Dalam penelitian ini yang dibahas merupakan cakupan pembahasan tanggung jawab direksi dalam melakukan pengurusan dan pengelolaan BUMN .
Dengan demikian, berdasarkan penelusuran pada beberapa penelitian sebelumnya, penulis berkeyakinan bahwa penelitian yang penulis lakukan ini
telah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena penulis memperhatikan ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung
tinggi. Jadi penelitian ini adalah baru dan asli karena dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka.
F. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis
Dalam setiap penelitian harus disertai pemikirkan secara teoritis, karena ada hubungannya antara teori dengan kegiatan pengumpulan data, pengolahan
dan analisis data.
26
Teori menguraikan jalan pemikiran menurut kerangka yang logis yang artinya yang mendudukkan masalah penelitian yang telah dirumuskan
dalam kerangka teoritis yang relevan yang mampu menerangkan masalah tersebut.
27
Oleh sebab itu kerangka teoritis bagi suatu penelitian mempunyai kegunaan
28
26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986, hlm.122.
sebagai berikut:
27
Made Wiratha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Andi, 2006, hlm. 6.
28
Ibid hlm.121.
Universitas Sumatera Utara
1. Teori tersebut berguna untuk lebih mempertajam atau lebih mengkhususkan fakta yang hendak diselidiki atau diuji kebenarannya.
2. Teori sangat berguna dalam mengembangkan sistem klarifikasi fakta, membina, struktur konsep-konsep serta memperkembangkan defenisi-defenisi.
3. Teori biasanya merupakan suatu ikhtisar daripada hal-hal yang diteliti. 4. Teori memberikan kemungkinan pada prediksi fakta mendatang, oleh karena
telah diketahui sebab-sebab terjadinya faakta tersebut dan mungkin faktor-faktor tersebut akan timbul lagi pada masa-masa mendatang.
Sejalan dengan hal tersebut, maka terdapat beberapa teori yang dipergunakan dalam menjawab permasalahan ini antara lain sebagai berikut:
1. Teori Organisme Menurut Teori Organisme dari OTTO VON GIERKE: “ Direksi adalah
organ atau alat perlengkapan badan hukum. Sama seperti halnya manusia mempunyai organ-organ seperti tangan, kaki, mata, telinga dan seterusnya dan
karena setiap gerakan organ-organ itu dikehendaki atau diperintahkan oleh otak manusia, maka setiap gerakan atau aktifitas Direksi badan hukum dikehendaki
atau diperintah oleh badan hukum sendiri.
29
2. Teori Tanggung Jawab Menurut Hans Kelsen “satu konsep yang berhubungan dengan konsep
29
Buletin Hukum Perbankan dan Kebank Sentaralan, Volume 5 Nomor 3, Desember 2007, hlm.15.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban hukum adalah konsep tanggung jawab hukum”. Bahwa seseorang bertanggung jawab secara hukum atas suatu perbuatan tertentu atau bahwa dia
memikul tanggung jawab hukum berarti bahwa dia bertanggung jawab atas suatu sanksi dalam hal perbuatan yang bertentangan. Biasanya yakni dalam hal sanksi
ditujukan kepada pelaku langsung, seseorang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
30
Pembenahan pertanggungjawaban perdata terhadap direksi harus merujuk kepada hukum perusahaan dan anggaran dasar perseroan itu sendiri.
Artinya sepanjang direksi perseroan telah melakukan tugas dan kewenangannya dengan segala kemampuan profesionalitasnya, kehati-hatian dan dengan itikad
baik untuk kepentingan perseroan sesuai maksud dan tujuan perseroan, maka direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk mengganti kerugian yang
diderita perseroan. Teori pertanggungjawaban ada secara perdata dan
pidana. Menurut pertanggungjawaban perdata, tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain mewajibkan orang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Artinya tidak ada kewajiban yang mengganti kerugian tanpa ada kesalahan. Sedangkan
pertanggungjawaban pidana “tidak ada pidana tanpa kesalahan.
