peternakan dalam pasal 28 ayat 1 UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Menurut pasal 18 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah, konsekuensi dari HGU yang hapus dan tidak diperpanjang
atau diperbaharui itu adalah bekas pemegang hak wajib membongkar bangunan- bangunan dan benda-benda yang ada diatasnya, menyerahkan tanah dan tanaman
yang ada di atas tanah bekas HGU tersebut kepada Negara dalam batas waktu yang ditetapkan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang
keagrarianpertanahan. Jadi pelepasan tanah bekas HGU sebagai asset perusahaan, yang berwenang adalah Menteri Negara BUMN selaku pemegang
saham perusahaan dan juga tentang ganti rugi atas pelepasan asset harus masuk ke kas negara dan penggunaan uang tersebut harus mendapat izin dari Menteri
BUMN selaku pemegang saham. Berdasarkan pemikiran latar belakang permasalahan ini, penulis menganggap perlu melakukan penelitian dengan
mengambil judul “Tanggung jawab direksi dalam pelepasan asset tidak bergerak pada Badan Usaha Milik Negara BUMN
”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut :
2. Bagaimanakah tanggung jawab direksi terhadap pelepasan asset tidak bergerak pada BUMN dalam putusan nomor : 1491Pid.B2006PN-LP ?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimanakah tanggung jawab hukum direksi BUMN terhadap hasil pelepasan asset tidak bergerak yang tidak masuk ke kas Negara dalam
putusan nomor : 1491Pid.B2006PN-LP ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan maksud : 1. Untuk mengetahui tanggung jawab direksi terhadap pelepasan asset tidak
bergerak pada BUMN dalam putusan nomor : 1491Pid.B2006PN-LP. 2. Untuk mengetahui tanggung jawab hukum direksi BUMN terhadap hasil
pelepasan asset tidak bergerak yang tidak masuk ke kas negara dalam putusan nomor : 1491Pid.B2006PN-LP.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan sumbangan
pemikiran dan memeperkaya perkembangan ilmu hukum bisnis dan perusahaan khususnya tanggung jawab Direksi Dalam Pelepasan Asset
BUMN tidak bergerak. 2. Manfaat Praktis :
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang besar untuk kepentingan baik bagi pemerintah, Perusahaan dan masyarakat dalam
Pertanggungan jawaban Direksi Dalam Pelepasan Asset BUMN tidak
Universitas Sumatera Utara
bergerak.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara, penelitian yang membahas judul Tanggung
jawab direksi dalam pelepasan asset BUMN tidak bergerak belum pernah dilakukan baik dalam judul, topik, dan objek permasalahan yang sama. Penelitian ini spesifik
mengenai “Tanggung jawab direksi dalam pelepasan asset tidak bergerak pada Badan Usaha Milik Negara BUMN
”. Namun pada tesis sebelumnya terdapat
penelitian sejenis yang dilakukan oleh 3 tiga orang mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara yaitu:
1 Rudi Dogar Harahap dengan judul Penerapan Business Judgement Rule dalam Pertanggungjawaban Direksi Bank pada tahun 2008. Dalam judul penelitian tesis
tersebut yang dibahas adalah mengenai prinsip pembelaan direksi sebagai penyeimbang prinsip fiduciary duty.
2 Bustanul Arifin dengan judul Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terhadap Perseroan Yang Dinyatakan Pailit pada tahun 2009. Dalam judul penelitian tesis
ini yang dibahas adalah mengenai secara umum ketentuan-ketentuan kewenangan dan tanggung jawab direksi perseroan terbatas jika Perseroan yang diurusnya
mengalami pailit. 3 Jujur Hutabarat dengan judul Analisis Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Direksi
Badan Usaha Milik Negara dalam pengurusan Perseroan pada tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang dibahas merupakan cakupan pembahasan tanggung jawab direksi dalam melakukan pengurusan dan pengelolaan BUMN .
Dengan demikian, berdasarkan penelusuran pada beberapa penelitian sebelumnya, penulis berkeyakinan bahwa penelitian yang penulis lakukan ini
telah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena penulis memperhatikan ketentuan-ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung
tinggi. Jadi penelitian ini adalah baru dan asli karena dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, objektif dan terbuka.
F. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis