Teori Keunggulan Absolut Adam Smith

97 Perekonomian Terbuka 2. efisiensi waktu bagi tenaga kerja karena tidak berpindah-pindah produksi; 3. Dalam jangka panjang, produksi akan memberikan insentif untuk pembuatan metode kerja yang lebih efektif.

c. Teori Keunggulan Komparatif David Ricardo

Teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa meskipun sebuah negara sanggup menghasilakan semua barang pada harga-harga yang lebih rendah daripada negara lain, perdagangan masih tetap akan menguntungkan kedua negara tersebut, berdasarkan biaya komparatif. Dengan demikian negara harus berkonsentrasi pada produk dengan keunggulan komparatif paling tinggi atau produk dengan kerugaian komparatif paling rendah. Sebaliknya, mengimpor produk dengan keunggulan komparatif paling rendah atau produk dengan kerugian komparatif paling tinggi. Keunggulan komparatif adalah keunggulan relatif suatu barang dalam perdagangan internasional yang diukur berdasarkan ratio nilai tukar suatu barang terhadap barang lain yang diproduksi suatu negara dibandingkan dengan nilai tukar barang-barang yang sama yang diproduksi negara lainnya.

d. Teori Faktor Komposisi Produksi Heckscher-Ohlin

Teori faktor komposisi produksi berbasis pada adanya berbagai macam masukan faktor produksi dan proporsi untuk komoditi- komoditi yang berbeda, diiringi dengan distribusi yang tidak berata dari faktor-faktor tersebut di wilayah dunia yang berbeda. Dengan demikian ketidaksamaan harga relatif merupakan fungsi dari komposisi faktor produksi regional. Keunggulan komparatif ditentukan oleh kelimpahan relatif komposisi faktor-faktor produksi tersebut. Terdapat saling ketergantungan di antara faktor-faktor produksi, perpindahan faktor-faktor produksi, pendapatan, harga, dan perdagangan. Suatu perubahan dalam salah satunya akan mempengaruhi yang lain. Harga dari faktor-faktor produksi dan harga produk selanjutnya di dalam setiap wilayah akan tergantung pada penawaran dan permintaan, yang pada gilirannya akan dipengaruhi oleh keinginan konsumen, tingkat pendapatan, kuantitas berbagai faktor, dan kondisi fisik produksi. Karena negara memiliki komposisi faktor produksi yang beraneka macam, sebuah negara akan memiliki keunggulan relatif dalam sebuah komoditi yang terwujud dalam beberapa faktor produksi yang relatif melimpah dari negara tersebut, untuk selanjutnya diekspor. 98 Ekonomi SMA Kelas XI

e. Teori Siklus Hidup Produk Internasional Raymond Vernon

Teori siklus hidup produk internasional memusatkan diri pada ekspansi pasar dan inovasi teknologi yang relatif kurang diperhatikan dalam teori keunggulan komparatif. Teori ini bermanfaat dalam menjelaskan pola-pola perdagangan dari kalangan manufaktur, serta ekspansi penjualan dan produksi dari anak perusahaan multinasional. Teori siklus hidup produk internasional memiliki dua prinsip penting, yaitu 1. eknologi merupakan faktor kritis dalam menciptakan dan membuat produk baru; 2. ukuran dan struktur pasar penting dalam menentukan pola perdagangan. Siklus hidup produk internasional meliputi tahap- tahap sebagai berikut. 1. Pengenalan ditentukan oleh lokasi inovasi, ekspor, dan tenaga kerja. 2. Pertumbuhan. 3. Kedewasaan. 4. Penurunan.

f. Teori Perdagangan Baru

Teori perdagangan baru menyatakan bahwa ada banyak industri dikarenakan skala ekonomis yang substansial sehingga hasilnya lambat laun meningkat untuk spesialisasi. Skala ekonomis terutama berasal dari penyebaran biaya-biaya tetap seperti biaya pengembangan produk baru terhadap keluaran yang lebih banyak. Skala ekonomis ditimbulkan oleh peningkatan efisiensi utilisasi sumber daya. Peningkatan efisiensi menghasilkan produktivitas, yang merupakan sumber penting dari keunggulan komparatif. Sebuah negara dapat merajai ekspor sebuah produk hanya karena memiliki sebuah atau beberapa perusahaan yang pertama kali menghasilkan produk tersebut. g. Teori Similaritas Negara Steffan Linder Teori similaritas negara menyatakan bahwa sebagian besar perdagangan barang-barang pabrikan sebaiknya dilakukan di antara nagara-negara dengan pendapatan perkapita yang serupa dan perdagangan intraindustri dalam barang-barang pabrikan sebaiknya sama. Perusahaan-perusahaan pada mulanya memproduksi barang untuk melayani pasar domestik mereka. Pada saat mereka mengeksplorasi peluang ekspor, mereka menemukan bahwa pasar asing yang paling menjanjikan di negara-negara yang di dalamnya preferensi konsumen mirip dengan yang ada di pasar domestik mereka.