Kedua teori ini tidak terlepas dari hak dan kewajiban yang sering
30
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni dengan buku Asli General Theory Of Law And State, Alih Bahasa Somardi, Rimdi Press, Jakarta,1997, hlm.65
Universitas Sumatera Utara
dikaitkan dengan pertanggung jawaban hukum. Dalam Hal ini Anggota Direksi berkewajiban melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memenuhi
kepentingan ini merupakan kewajiban sedangkan melalaikan adalah kesalahan. Di samping dua teori ini tersebut, teori lain yang relevan adalah teori fiduciary
duty. Fiduciary of duty adalah suatu tugas yang disebut dari trustee yang terbit dari suatu hubungan hukum antara trustee dengan pihak lain. Trustee adalah pihak
yang memegang suatu kepercayaan untuk kepentingan orang lain. Dalam teori fiduciary duty, direksi hanya berhak dan berwenang untuk
bertindak atas nama dan untuk kepentingan perseroan dalam batas-batas yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam anggaran
dasar. Ini berarti direksi memiliki limitasi dalam bertindak atas nama dan untuk kepentingan perseroan.
31
31
Gunawan Widjaja, Op Cit., hlm.22-24.
Teori fiduciary duty perkembangannya masih baru di Indonesia sehingga diperlukan pengembangan terhadap teori tersebut. Dalam
hukum perseroan, untuk mengerakkan perseroan, perseroan dibagi-bagi ke dalam organ-organ, yang masing-masing organ memiliki tugas dan kewenangannya
sendiri. Di Indonesia, ada tiga jenis organ yang dikenal dan dari yang ketiga jenis organ tersebut yang ada dalam perseroan adalah direksi organ yang
undang-undang diberikan hak dan kewajibandiberikan tugas
melakukanmelaksanakan kegiatan pengurusan dan dibawah pengawasan dewan komisaris. Walau demikian, organ perseroan itu sendiri adalah juga sesuatu yang
Universitas Sumatera Utara
fiktif. Untuk menjadikannya konkrit, maka organ-organ tersebut dilengkapi dengan anggota-anggota yang merupakan orang-orang yang memiliki kehendak
yang akan menjalankan perseroan tersebut sesuai dengan maksud dan tujuan pendirian perseroan. Dengan demikian berarti pada dasarnya Perseroan juga
dijalankan oleh orang perorangan yang duduk dan menjabat sebagai pengurus perseroan yang berada dalam satu wadahorgan yang dikenal dengan nama
direksi.
32
Dalam menjalankan kegiatan dan aktivitasnya sehari-hari, perseroan memiliki maksud dan tujuan perseroan yang dimuat dalam setiap akta pendirian
dan anggaran dasar perseroan. Praktik hukum perseroan menunjukkan adanya 2 tindakan yang
merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan anggaran dasar perseroan
33
1. Tindakan yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta anggaran dasar perseroan adalah tindakan yang berada diluar maksud dan
tujuan perseroan. yaitu
:
2. Tindakan dari direksi perseroan yang berada diluar kewenangan yang diberikan kepadanya berdasarkan ketentuan yang berlaku termasuk anggaran
dasar perseroan terbatas.
32
Try Widiyono, Op Cit., hlm.40.
33
Munir Fuady, Doktrin-Doktrin Moderen dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam Hukum Indonesia, Op Cit.,hlm.52.
Universitas Sumatera Utara
Direksi hanya berhak dan berwenang untuk bertindak atas nama dan untuk kepentingan perseroan dalam batas-batas yang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar perseroan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh direksi diluar kewenangan yang diberikan tersebut
tidak mengikat perseroan, kecuali dalam hal ini diatur lain oleh undang-undang. Ini berarti direksi memiliki limitasi dalam bertindak atas nama dan untuk
kepentingan perseroan. Dalam tugas fidusia bagi direksi terhadap perseroan terbatas yang telah
mengangkatnya sebagai pengurus dan perwakilan bagi perseroan terbatas, dalam segala macam tindakan hukumnya untuk mencapai maksud dan tujuan, serta
untuk kepentingan perseroan terbatas. Ada 2 macam kewajiban Direksi
34
1. Kewajiban berdasarkan tugas hukum yaitu :
adalah suatu kewajiban dari direksi yang secara tegas dinyatakan dalam perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan terbatas.
2. Kewajiban berdasarkan tugas fidusia. adalah suatu kepercayaan yang diberikan dari pihak perseroan kepada direksi
untuk menjalankan tugas dan itikad baik dan loyal yang tinggi. Philip Lipton dan Abraham Herzberg membagi tugas Fidusia ada 5
34
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Op Cit., hlm.98.
