Kegunaan Struktur Neraca Pembayaran

118 Ekonomi SMA Kelas XI berjalan akan defisit jika neraca perdagangan dan neraca jasa sama- sama negatif, atau surplus neraca perdagangan lebih kecil daripada deficit neraca jasa. A. Transaksi Berjalan 1. Barang a. Ekspor b. Impor 2. Jasa-jasa a. Ekspor b. Impor B. Neraca Modal atau Lalu Lintas Modal 1. Pemerintah a. Masuk b. keluar 2. Swasta a. Masuk b. Keluar C. Special Drawing Rights SDR D. Jumlah A + B + C E. Selisih Penghitungan Error and Omissions F. Cadangan Devisa atau Lalu Lintas Moneter d. Neraca modal menggambarkan lalu lintas modal masuk dan keluar suatu negara, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. 1. Aliran modal masuk terdiri dari investasi langsung pihak asing, menerima pinjaman luar negeri, menerima angsuran pokok dan bunga atas pinjaman yang pernah diberikan kepada pihak asing. 2. Aliran modal keluar berupa pembayaran utang pokok. e. Tiga ayat yang bukan berupa neraca, yaitu SDR, selisih penghitungan, dan cadangan devisa. f. Jumlah nilai transaksi berjalan, neraca modal, dan SDR mencerminkan omset neraca pembayaran. g. Selisih penghitungan mencerminkan kesalahan atau kelalaian yang terjadi di dalam pencatatan neraca pembayaran. Tersirat di dalamnya nilai berbagai transaksi ilegal yang tidak terdeteksi namun menimbulkan arus barang dan uang masuk dan keluar dari suatu negara. 119 Perekonomian Terbuka h. Cadangan devisa melambangkan saldo neto neraca pembayaran yang mencerminkan surplus atau defisitnya neraca pembayaran suatu negara. 1. Jika bertanda negatif, artinya terjadi kenaikan cadangan devisa, maka neraca pembayaran surplus. 2. Jika bertanda positif, artinya terjadi penurunan cadangan devisa, maka neraca pembayaran defisit. Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh negara kita sangat terkait dengan permasalahan defisit neraca pembayaran Ada beberapa hal yang menjadi penyebab besarnya defisit neraca pembayaran. 1. Meningkatnya konsumsi barang dan jasa untuk investasi Pesatnya investasi di Indonesia, terlebih setelah ada keputusan yang memperbolehkan Investasi Asing Langsung Foreign Direct Investment FDI, menyebabkan banyaknya pembangunan pabrik-pabrik yang membutuhkan barang dan jasa untuk investasi misalnya mesin-mesin, tenaga ahli. Karena barang-barang tersebut tidak dapat diperoleh dari dalam negeri atau investor ingin menggunakan barang-barang dan jasa yang telah dikenalnya di negara asal, ia akan mengimpor barang dan jasa tersebut, yang tentu saja akan menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk impor. Membesarnya defisit transaksi berjalan tidak perlu dikhawatiran karena pada masa mendatang defisit transaksi berjalan akan berkurang, oleh karena investasi berorientasi ekspor akan mendatangkan devisa bagi negara. 2. Meningkatnya konsumsi barang dan jasa konsumen. Barang-barang konsumen adalah barang dan jasa yang langsung dipakai untuk dikonsumsi, misalnya makanan atau jasa dokter. Barang dan jasa ini tidak dapat digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa lainnya. Untuk itu, perlu diadakan pembatasan-pembatasan atas impor barang atau jasa tersebut baik oleh pihak pemerintah ataupun konsumen sendiri. a. Pemerintah dapat melakukan pembebanan pajak yang tinggi untuk barang-barang yang telah dapat diproduksi di dalam negeri yang masuk ke Indonesia. Untuk ini, pemerintah perlu mengawasi mutu dan kuantitas dari barang-barang produksi dalam negeri, agar jangan sampai barang tersebut mutunya jauh di bawah barang buatan luar negeri. Akan tetapi, dengan harga yang jauh lebih tinggi dan kuantitas yang terbatas. Bila hal tersebut di atas belum dapat dilaksanakan maka akan sulit untuk mengendalikan perilaku konsumen agar dapat meredam defisit transaksi berjalan. b. Konsumen harus dapat menahan diri dengan menunda atau tidak membeli barang dan jasa yang tidak benar-benar dibutuhkan. 120 Ekonomi SMA Kelas XI Selain itu, konsumen harus dapat mencintai produk dalam negeri sehingga dapat mengurangi impor serta mampu mengurangi jumlah pengangguran. Untuk menutup defisit transaksi berjalan, pemerintah dapat melakukan hal-hal berikut ini. 1. Pinjaman dalam negeri, yaitu dengan pemerintah mengeluarkan obligasi dan menjualnya di pasar uang dalam negeri. Jika masyarakat termasuk bank-bank membeli obligasi tersebut, pemerintah memperoleh dana yang semula ada di tangan masyarakat. Biasanya bank sentral yang bertindak sebagai agen pemerintah. Cara open market operations ini hanya dapat dilakukan di negara-negara yang telah memiliki pasar surat berharga bursa efek dan saham yang sudah maju. Jika pemerintah meminjam dari masyarakat melalui pasar uang, akan mengakibatkan naiknya suku bunga keseimbangan di pasar uang. Kenaikan suku bunga mungkin akan mengurangi pengeluaran investasi swasta. 2. Pinjaman luar negeri, dengan menjual obligasi pemerintah di pasar luar negeri. Dalam hal ini pemerintah menerima dana dalam bentuk mata uang asing atau devisa dan pembeli di luar negeri menerima surat tanda berutang obligasi pemerintah beserta janji waktu pembayaran kembali dan besarnya bunga yang dibayarkan. Cara ini lebih cocok digunakan apabila pemerintah membutuhkan dana dalam bentuk devisa. Dengan menggunakan cara ini sama artinya dengan membayar satu utang dengan membuka satu utang lain gali lubang tutup lubang sehingga secara keseluruhan efeknya hanya memperpanjang periode pembayaran utang. Cara ini cukup riskan karena bila tidak berhati-hati akan menggerogoti hasil ekspor, yaitu dengan adanya keharusan untuk membayar cicilan pokok pinjaman ditambah bunganya. Selain itu, bila tidak dapat terbayar, utang akan semakin menumpuk dan suatu saat akan mengakibatkan kebangkrutan negara, seperti yang dialami oleh Meksiko. Negara ini menanggung banyak utang jangka pendek yang telah jatuh tempo, namun tidak dapat dilunasi sehingga mengacaukan perekonomiannya. 3. Pinjaman ke bank sentral, dalam hal ini bank sentral hanya dapat memberikan kredit dengan menciptakan uang inti reserve money atau mencetak uang kartal baru. Jika ini dilakukan, efek penurunan investasi swasta dapat dihindari sehingga metode ini lebih bersifat ekspansioner daripada pembiayaan melalui peminjaman dari masyarakat. Namun, pembiayaan defisit dengan cara ini akan menimbulkan akibat yang buruk jika perekonomian tidak dapat menaikkan produksi total untuk mendukung ekspansi atau meskipun perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. 121 Perekonomian Terbuka Pembiayaan dengan cara ini sebaiknya dihindari karena akan dapat merusak perekonomian. Dengan meningkatnya jumlah uang beredar, pengeluaran akan bertambah sehingga akan mendorong kenaikan harga-harga yang pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. 4. Penggunaan cadangan devisa, dengan cara pemerintah mengeluarkan cadangan devisanya, yang diperoleh dari pembayaran ekspor yang masih tertunda ataupun dari pembayaran ekspor terdahulu.

4. Tahapan Neraca Pembayaran

Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya, dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya. a. Negara debitur muda Pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal. b. Negara debitur madya Pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang. c. Negara kreditur muda Pada tahapan ini suatu negara mengembangkan ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara lain. d. Negara kreditur madya Pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak, yang kemudian diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan. 122 Ekonomi SMA Kelas XI F Hambatan Perdagangan Internasional Hambatan perdagangan internasional antara lain bertujuan untuk melindungi neraca pembayaran dan produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor di dalam negeri atau dikenal dengan sebutan proteksi. Hambatan perdagangan luar negeri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu hambatan berupa tarif dan nontarif, berikut ini penjelasannya: Tabel 4.1 Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2004-2006 dalam US juta A. TRANSAKSI BERJALAN 1.563 929 1.917 Neraca perdagangan 20.152 22.322 25.160 a. Ekspor, fob 70.767 86.178 95.036 b. Impor, fob –50.615 –63.856 –69.876 Neraca jasa-jasa, neto –18.589 –21.393 –23.243 B. NERACA MODAL 1.852 –3.911 5.020 Sektor publik, neto –443 4.004 3.479 1. Penerimaan pinjaman dan bantuan 4.770 7.452 9.719 a. Bantuan program dan lainnya 2.801 6.103 6.988 b. Bantuan proyek dan lainnya 1.969 1.349 2.731 2. Pelunasan pinjaman –5.213 –3.448 –6.240 Sektor swasta, neto 2.295 –7.915 1.541 a. Penanaman modal langsung, neto –1.512 2.194 2.561 b. Investasi portofolio 2.157 –588 1.178 c. Lainnya, neto 1.650 –9.521 –2.198 C. TOTAL A + B 3.415 –2.982 6.937 D. SELISIH YANG BELUM DIPERHITUNGKAN –3.106 2.596 1.430 E. KESEIMBANGAN UMUM 309 –386 8.367 F. PEMBIAYAAN –309 386 –8.367 Perubahan cadangan devisa 674 1.596 –6.821 Cadangan devisa 36.320 34.724 41.545 Transaksi berjalanPDB 0,6 0,3 0,6 Uraian 2004 2005 2006 Sumber: Nota Keuangan dan RAPBN RI 2006