asset tidak bergerak, karena asset BUMN adalah kekayaan BUMN itu sendiri dengan meminta persetujuan dari pemegang saham yaitu Menteri BUMN. 120 Berdasarkan analisa hukum diatas, dapat disimpulkan direktur utama PTPN.II Persero tidak dapat diminta pertanggung jawaban terhadap PTPN.II Persero dalam melakukan pelepasan asset tidak bergerak yaitu berupa tanah eks HGU seluas 78,16 ha yang terletak di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa, hal ini dapat dilihat dalam pasal 18 ayat 1 dan 2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah dan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.42HGUBPN2002 tentang pemberian perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha atas tanah terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, 120 http:kppnjambi.orgindex.phpcomponentcontentarticle41keuangan65keuangan.html, diakses pada tanggal 22 Maret 2011, pada pukul 19.45 wib. Universitas Sumatera Utara yang menyatakan pada bagian memutuskan diktum 3,4, maka PTPN.II Persero berhak melakukan pelepasan asset BUMN tidak bergerak. Dalam pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 12 ayat 1 dan 2, pasal 13, dan pasal 16 dari Keputusan Menteri Keuangan No.89KMK.0131991 tentang pedoman pemindahtanganan aktiva tetap Badan Usaha Milik Negara, karena Suwandi sebagai direktur utama PTPN.II Persero sudah melaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada di PTPN.II Persero dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian direktur utama PTPN.II Persero tidak dapat dihukum. Alasan yang menyebabkan direktur utama PTPN.II Persero tidak bersalah adalah sebagai berikut : 1. Direktur utama PTPN.II Persero dalam mengalihkan pelepasan asset tidak bergerak yang sudah habis eks HGU-nya diperuntukan untuk pembangunan daerah, sesuai dengan pasal 5 angka 6 dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dimana direktur utama PTPN.II Persero mengalihkan asset tidak bergerak kepada Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah untuk pembangunan sekolah. 2. Direktur utama sudah mendapat persetujuan pelepasan asset tidak bergerak dari Menteri BUMN melalui RUPS yaitu RUPS tanggal 28 Mei 2004 telah disetujui pelepasan areal eks HGU yang tidak diperpanjang dan RUPS tanggal 26 Mei 2005 pada angka 5 keputusan lain-lain huruf f pada prinsipnya RUPS dapat menyetujui usulan direksi dalam pelepasan aktiva non produktif, surat Menteri Negara BUMN No.351MBU2004 tanggal 30 Juni 2004 yang isinya memberikan Universitas Sumatera Utara persetujuan untuk menghapus bukuhan aktiva PTPN.II berupa areal bekas HGU Kebun Tamora di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa, Kab.Deli Serdang seluas + 59 ha dan persetujuan pelepasan asset diberikan jangka waktu 1 tahun sejak tanggal ditetapkan yaitu tanggal 30 Juni 2004 dan surat Sekretaris Menteri Negara BUMN No.S-08MBU.S2006 tanggal 20 Januari 2006, perihal : penegasan atas selisih areal lahan kebun tamora milik PTPN.II yang didivestasikan untuk Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah yang ditanda tangani oleh H.Muh.Said Didu . 3. Direktur utama PTPN.II Persero melaksanakan isi diktum keempat dari surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.42HGUBPN2002 tentang pemberian perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha atas tanah terletak di Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara dengan mendapat izin pelepasan asset tidak bergerak dari Gubernur melalui suratnya No.59319412004 tertanggal 14 April 2004 perihal pengaturan pemanfaatan tanah eks.HGU PTPN.II yang berlokasi di Desa Dagang Kerawang, Kec.Tanjung Morawa yang ditujukan kepada Dirut PTPN.II pada prinsipnya Gubernur Sumatera Utara menyetujui areal seluas + 59 ha dan meminta kepada Menteri Negara BUMN dapat memproses ijin pelepasan areal kebun kepada Yayasan Pendidikan Nurul Amaliyah. 4. Direktur utama PTPN.II Persero juga melaksanakan isi pasal 13 ayat 2 dari Keputusan Menteri Keuangan No.89KMK.0131991 tentang pedoman pemindahtanganan aktiva tetap Badan Usaha Milik Negara, dimana direktur utama PTPN.II Persero membentuk panitia penaksir harga yang anggotanya dari Universitas Sumatera Utara Menteri BUMN, Gubernur Sumatera Utara, Bupati Deli Serdang, PTPN.II Persero, Komisaris PTPN.II Persero, Kepala Badan Pertanahan Propinsi Sumatera Utara, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM DIREKSI BUMN TERHADAP HASIL

PELEPASAN ASSET TIDAK BERGERAK YANG TIDAK MASUK KE KAS NEGARA DALAM PUTUSAN NOMOR : 1491PID.B2006PN-LP A. Tanggung Jawab Hukum Direksi Secara Perdata Lahirnya suatu tanggung jawab hukum berawal dari adanya perikatan yang melahirkan hak dan kewajiban. Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan hak dan kewajiban perikatan bersumber dari perjanjian dan undang-undang. Perikatan yang bersumber dari undang-undang terbagi lagi menjadi perbuatan menurut hukum dan perbuatan melawan hukum. Timbulnya perikatan yang bersumber dari perjanjian membebankan kepada para pihak yang melakukan perjanjian untuk melaksanakan hak dan kewajibannya prestasi. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan prestasi maka dapat dikategorikan telah melakukan wanprestasi. Secara umum pertanggung jawaban perdata dapat diartikan sebagai konsekuensi hukum atas pelanggaran hak dan kewajiban, baik hak dan kewajiban yang lahir dari perjanjian maupun yang lahir dari undang-undang, yang membawa kerugian kepada orang atau badan lain. Adapun pengertian ganti kerugian adalah penggantian biaya, kerugian, dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perjanjian dan pemenuhannya baru diwajibkan apabila debitur dinyatakan lalai Pasal 1234 KUH Perdata. Dengan demikian, pada dasarnya ganti kerugian adalah ganti kerugian Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

2 90 127

Analisis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negara yang Sudah Di Privatisasi

4 88 116

Analisis Yuridis Terhadap Pengurusan Piutang Perusahaan Negara Dikaitkan dengan Non Performing Loan Pada Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN):(Studi Pada PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Wilayah I Medan)

2 63 130

Analisis Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2010)

9 152 128

Analisis Hukum Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Melalui Pasar Modal: Studi Mengenai Go Public Pt. Krakatau Steel (Persero) Tbk

17 131 163

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Penyebaran Kepemilikan Saham Pemerintah Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Untuk Menciptakan Perusahaan Yang Sehat Dan Efisien

4 85 458

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)

1 86 77

Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN

1 45 167

KEPAILITAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG BERGERAK DI BIDANG KEPENTINGAN PUBLIK DIKAITKAN DENGAN KEDUDUKAN ASET NEGARA DALAM BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN).

1 1 1