Universitas Sumatera Utara
macam yaitu : 1. Duty To Act Bona Fide In The Interest Of The Company Tugas untuk
kepentingan perseroan semata-mata, yang artinya kewajiban direksi untuk melakukan kepengurusan perseroan hanya untuk kepentingan perseroan
semata-mata. Untuk menentukan sampai seberapa jauh suatu tindakan yang diambil oleh direksi perseroan telah dilakukan untuk kepentingan perseroan,
maka hal tersebut harus dipulangkan kembali kepada direksi perseroan. Direksi perseroan Harus mengetahu dan memiliki penilaian sendiri tentang
tindakan yang menurut pertimbangannya adalah sesuatu yang harus atau tidak dilakukan untuk kepentingan perseroan.
35
2. Duty To Exercise Power For Their Proper Purpose Tugas untuk melatih
kekuatan direksi dengan tujuan yang tepat,
35
Gunawan Widjaja, Op Cit., hlm.50.
yang artinya untuk dapat melaksanakan tugasnya, direksi yang diberikan hak dan wewenang untuk
bertindak untuk dan atas nama serta bagi perseroan terbatas. Hal ini membawa konsekwensi bahwa jalannya perseroan terbatas, termasuk
pengelolaan harta kekayaan erseroan terbatas. Sebagai orang kepercayaan perseroan terbatas yang diangkat oleh rapat pemegang saham untuk
kepentingan para pemegang saham secara keseluruhan, direksi diharapkan dapat bertindak adil dalam memberikan manfaat yang optimal bagi pemegang
saham perseroan terbatas. Sebagai trustee bagi perseroan terbatas, maka
Universitas Sumatera Utara
sudah selayaklah jika dalam melakukan tindakan atau perbuatan yang mengatasnamakan kepentingan perseroan terbatas, direksi harus
melakukannya secara benar dan tidak memihak bagi keuntungan atau kepentingan manapun juga. Direksi diberikan kepercayaan kepercayaan oleh
pemegang saham melalui mekanisme rapat pemegang saham. Setelah rapat pemegang saham menyetujui pengangkatan direksi perseroan, maka
pemegang saham tidak lagi berhubungan dengan direksi perseroan dan oleh karena itu maka direksi tidak dapat mempergunakan kepercayaan yang
diberikan kepadanya tersebut dipergunakan dalam kapasitasnya untuk merugikan satu atau lebih pemegang saham tertentu dalam perseroan.
36
3. Duty To Retain Their Discrenatory Powers Tugas untuk mempertahankan
kekuatan direksi,
36
Ibid., hlm.52.
yang artinya direksi dalam undang-undang dan anggaran dasar dan kadang kala melalui rapat pemegang saham telah diberikan
kewenangan fiduciary untuk bertindak seluas-luasnya, namun demikian hal tersebut haruslah dilakukan dan diselenggarakan untuk kepentingan
perseroan, dan oleh karena itu maka tidak selayaknyalah jika direksi kemudian melakukan pembatasan dini atau membuat untuk bertindak untuk
tujuan dan kepentingan perseroan. Dalam hal ini tidak berarti direksi tidak boleh mengadakan, membuat atau menandatangani suatu kesepakatan
pendahuluan sebelum suatu perjanjian yang mengikat dibuat dan ditanda
Universitas Sumatera Utara
tangani. Pada saat perjanjian yang mengikat tersebut dibuat dan ditanda tangani, direksi sudah harus mempunyai pandangan, sikap dan kepastian
bahwa tindakan yang dilakukan tersebut hanya memberikan manfaat bagi kepentingan perseroan terbatas.
37
4. Duty To Avoid Conflicts Of Interests Tugas untuk menghindari konflik
kepentingan perseroan,
37
Ibid., hlm.54.
