Tujuan Pendirian BUMN TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP

atau tujuan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sejauh mana operasional di lapangan sangat tergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengendalikan BUMN melalui mekanisme RUPS. Bila seluruh saham dimiliki oleh pemerintah maka pemerintah bertindak selaku RUPS pemegang saham tunggal dan dapat sepenuhnya mengendalikan BUMN, demikian sebaliknya.

B. Tujuan Pendirian BUMN

Ada 5 tujuan pendirian BUMN yang diatur dalam pasal 2 UU BUMN yaitu sebagai berikut : 1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan perekonomian negara pada khususnya. BUMN diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan konstribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerima keuangan negara. 59 2. Mengejar keuntungan. Meskipun maksud dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum, persero dapat diberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat. Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya kompensasi berdasarkan perhitungan bisnis atau 59 Penjelasan Pasal 2 ayat 1 huruf a. Universitas Sumatera Utara komersial. 60 3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi serta memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Dengan maksud dan tujuan seperti ini, setiap hasil usaha dari BUMN, baik barang maupun jasa, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 61 4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi. Kegiatan perintisan merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas tersebut dapat dilakukan melalui penugasan kepada BUMN. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah. 62 5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam pasal 88 ayat 1 UU BUMN dikatakan ”BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan 60 Penjelasan Pasal 2 ayat 1 huruf b. 61 Penjelasan Pasal 2 ayat 1 huruf c. 62 Penjelasan Pasal 2 ayat 1 huruf c. Universitas Sumatera Utara usaha kecilkoperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN”, dan juga dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor : PER-05MBU2007 tertanggal 27 April 2007 tentang Program kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan usaha kecil dan program bina lingkungan. Dimana dikatakan dalam pasal 1 angka 6 dan 7 dalam Peraturan Menteri tersebut. Program kemitraan BUMN dengan usaha kecil, yang selanjutnya disebut program kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Sedangkan program bina lingkungan, yang selanjutnya disebut program BL, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Dalam pasal 9 ayat 1, pasal 11 ayat 1 dijelaskan tentang dana program kemitraan, sedangkan dalam pasal 9 ayat 2 dan pasal pasal 11 ayat 2 dijelaskan tentang program bina lingkungan.Bahwa adapun bunyi pasal 9 ayat 1, pasal 11 ayat 1, pasal 9 ayat 2 dan pasal pasal 11 ayat 2 adalah dikutip sebagai berikut : Pasal 9 ayat 1 : Dana program kemitraan bersumber dari : 1. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2 dua persen. 2. Jasa administrasi pinjamanmarjinbagi hasil, bunga deposito danatau jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi beban operasional. 3. Pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain, jika ada. Pasal 11 ayat 1 : Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk : 1. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan; 2. Pinjaman khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha mitra binaan yang bersifat pinjaman tambahan dan berjangka pendek dalam rangka memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan; 3. Beban Pembinaan : Universitas Sumatera Utara a. Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajianpenelitian yang berkaitan dengan Program Kemitraan; b. Beban pembinaan bersifat hibah dan besarnya maksimal 20 dua puluh persen dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan; c. Beban pembinaan hanya dapat diberikan kepada atau untuk kepentingan mitra binan. Pasal 9 ayat 2 : Dana program bina lingkungan bersumber dari : 1. Penyisihan laba setelah pajak maksimal sebesar 2 dua persen. 2. Hasil bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program BL. Pasal 11 ayat 2 : Dana program bina lingkungan berbentuk : 1. Dana Program BL yang tersedia setiap tahun terdiri dari saldo kas awal tahun, penerimaan dari alokasi laba yang terealisir, pendapatan bunga jasa giro danatau deposito yang terealisir serta pendapatan lainnya. 2. Setiap tahun berjalan sebesar 70 tujuh puluh persen dari jumlah dana Program BL yang tersedia dapat disalurkan melalui Program BL BUMN Pembina. 3. Setiap tahun berjalan sebesar 30 tiga puluh persen dari jumlah dana Program BL yang tersedia diperuntukkan bagi Program BL BUMN Peduli. 4. Apabila pada akhir tahun terdapat sisa kas dana Program BL BUMN Pembina dan BUMN Peduli, maka sisa kas tersebut menjadi saldo kas awal tahun dana Program BL tahun berikutnya. 5. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN Pembina : a. Bantuan korban bencana alam; b. Bantuan pendidikan danatau pelatihan; c. Bantuan peningkatan kesehatan; d. Bantuan pengembangan prasarana danatau sarana umum; e. Bantuan sarana ibadah; f. Bantuan pelestarian alam;

C. Penyertaan Modal Negara

Dokumen yang terkait

Penerapan Sita Umum Terhadap Aset Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero Pailit Terkait Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

2 90 127

Analisis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negara yang Sudah Di Privatisasi

4 88 116

Analisis Yuridis Terhadap Pengurusan Piutang Perusahaan Negara Dikaitkan dengan Non Performing Loan Pada Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN):(Studi Pada PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Wilayah I Medan)

2 63 130

Analisis Kebijakan Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2010)

9 152 128

Analisis Hukum Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Melalui Pasar Modal: Studi Mengenai Go Public Pt. Krakatau Steel (Persero) Tbk

17 131 163

Kemitraan Usaha Kecil Menengah Dengan Badan Usaha Milik Negara Di Kota Medan (Studi Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) dan PT. Jamsostek (PERSERO) Cabang Kantor Medan)

0 56 199

Penyebaran Kepemilikan Saham Pemerintah Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Untuk Menciptakan Perusahaan Yang Sehat Dan Efisien

4 85 458

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai Tempat Kerja Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU)

1 86 77

Kedudukan, Peran Dan Tanggung Jawab Hukum Direksi Dalam Pengurusan BUMN

1 45 167

KEPAILITAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG BERGERAK DI BIDANG KEPENTINGAN PUBLIK DIKAITKAN DENGAN KEDUDUKAN ASET NEGARA DALAM BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN).

1 1 1