yang artinya direksi memiliki kewajiban untuk menghindari diadakan, dibuat atau ditanda tanganinya perjanjian atau
dilakukan perbuatan yang menempatkan direksi tersebut dapat suatu keadaan yang tidak memungkinkan dirinya untuk bertindak secara wajar demi tujuan
dan kepentingan perseroan. Kewajiban ini bertujuan untuk mencegah direksi secara tidak layak memperoleh keuntungan dari perseroan yang mengangkat
dirinya menjadi direksi. Kewajiban ini sebenarnya melarang dengan mencegah direksi untuk menempatkan dirinya pada satu keadaan yang
memungkinkan direksi bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, pada saat yang bersamaan mereka harus bertindak mewakili untuk dan atas nama
perseroan. Jadi sesunguhnya kewajiban tersebut bukan untuk melakukan penghukuman atas terjadinya suatu tindakan yang mengadung unsur benturan
kepentingan, melainkan merupakan suatu bentuk pencegahan sebelum suatu tindakan, perbuatan atau keputusan yang mengandung unsur benturan
kepentingan tersebut dilakukan, dilaksanakan atau diambil. Tugas dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab direksi juga merupakan tugas dan tanggung jawab anggota direksi. Ini berarti setiap tindakan yang diambil atau dilakukan oleh salah satu
atau lebih anggota direksi akan mengikan anggota direksi lainnya. Dalam hal yang demikian, maka direksi harus semata-mata memperhatikan kepentingan
dari perseroan sebagai satu kesatuan dan bukan untuk kepentingan masing- masing pemegang saham.
38
5. Duty Of Care And Duties Of Diligence Tugas untuk menjalankan
kepengurusan dan perwakilan perseroan, yang artinya direksi sebagai organ kepercayaan perseroan diharapkan dapat menjalankan perseroan hingga
memberikan keuntungan bagi perseroan. Direksi diberikan fleksibilitas dalam bertindak untuk melaksanakan fungsi kegiatan manajemen, dengan
mengambil resiko dan peluang dimasa depan. Tidak semua orang diharapkan dan dihadapkan pada keadaan untuk memiliki suatu standar keahlian tertentu
yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal demikian maka setiap anggota direksi tersebut patut diharapkan dapat bertindak dan
melakukan perbuatan yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perseroan dari masing-masing bidang keahliannya tersebut.
39
Dalam menjalankan kepengurusan dan perwakilan perseroan, direksi harus bertindak secara hati-hati, patut atau sebaik-baiknya sesuai dengan
kewenangan yang diberikan dalam anggaran dasar. Seandainya dalam
38
Ibid, hlm.56.
39
Ibid., hlm.58.
Universitas Sumatera Utara
pengurusan dan perwakilan perseroan, direksi melakukan perbuatan atau tindakan yang melanggar batas kewenangan atau sesuatu ketentuan yang sudah
ditetapkan dalam anggaran dasar, kepadanya dapat dimintai pertanggung jawaban secara pribadi oleh pihak ketiga baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama untuk keseluruhannya. Perseroan terbatas tidak bertanggung jawab kepada direksi yang
melampaui wewenang yang diberikan anggaran dasar kepadanya, sehingga kerugian yang diderita pihak ketiga bukan menjadi tanggung jawab perseroan
melainkan tanggung jawab direksi seluruhnya. Sebaliknya direksi tidak bertanggung jawab secara pribadi kepada pihak ketiga apabila direksi dapat
membuktikan bahwa direksi telah menjalankan pengurusan dan perwakilan secara baik-baik. Dalam hal ini perseroan terbatas yang memikul tanggung
jawab atas segala kerugian yang diderita pihak ketiga dan direksi terbebas dari tanggung jawab secara pribadi.
40
Teori organisme dapat digunakan dalam menyelesaikan tentang tanggung jawab direksi terhdap pelepasan asset tidak bergerak pada BUMN
dalam putusan Nomor : 1491Pid.B2006PN-LP dan tanggung jawab direksi Jadi untuk mengukur kinerja direksi dapat
dilihat dari tingkat efisiensi yang dapat dicapai dan keuntungan yang berhasil dicapai.
40
Rachamadi Usman, Dimensi Hukum Perseroan Terbatas, Bandung : PT.Alumni, 2004, hlm.179.
Universitas Sumatera Utara
BUMN terhadap pelepasan asset tidak bergerak yang tidak masuk ke kas negara dalam putusan Nomor : 1491Pid.B2006PN-LP, karena direksi adalah bagian
dari organisme maka direksi dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum. Begitu juga dengan teori tanggung jawab dapat juga digunakan apabila direksi
terbukti bersalah maka direksi harus bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukannya dapat dikenakan sanksi secara pidana yaitu berupa hukuman
penjara mengakibatkan kerugian bagi negara.
2. Kerangka Konseptual